TEMPO.CO, Jakarta - Pagar laut Tangerang sepanjang 30,16 kilometer yang sedang dibongkar berdampak kepada nelayan selama ini. Pagar tersebut membuat nelayan harus memutar layar jika ingin berlayar ke laut.
Sebagai upaya pemulihan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merancang program bantuan yang tepat untuk nelayan terdampak pagar laut 30,16 kilometer di perairan Kabupaten Tangerang, Banten.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Doni Ismanto mengatakan saat ini pihaknya sedang turun ke lapangan untuk berdialog dengan nelayan yang terdampak adanya pagar laut tak berizin tersebut.
Dia menyampaikan bahwa tim KKP turun langsung ke lapangan untuk berdialog dengan nelayan di setiap desa yang terdampak untuk mendengarkan keluhan mereka. "Hasil dari dialog ini akan menjadi dasar bagi kami untuk merancang program bantuan yang tepat secepatnya," katanya pada Selasa, 28 Januari 2025 dilansir dari Antara.
Selain itu, dia mengatakan saat ini KKP bersama semua instansi maritim sedang bekerja keras untuk membongkar pagar laut yang membentang sepanjang garis pantai Tangerang. Dia menyebutkan pembongkaran diprioritaskan membuka jalur nelayan agar bisa kembali melaut.
"Pasalnya keluhan utama adalah keberadaan pagar membuat hasil tangkap nelayan berkurang karena harus memutar melewati pagar bambu, dan biaya operasional naik karena perlu BBM lebih banyak," ucap Doni.
Polri-TNI Bongkar Pagar Laut Tangerang
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (TNI AL) Laksamana Pertama I Made Wira Hady melaporkan bahwa pembongkaran pagar laut di perairan pantai utara Tangerang telah mencapai 18,7 kilometer.
Hady mengatakan pembongkaran sepanjang 18,7 kilometer itu dilakukan tim gabungan dari TNI AL, Polri, KKP, dan nelayan yang dilaksanakan di perairan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Mauk dan Kronjo. "Maka pagar laut yang tersisa masih 11,46 kilometer," katanya di Tangerang, Selasa, dilansir dari Antara.
Ia mengatakan selama proses pembongkaran atau pencabutan pagar laut ini terkendala beberapa faktor, seperti cuaca yang kurang bersahabat sehingga menjadikan kapal-kapal kesulitan melakukan pembongkaran pagar. "Banyaknya keramba serta tinggi 2,5 meter berukuran besar mengganggu manuver kapal menarik bambu," katanya.
TNI Angkatan Laut telah mengerahkan sejumlah peralatan untuk membongkar pagar laut, seperti dua Kal/Patkamla, enam Sea Rider, 12 PK, lima RBB, dua RHIB, serta dibantu puluhan kapal nelayan.
Sementara itu, Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Metro Jaya menargetkan pembongkaran pagar laut Tangerang sepanjang 500 meter tiap harinya.
“Jadi, kita punya target 200 meter sampai 300 meter/hari. Kalau cuacanya bagus bisa 500 meter/hari, " kata Dirpolairud Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Joko Sadono saat ditemui di Gedung Satrilda Pol Air Polda Metro Jaya, Jakarta Utara, Senin, 27 Januari 2025 dilansir dari Antara.
Terkait target pembongkaran pagar laut secara keseluruhan, Joko menjelaskan pihaknya akan mengikuti arahan dari pemangku kepentingan lainnya. "Kita ikut KKP dan Lantamal, yang jelas dari hasil rapat bersama dengan KKP, Lantamal, Polairud dan Bakamla, dan instansi terkait lainnya, diberikan waktu 10 hari. Mudah-mudahan dari 30,16 kilometer semua sudah tercabut semua," tuturnya.