TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menganggap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini hanya fokus mengejar Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Menurut dia, banyak kasus lain yang perlu menjadi perhatian KPK.
“KPK mosok enggak ada kerjaan lain, yang dituding yang diubrek hanya Pak Hasto,” kata Megawati dalam pidato pembukaan hari ulang tahun (HUT) ke-52 PDIP di Sekolah Partai, di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Jumat, 10 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Megawati mengatakan tersangka KPK lain yang harusnya juga menjadi sorotan. Namun, menurut dia KPK hanya diam. “Banyak yang sudah jadi tersangka tapi (KPK) meneng wae,” ujar dia.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ronny Tapessy menyebut pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini merupakan KPK edisi Jokowi. Hal itu merujuk pada langkah Presiden ke-7 RI menyeleksi pimpinan KPK di akhir masa jabatannya.
Menurut Ronny, Jokowi tidak mempedulikan masukan dari beragam kalangan agar menyerahkan proses seleksi ke pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang saat itu hampir dilantik.
“Di akhir kekuasaannya, mantan presiden Joko Widodo tidak menghiraukan kritik publik, baik dari eks komisioner, eks penyidik, kalangan akademisi, media, dan masyarakat sipil lainnya," kata Ronny dalam konferensi pers bersama tim hukum Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta pada Kamis, 9 Januari 2025.
Ronny menuding KPK langsung menjalankan agenda kriminalisasi sejak awal dilantik. Kriminalisasi itu, kata dia, ditujukan ke Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang menurutnya kritis terhadap Jokowi.
Ketua DPP PDIP yang membidangi hukum ini menilai KPK edisi Jokowi ini mengabaikan sejumlah laporan penting dari masyarakat. "Tidak menindaklanjuti banyaknya laporan masyarakat sipil terhadap dugaan pencucian uang, penyelundupan nikel mentah, skandal izin tambang blok medan, yang diduga melibatkan Bobby Nasution dan keluarga Jokowi lainnya,” kata dia.
Selain itu, ia menduga ada upaya menjebloskan Hasto Kristiyanto ke penjara sebelum pelaksanaan kongres partai terdekat. Ronny menganggap itu menjadi langkah untuk mengganggu konsolidasi partainya.