TEMPO.CO, Jakarta - Ahli gizi yang bertugas di satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) Ciracas Wiwit Suastika menyatakan menu makan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan untuk penerima manfaat dari golongan anak balita, ibu hamil, dan ibu menyusui disamakan. Hanya saja, terdapat perbedaan massa gram atau berat menu per porsi untuk memenuhi jumlah kalori yang disesuaikan dengan kebutuhan.
“Jadi ini angka kecukupan gizinya yang berbeda. Menunya sama, massa gramnya yang berbeda-beda,” ujarnya yang turut mendampingi agenda pembagian MBG di Posyandu Anyelir 1, Kelurahan Susukan, Ciracas, Jakarta Timur pada Jumat, 10 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan pantauan Tempo di lapangan, menu makan bergizi yang dibagikan sekitar pukul 08.30 di Posyandu Anyelir 1 terdiri dari nasi putih, tumis labu bakso, telur semur, beserta jeruk dan susu kotak sebagai pendamping makanan. Paket-paket makan berwadah stainless steel tersebut dibagikan kepada total 30 peserta yang terdiri dari dua ibu hamil, dua ibu menyusui, dan 26 balita.
Selain Posyandu Anyelir 1, tim SPPG Ciracas dari Yayasan Rumah Aksi Inspirasi turut mengadakan pembagian makan bergizi gratis di Posyandu Dahlia 2 yang masih berada di kecamatan dan kelurahan yang sama. Menu makanan yang sama turut didistribusikan di titik kedua ini kepada total 45 peserta penerima manfaat di hari ini.
Lebih lanjut, dirinya merinci total kilokalori (kkal) dari setiap porsi pada menu yang dibagikan berdasarkan golongan penerima manfaat tersebut. Untuk balita, totalnya 450 kkal, kemudian untuk ibu hamil sebanyak 670 kkal, dan 750 kkal per porsi bagi ibu menyusui.
Lidia, seorang ibu dengan dua anak berusia 2 dan 4 tahun mengaku senang dan cukup puas dengan pemilihan menu di hari ini. Dirinya menyatakan kedua anaknya tampak selera dan lahap dalam menyantap menu-menu tersebut.
“Pada habis tadi, paling (porsi) nasinya aja yang agak banyak untuk ukuran anak balita ya. Kalau untuk lauknya habis, enak, tadi sampai dicocol-cocol bumbu telurnya,” kata perempuan 35 tahun tersebut.
Ia mengungkapkan jenis menu yang didapat pada program MBG hari ini juga merupakan jenis menu yang biasa ia masak di rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan harian sang buah hati, seperti semur dan tumisan.
“Kayak menu-menu rumahan gitu ya. Menu sehari-hari yang dimakan anak, jadi pada doyan,” ujarnya.
Senin lalu, 6 Januari 2025, menjadi hari pertama peluncuran program makan bergizi gratis yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Terdapat total 190 titik dapur SPPG di 26 provinsi yang beroperasi secara serentak untuk membagikan paket-paket makanan ke sekolah-sekolah.
Selain anak sekolah, program ini juga menyasar masyarakat kelompok santri, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui sebagai penerima manfaat. Pemerintah menargetkan program ini mampu mencapai total 3 juta penerima manfaat selama Januari hingga Maret 2025.
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan jumlah tersebut akan terus bertambah hingga mencapai 15 juta pada akhir tahun 2025. “Angka ini terus bertambah secara bertahap, hingga tahun 2029 target 82,9 juta penerima manfaat dapat terpenuhi,” kata Hasan Nasbi dikutip dalam keterangan resmi, Ahad, 5 Januari 2025.