TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang merespons surat dari Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) terkait pemulihan nama baik Soekarno sebagai presiden pertama RI.
“Kebijakan pimpinan MPR dan Presiden Prabowo tersebut harus menjadi momentum rekonsiliasi nasional,” kata Megawati dalam pidato pembukaan hari ulang tahun (HUT) ke-52 PDIP pada Jumat, 10 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Megawati mengatakan keluarga besar Bung Karno melalui pidato yang disampaikan Guntur Soekarnoputra di Gedung MPR pada 9 September 2024 telah memaafkan segala perlakuan tidak adil kepada Proklamator itu di masa lalu. Menurut Megawati, yang terbaik saat ini adalah upaya merehabilitasi nama ayahnya yang mengalami berbagai tindakan tanpa proses hukum dari rezim Orde Baru.
Menurut Megawati, surat penegasan pimpinan MPR atas tidak berlakunya Tap MPRS Nomor 33 tahun 1967 menegaskan bahwa tuduhan Bung Karno pernah berkhianat mendukung pemberontakan G30S PKI tidak terbukti. “Dan batal demi hukum karena tidak ada proses hukum apa pun hingga Bung Karno wafat pada 21 Juni 1970,” kata dia.
Hari ini, PDIP menggelar peringatan HUT ke-52 di Sekolah Partai, di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat mengatakan agenda ini berlangsung secara sederhana sehingga tidak mengundang perwakilan pemerintah, termasuk Prabowo.
"Terkait undangan, HUT partai ini karena acara sederhana kita tidak mengundang wakil pemerintah, kita tidak mengundang Pak Prabowo misalnya," kata Djarot saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Kamis, 9 Januari 2025.
Djarot mengatakan Prabowo baru akan diundang dalam agenda kongres PDIP. Sebab, Djarot memandang agenda HUT PDIP merupakan acara internal partai sehingga momentum itu akan digunakan sebagai bentuk refleksi partai.
Mantan Gubernur Jakarta itu mengatakan HUT PDIP kali ini digelar secara sederhana. Menurut Djarot, di tengah kondisi ekonomi bangsa juga tidak sedang baik-baik saja, PDIP tidak ingin larut dalam pesta partai yang mewah.
"Kalau kita hadapkan HUT partai yang mewah begitu, itu akan menyakiti hati rakyat. Jadi penuh dengan kesederhanaan, tapi secara bermakna dan secara ideologis dan langsung diikuti dengan gerakan kita untuk bisa langsung turun bersama-sama dengan rakyat," kata Djarot.
Djarot mengatakan pada agenda HUT ini, partai akan menyediakan 150 potong tumpeng yang langsung dibagikan kepada masyarakat, komunitas, terutama ke mereka yang tinggal di sekitar Kantor Partai. Kegiatan ini juga dilakukan di Kantor DPD serta DPC Partai.