Rekam Jejak Amran Sulaiman yang Ingin Penjarakan Pengamat

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjadi sorotan setelah menyebut akan memproses hukum seorang pengamat yang disebutnya sebagai musuh negara. Ia menyebut pengamat itu adalah seorang guru besar dari perguruan tinggi ternama. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Banyak yang sudah tahu siapa, proses ini sudah berjalan hingga ke penegak hukum,” kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementan Jakarta, Kamis, 17 April 2025.

Amran melaporkan pengamat tersebut karena dinilai telah menyebarkan opini tanpa dasar. Menurut dia, kritik yang disampaikan oleh pengamat tersebut bukan bermaksud membangun, melainkan untuk kepentingan pribadi. 

“Pengamat ini juga mengkritik target swasembada pangan, menyebutnya tidak jelas. Bahkan terakhir, ia menuding program makan siang dan susu gratis rawan korupsi,” tutur dia. 

Sebelumnya, Amran juga sempat menyampaikan niatnya untuk melaporkan pengamat tersebut dalam pidatonya pada Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-49 Universitas Sebelas Maret. Pidato itu diunggah melalui kanal YouTube resmi UNS pada Rabu, 12 Maret 2025. Dalam kesempatan itu, Amran awalnya memaparkan keberhasilan program cetak sawah rakyat di Merauke, Papua Selatan.

Ia mengklaim proyek tersebut berjalan dengan lancar, dan menargetkan pencetakan lahan hingga 3 juta hektare dalam waktu tiga tahun. Namun, menurut Amran, target itu bisa terhambat jika ada pihak-pihak yang menghalangi, misalnya pengamat.

"Maaf karena ada juga pengamat ternyata adalah musuh negara. Sebentar lagi, maaf Pak Rektor dan Guru Besar, tapi sebentar lagi kemungkinan besar dipenjara. Dia bagian dari masalah di republik ini," ucap Amran seperti dipantau dari kanal YouTube Universitas Sebelas Maret pada Selasa, 15 April 2025.

Lalu, seperti apa profil Menteri Amran Sulaiman yang bakal penjarakan pengamat? 

Profil Amran Sulaiman

Andi Amran Sulaiman lahir di Bone, Sulawesi Selatan, pada 27 April 1968. Ia merupakan anak ketiga dari dua belas bersaudara. Ayahnya merupakan seorang veteran yang bernama Andi B. Sulaiman Dahlan Petta Linta dan ibunya Andi Nurhadi Petta Bau.

Amran Sulaiman adalah keturunan jauh dari Raja Bone ke-23. Saat kecil, dia tumbuh di daerah Barru, Sulawesi Selatan. Setelah memasuki usia sekolah, dia pun kembali ke Bone untuk menyelesaikan pendidikannya.

Andi Amran Sulaiman diketahui menyelesaikan kuliah S1 hingga S3 bidang ilmu pertanian di Universitas Hasanuddin. Sebagai akademisi, Amran juga aktif melakukan penelitian di bidang pertanian.

Adapun pendidikan dan sebagian besar karier Amran banyak bersinggungan dengan bidang pertanian. Ia juga tercatat sebagai dosen ilmu pertanian di Universitas Hasanuddin, Makassar.

Amran juga merupakan sepupu Andi Syamsuddin Arsyad atau dikenal, Haji Isam pemilik PT Jhonlin Agro Raya yang merupakan anak usaha dari Jhonlin Grup di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Haji Isam merupakan konglomerat asal Kalsel yang dikenal dekat dengan Jokowi. Haji Isam bahkan pernah menjabat sebagai Wakil Bendahara Tim Pemenangan Jokowi - Ma'ruf Amin. 

Jejak Karir Amran Sulaiman

Saat ini, Amran menjabat sebagai Menteri Pertanian (Mentan) Kabinet Merah Putih periode 2024-2029 era Presiden Prabowo Subianto. Amran sebelumnya dipilih presiden Ke-7, Jokowi, sebagai Menteri Pertanian di Kabinet Kerja pada 2014-2019. Kemudian ia kembali Mengisi pos menteri pertanian untuk sisa masa jabatan 2019-2024, Amran Sulaiman menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang terjerat kasus dugaan korupsi.

Amran sendiri memulai kariernya dengan bekerja di PT Perkebunan Nusantara XIV. Berawal dari posisi kepala operasi lapangan di sebuah pabrik gula pada 1994, Amran dipromosikan sebanyak empat kali dalam enam tahun pertamanya bekerja. Dia pun sempat menduduki posisi sebagai kepala logistik.

Setelah 15 tahun bekerja di pabrik tersebut, Amran memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri. Dia membuat produk racun tikus sendiri dan mematenkannya dengan nama Tiran, singkatan dari tikus diracun Amran. Sejak saat itu, usahanya pun berkembang pesat dan telah melebarkan sayap ke berbagai industri lain dengan membentuk Tiran Group.

Terdapat beberapa unit bisnis yang dimiliki oleh Tiran Group. Beberap unit bisnis itu di antaranya adalah PT Tiran Indonesia (tambang emas), PT Tiran Sulawesi (perkebunan tebu dan sawit), PT Tiran Makassar (distributor Unilever), PT Tiran Bombana (emas, timah hitam), PT Tiran Mineral (tambang nikel), PT Amrul Nadin (SPBU percontohan Maros), CV Empos Tiran (produsen rodentisida), CV Profita Lestari (distributor pestisida), CV Empos (distributor Semen Tonasa), dan PT Bahteramas (pabrik gula di Konawe Selatan).

Pada 2007 silam, pria berusia 55 tahun ini mendapat penghargaan tanda kehormatan Satyalancana Pembangunan di Bidang Wirausaha Pertanian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemudian pada Oktober 2014, Amran ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Pertanian ke-27. Dia pun menargetkan swasembada 4 komoditas pangan utama, yakni beras, jagung, kedelai dan gula. 

Dede Leni Mardianti dan Daniel A. Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online