INFO NASIONAL – Bencana kekeringan telah menjadi tantangan tahunan bagi warga Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada tahun 2023, sebanyak delapan kabupaten di wilayah ini mengalami kekeringan parah, sementara 14 wilayah lainnya berada dalam status siaga. Bahkan, pada tahun lalu, 225 dari 309 kecamatan di NTT ditetapkan dalam kondisi siaga kekeringan. Situasi ini memaksa warga menempuh jarak enam hingga sepuluh kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih dengan harga Rp2.500 per 20 liter.
Salah satu wilayah yang selama ini menghadapi masalah krisis air bersih saat musim kemarau adalah Desa Tanaduen, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, NTT. Kepala Desa Tanaduen, Paulus Johnson Aritos, mengungkapkan bahwa akses air bersih menjadi isu utama yang sering dihadapi warganya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kendala untuk mengakses air bersih di desa kami sering terjadi. Kami terus berusaha memenuhi kebutuhan air bersih dengan berbagai cara karena air sangat penting untuk kesehatan, sanitasi, dan kehidupan sehari-hari,” ujar Paulus.
Namun, harapan Paulus dan masyarakat Desa Tanaduen akhirnya terwujud pada akhir 2024 berkat dukungan Pemerintah Daerah dan PT Pertamina (Persero). Melalui program sanitasi air bersih, Pertamina membangun infrastruktur yang mencakup pengeboran sumur, instalasi pompa, tempat penyimpanan air berkapasitas 4.600 liter, sistem filterisasi, serta jaringan distribusi yang menjangkau rumah-rumah warga.
Sarana air bersih yang telah dibangun ini diserahkan kepada Pemerintah Desa Tanaduen untuk dikelola secara mandiri dan dimanfaatkan bagi seluruh masyarakat. Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga mendorong efisiensi waktu dan biaya dalam pengadaan air bersih, sehingga warga dapat lebih fokus pada aktivitas produktif.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa program sanitasi air bersih merupakan bagian dari komitmen Pertamina dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-6, yaitu menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan.
Pada tahun 2024, Pertamina Group telah membangun 131 titik sanitasi air bersih yang tersebar di berbagai wilayah operasionalnya, meliputi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat Daya.
“Pertamina tidak hanya melayani kebutuhan energi nasional, tetapi juga peduli terhadap kesejahteraan masyarakat. Kami terus mendukung berbagai sektor, termasuk kesehatan, pemberdayaan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan pendidikan. Program Sanitasi Air Bersih ini merupakan salah satu upaya kami agar masyarakat dapat menikmati fasilitas sanitasi yang layak,” kata Fadjar.
Sejalan dengan peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh pada 23 Maret 2025, Pertamina menegaskan kembali komitmennya dalam menjaga ketahanan energi serta mendorong kesejahteraan masyarakat melalui program-program berkelanjutan, termasuk penyediaan air bersih bagi daerah-daerah yang membutuhkan.(*)