TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tanggal 10 Januari, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memperingati hari jadi atau HUT PDIP sebagai salah satu partai politik terbesar di Indonesia.
Dengan usia yang telah melampaui lima dekade, tepatnya tahun ini memasuki usia 52 tahun, PDIP tidak hanya mencatatkan dirinya sebagai partai politik yang kuat, tetapi juga sebagai simbol perjuangan untuk demokrasi dan keadilan sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut kilas balik perayaan HUT PDIP
Lahirnya PDIP
PDIP memiliki akar sejarah yang panjang, bermula dari pembentukan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada tahun 1973. Saat itu, Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto memutuskan untuk menyederhanakan jumlah partai politik. Lima partai yang berbasis nasionalis dan non-Islam, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Katolik, Partai Murba, dan Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), dilebur menjadi satu partai baru bernama PDI.
Namun, PDI mengalami banyak tantangan, terutama tekanan dari pemerintah Orde Baru yang cenderung mengontrol aktivitas politik partai-partai. Konflik internal di tubuh PDI pun tidak terhindarkan, terutama dalam memilih kepemimpinan partai.
Puncaknya terjadi pada tahun 1996, ketika pemerintah campur tangan dalam kongres PDI di Medan, memicu perpecahan yang melibatkan kubu Megawati Soekarnoputri, putri Proklamator Bung Karno, dan kubu yang didukung pemerintah lewat Soerjadi.
Megawati menjadi simbol perlawanan terhadap otoritarianisme Orde Baru. Setelah perpecahan tersebut, ia mendirikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada 10 Januari 1999. Deklarasi ini menandai kelahiran kembali semangat demokrasi yang kuat dalam tubuh partai. Tanggal 10 Januari pun kemudian ditetapkan sebagai Hari Ulang Tahun PDIP.
Sejak berdirinya, PDIP telah memainkan peran penting dalam kancah politik nasional. Keberhasilan pertama yang signifikan terjadi pada tahun 1999, ketika PDIP memenangkan Pemilu pertama di era reformasi dengan perolehan suara terbanyak. Meskipun Megawati tidak langsung menjadi presiden, ia akhirnya dilantik sebagai Presiden Indonesia pada tahun 2001, menggantikan Abdurrahman Wahid.
Namun, perjalanan politik PDIP tidak selalu mulus. Setelah kekalahan di Pemilu 2004 dan 2009, partai ini harus bekerja keras untuk merebut kembali dukungan rakyat. Momentum kebangkitan PDIP kembali tercipta pada Pemilu 2014, di mana PDIP mendominasi kursi DPR dengan berhasil menguasai mayoritas anggota legislatif.
Lalu di Pilpres, salah satu kadernya Joko Widodo (Jokowi), yang diusung PDIP, terpilih sebagai Presiden Indonesia. Keberhasilan ini berlanjut pada Pemilu 2019, di mana Jokowi kembali memenangi pemilu untuk periode kedua.
Hingga kini, PDIP tetap menjadi kekuatan utama dalam politik Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan menciptakan hatrick di Pemilu Legislatif dimana berturut-turut 2014, 2019 dan 2024 menjadi jawara dengan kursi terbanyak di DPR.
Lalu di akar rumput punya basis massa yang solid dan struktur organisasi yang kuat, PDIP tidak hanya menjadi partai politik, tetapi juga simbol perjuangan rakyat kecil.
Tema HUT ke-52
HUT PDIP tahun ini direncanakan berlangsung secara sederhana. Menurut DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat, di tengah kondisi perekonomian yang sedang sulit, PDIP memilih untuk tidak menggelar perayaan mewah.
"Kalau kita hadapkan HUT partai yang mewah begitu, itu akan menyakiti hati rakyat. Jadi penuh dengan kesederhanaan, tapi secara bermakna dan secara ideologis dan langsung diikuti dengan gerakan kita untuk bisa langsung turun bersama-sama dengan rakyat," kata dia.
Pada acara tersebut, sebanyak 150 potong tumpeng akan dibagikan langsung kepada masyarakat, komunitas, serta warga yang tinggal di sekitar Kantor Partai. Kegiatan serupa juga akan dilakukan di Kantor DPD dan DPC PDIP di berbagai daerah. Para pengurus di tingkat daerah juga diminta untuk bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh senior PDIP, termasuk tokoh-tokoh Partai Nasional Indonesia (PNI) yang masih hidup. Hal ini sebagai wujud penghormatan kepada PNI yang menjadi salah satu fondasi berdirinya PDIP.
HUT PDIP ke-52 kali ini mengusung tema utama "Satyam Eva Jayate" yang berarti "kebenaran akan menang," dengan subtema "Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam." Perayaan ini tidak hanya berfokus pada acara puncak, tetapi juga akan diikuti rangkaian kegiatan seperti festival, seminar, dan agenda kebudayaan yang berlangsung hingga Mei 2025.
Hammam Izzudin, Rachel Farahdiba Regar, Ananda Bintang Purwaramdona berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Kemunculan Hasto Kristiyanto Setelah Digeledah