TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ciracas turut mendistribusikan 300 porsi paket makanan untuk ibu hamil dan menyusui yang berada di Kelurahan Susukan pada hari peluncuran program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dalam penerapannya, SPPG Ciracas bekerja sama dengan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) untuk membagikan paket-paket makanan tersebut.
“Di sini sudah melalui RPTRA. Jadi teman-teman di dapur Ciracas ini udah melakukan juga kepada ibu hamil. Jumlanya 300 orang,” ujar Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan Prita Laura saat ditemui usai pembagian makan bergizi di SMPN 174 Susukan pada Senin, 6 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Uji coba penyaluran yang dilakukan SPPG Ciracas kepada ibu hamil dan menyusui ini sudah dimulai beberapa waktu sebelumnya, yakni sejak akhir Desember 2024. Selain RPTRA, SPPG Ciracas turut bekerja sama dengan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan pos layanan terpadu (Posyandu) dalam mekanisme pembagian paket makanan bergizi gratis.
“Iya, sudah dilakukan uji coba 27, 28, 29 (Desember), dan dilakukan di hari ini juga,” kata dia.
Sementara itu, Penjabat atau Pj Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) bagi ibu hamil di Jakarta akan dimulai secara resmi pada Kamis, 9 Januari 2025. Sebagaimana diketahui, selain menyasar sekolah, program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut memang menyasar ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
“Insya Allah untuk wilayah DKI akan mulai 9 Januari, ini program yang include ibu hamil,” kata Teguh kepada wartawan usai meninjau pelaksanaan program MBG di SMPN 61 Jakarta pada Senin, 6 Januari 2025.
Nantinya, terdapat dua skema penyaluran yang dilakukan oleh Posyandu di masing-masing daerah. Hal ini sebagaimana dijelaskan Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi.
Skema pertama, kata dia, kader Posyandu yang mengantarkan makanan kepada para ibu hamil ke rumahnya. Sementara skema kedua, ibu hamil dapat mengambil secara mandiri makanan bergizi ke Posyandu terdekat.
“Tapi skema 2 ini tentu saja tidak bisa kepada ibu-ibu yang kehamilannya sudah sangat besar ya, karena mobilitasnya kan harus dibatasi,” kata Dedek.
Setelah makanan tersebut dikonsumsi, kader Posyandu kemudian menjemput wadah makan ke rumah-rumah para ibu hamil. Dedek mengatakan, program MBG ini sekaligus sebagai proses aktivasi besar-besaran seluruh Posyandu di Indonesia.
Oyuk Ivani S berkontribusi dalam penulisan artikel ini.