.png)
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham menilai bahwa ada pihak yang ingin mengadu domba Partai Golkar dengan Partai Gerindra mengenai munculnya polemik penyaluran liquefied petroleum gas atau elpiji 3 kg kepada masyarakat.
Meski demikian, Idrus mengatakan sejauh ini hubungan kedua partai politik pendukung Presiden Prabowo Subianto tersebut tetap harmonis dan solid. Menurut dia, upaya adu domba itu akan berakhir sia-sia. “Apa pun usaha mereka untuk mengadu domba, apalagi mau memecah antara Gerindra dan Golkar, saya punya keyakinan itu tidak mungkin dilakukan dan pasti orang itu kecewa,” kata Idrus dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada Sabtu, 8 Februari 2025, seperti dikutip dari Antara.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia yang menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatur subsidi elpiji 3 kg agar lebih efisien. Namun kebijakan itu sempat menimbulkan polemik hingga Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan hal itu bukan kebijakan Presiden Prabowo.
Idrus menyebutkan hubungan Bahlil dan Dasco tetap harmonis walaupun kebijakan mengenai elpiji 3 kg itu menuai sorotan publik. Kedua tokoh itu, kata dia, tetap memiliki hubungan yang cair dan produktif.
Menurut dia, Bahlil memiliki karakter kepemimpinan yang sesuai dengan kriteria Presiden Prabowo, yakni berani menghadapi persoalan dan bertanggung jawab atas kebijakan yang diambil. Karena, kata dia, Bahlil bersikap tak cuci tangan dalam polemik elpiji 3 kg. Bahkan, Bahlil langsung menemui rakyat dan pasang badan terhadap kebijakan yang diputuskan. “Nah, ini juga ciri karakter yang sering disampaikan oleh Pak Prabowo, kan begitu,” ujarnya.
Saat ini, pemerintah tetap menginstruksikan agar elpiji 3 kg tetap bisa dijual di tingkat pengecer meskipun sebelumnya sempat dilarang.
Bahlil: Polemik Kelangkaan Elpiji 3 Kg Ujian Kesetiaan Kader Golkar
Adapun Bahlil mengatakan polemik penyetopan penjualan elpiji 3 kg adalah ujian kesetiaan kader partai pada pemimpinnya. Publik sempat mengecam kebijakan Bahlil itu karena menyebabkan kelangkaan elpiji 3 kg di masyarakat. Dalam momen seperti itu, Bahlil mengatakan bisa melihat mana kader yang setia dan kader yang tak patuh pada partai. Dia mengibaratkan dirinya sebagai nahkoda dan kader-kadernya adalah anak buah kapal (ABK).
“Ini untuk menguji, mana ABK yang taat pada tujuan kapal, dan mana yang memang lihat kapal miring justru meloncat,” kata Bahlil dalam pidatonya pada Rapat Kerja Nasional Partai Golkar di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Jakarta Barat, Sabtu.
Dia lalu menyentil Ketua Komisi XII DPR, yang membidangi energi, Bambang Patijaya, agar bersuara mendukung kebijakannya untuk menyetop penjualan elpiji 3 kg secara eceran. “Bapak sebagai Ketua Komisi XII, yang utamanya Partai Golkar, ngomong juga seperti ini,” kata Bahlil. Bambang Patijaya adalah legislator Partai Golkar dari Kepulauan Bangka Belitung.
Bahlil menuturkan penyetopan elpiji 3 kg dari pangkalan ke pengecer dilakukan agar distribusi gas tersebar merata di tingkat bawah. Selama ini, kata dia, pemerintah kesulitan mengawasi penyalurannya ke tingkat pengecer.
Namun dia mengakui ada kekurangan dalam penerapan kebijakan yang dimulai 1 Februari 2025 itu, sehingga memunculkan kelangkaan elpiji 3 kg di masyarakat. “Ini yang kemudian sekarang kita ubah bertahap kita lakukan penataan agar tetap mereka bisa berjalan dan sekarang mereka sudah bisa berjalan,” kata dia.
Bahlil menganggap permasalahan elpiji 3 kg sebagai upaya mempererat kesolidan partai Golkar. Dia mengklaim polemik itu justru memperkuat dukungan Golkar kepada pemerintahan Presiden Prabowo.
M. Raihan Muzzaki dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Reaksi Kabinet Merah Putih atas Pernyataan Prabowo Soal Reshuffle
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
