INFO NASIONAL - Kabupaten Jepara menyimpan beberapa tempat menarik untuk dikunjungi. Sebagian di antaranya berada di perbukitan luar kota kabupaten. Salah satunya adalah Gua Tritip yang terletak di Desa Ujung Watu, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara.
Berjarak sekitar 50 kilometer arah utara dari pusat Kota Jepara dan perlu sekitar 90 menit perjalanan darat menuju lokasi. Lokasi Gua Tritip secara geografis lebih dekat dengan Kabupaten Pati. Tepatnya berbatasan dengan Desa Puncel, Kecamatan Dukuhseti.
Informasi lokasi di Google Maps akan memudahkan navigasi ke tempat wisata unik ini. Meski terbilang cukup jauh dari ibu kota kabupaten, jalan menuju lokasi sudah beraspal dan dapat diakses menggunakan kendaraan bermotor roda dua dan empat hingga seukuran bis. Masyarakat di sekitar lokasi gua juga siap menyambut dengan ramah para pengunjung Gua Tritip.
Gua Tritip berada di sebelah utara Benteng Portugis yang juga menjadi obyek wisata sejarah. Di bagian selatan Gua Tritip terdapat bukit tinggi yang ditumbuhi pepohonan liar. Pengunjung dapat melakukan aktivitas hiking maupun tracking mengelilingi bukit kemudian menuju puncaknya untuk melihat pemandangan laut dan perbukitan sekitar kawasan wisata. Para wisatawan dapat menikmati keindahan laut yang dihiasi dengan hamparan pasir putih yang bersih dan cantik dari ketinggian.
Juru kunci Gua Tritip Masrukin menuturkan, kawasan ini dulunya merupakan dasar laut. Seiring perubahan geologis dan pendangkalan akhirnya dasar laut ini terangkat ke permukaan dan menjadi bukit berbatu besar. Batuan raksasa yang mengelilingi Gua Tritip menjadi objek foto yang menarik bagi para wisatawan. Menurut Masrukin, penamaan gua itu karena lokasi gua berada di antara celah batu dengan tekstur yang tidak rata (bahasa Jawa disebut Tritip).
Daya tarik Gua Tritip yang menjadi magnet wisatawan karena lokasi ini diyakini merupakan tempat sakral untuk memanjatkan doa. Lokasi yang berada di puncak perbukitan, ditambah dengan adanya batu-batu besar yang dikelilingi pepohonan menjadikan banyak orang untuk melakukan aktivitas ritual.
Menurut Masrukin, banyak pengunjung yang datang pada malam Jumat Wage. Mereka akan memanjatkan doa kepada Sang Pencipta di tempat yang dipercaya sakral itu. Doa yang dipanjatkan beragam, mulai dari karir, jodoh, pekerjaan, hingga rejeki. Masrukin mengatakan ketika permintaan dan hajat terpenuhi akan kembali ke lokasi dan mengadakan pesta syukuran atau doa syukur. Mereka akan membawa makanan komplit (lawuh kulub dan gesek) untuk dimakan bersama keluarga.
Cerita lokal menuturkan Gua Tritip merupakan petilasan kapal milik Joyo Kusumo yang saat ini tersisa potongan bagian kayu kapal. Di masa lalu kapal itu menjadi pertapaan Joyo Kusumo. Menurut cerita warga setempat, kayu potongan kapal tersebut dulunya adalah tempat pertapaan. Konon jika kayu potongan kapal tersebut dibakar akan muncul api biru, akan tetapi akan membawa petaka atau musibah bagi orang yang membakar kayu tersebut.
Gua Tritip juga menyimpan debit air yang melimpah yang mencukupi untuk kebutuhan masyarakat sekitar. Hal ini karena masih terjaga ekosistem di sekitar gua.
Jika Anda sudah puas berwisata di Gua tritip, ada baiknya melanjutkan ke lokasi sekitarnya yang tak kalah menarik, di antaranya: pemandangan lahan pertanian alam berupa terasering di lereng perbukitan yang alami dan tertata; jalur wisata perbukitan sepanjang kurang lebih satu kilometer dengan kontur perbukitan yang menawarkan pemandangan alam di atas bukit; spot foto dan tempat istirahat dengan background pegunungan, persawahan, pepohonan, dan pantai; gardu pandang dengan view laut lepas; ayunan langit yang berada di atas bukit; sunset dan sunrise.
Gua Tritip juga sangat potensial untuk dikembangkan menjadi arena flying fox dan paralayang, camping ground, offroad track atau jalur wisata untuk sepeda downhill dan motor trail dengan jalur perbukitan yang memacu adrenalin, serta open space untuk tempat pertunjukan atau acara.
Destinasi wisata pendukung di sekitar kawasan Gua Tritip juga layak dikunjungi, seperti hutan mangrove Ujung Watu yang merupakan kampung penghasil bandeng yang menjadi tempat oleh-oleh bagi para pengunjung. Juga terdapat Benteng Portugis untuk wisata sejarah, Pulau Mandalika sebuah pulau kecil di Pantai Utara Jawa Tengah yang memiliki situs berupa makam yang konon merupakan ayah dari Sunan Muria.
Saat ini, pengelolaan Gua Tritip dilakukan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang salah satu tugasnya melakukan penyelamatan dan pemanfaatan aset kabupaten, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Bagaimana? Tertarik mengeksplorasi wisata Kabupaten Jepara? (*)