TEMPO.CO, Semarang - Sejumlah awak pers mahasiswa Universitas Islam Negeri atau UIN Walisongo Kota Semarang mengaku mendapat teror. Intimidasi terjadi setelah mereka memberitakan anggota Tentara Nasional Indonesia mendatangi diskusi di kampus tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang anggota TNI menghubungi kru Surat Kabar Mahasiswa Amanat, Moehammad Alfarizy, pada Rabu, 16 April 2025. Seorang yang kemudian diketahui adalah Sersan Satu Rokiman itu meminta berita yang ditulis Moehammad agar tidak dimuat.
Sehari sebelumnya, Moehammad menulis berita tentang anggota TNI yang mendatangi diskusi di Kampus UIN Walisongo pada Senin, 14 April. Diskusi itu digelar Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo. Diskusi mengangkat tema "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik."
Meohammad mengaku dihubungi tentara tersebut melalui pesan singkat dan telepon. "Terus dia langsung bilang mempermasalahkan foto," ujarnya. Setelah berdiskusi dengan redaksi permintaan menghapus berita itu tak dikabulkan.
Melalui telepon tersebut, anggota TNI itu juga menkonfirmasi lokasi kantor redaksi SKM Amanat yang berada di lantai satu gedung unit kegiatan mahasiswa atau UKM. "Dia sempat datang ke kampus," ujar Moehammad.
Prajurit tersebut juga menghubungi Zaenal, Pemimpin Umun Lembaga Pers Mahasiswa Reference. LPM Reference menerbitkan satu laporan tentang kedatangan TNI dalam diskusi KSMW.
Zaenal mengaku mendapat beberapa telepon dan kiriman sejumlah pesan dari Rokiman pada 14 dan 16 April 2025. "Kami diteror telepon dan chat," katanya. "Dua hari berturut-turut tak saya tanggapi. Sehari lima kali."
Kepala Penerangan Daerah Militer IV Diponegoro Letnan Kolonel Inf Andy Soelistyo belum menanggapi soal adanya teror dari anggota TNI saat dimintai konfirmasi melalui pesan Whatsapp.