137 Siswa SMKN 1 Depok Tak Bisa Ikut SNBP 2025, Sekolah Diduga Lalai Isi PDSS

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Depok - Sebanyak 137 siswa eligible di SMK Negeri 1 Depok terancam tidak ikut dalam Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) lewat Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Penyebabnya, pihak sekolah diduga lalai mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

Atas kelalaian tersebut mereka menggeruduk dan meminta pertanggungjawaban pihak sekolah yang beralamat di Jalan Bhakti Suci Nomor 100, Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos, Depok, Kamis, 6 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Awalnya, para siswa datang dari sebelah selatan sambil membawa sejumlah spanduk sambil berteriak meminta pertanggungjawaban pihak sekolah. Kemudian, mereka sempat melakukan orasi dan coba merangsek masuk ke dalam sekolah, tetapi ditahan sekuriti dan Babinsa kelurahan setempat yang turut memonitoring aksi tersebut.

“Enggak cukup minta maaf, enggak cukup,” teriak para siswa.

Lantaran tidak puas hanya bertahan di depan pintu masuk sekolah, akhirnya para siswa nekat mendorong sekuriti serta Babinsa hingga masuk ke dalam sekolah.

Para siswa langsung merangsek ke lapangan sambil membentangkan spanduk dan meneriakkan kekecewaan mereka yang disambut riuh seluruh siswa yang menonton dari balkon lantai 2 dan 3 sekolah itu. Meski hujan, mereka tidak beranjak dari lapangan dan perwakilan pihak sekolah menemui para siswa sambil memberikan penjelasan terkait kelalaian mengisi PDSS tersebut.

Salah satu siswa, VR mengaku kecewa karena ia menggantang harapan masuk ke perguruan tinggi negeri melalui SNBP. "Perjuangan buat naikin nilai itu lumayan susah, karena ini kan SMK negeri, jadi butuh banget (usaha) buat naikin nilainya. Jujur kecewa banget," kata VR.

VR mengungkapkan perjuangannya selama 3 tahun belajar dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB dan kerap mengerjakan project kerja kelompok sampai larut malam.

"Project kan enggak tanggung-tanggung ya, sampai jam 11 malam buat mengejar nilai," kata VR.

VR menerangkan akibat dari kelalaian mengisi PDSS, ada sebanyak 137 siswa eligible di SMKN 1 Depok terdampak dan pupus harapan masuk PTN. Untuk itu, VR meminta agar pihak sekolah memberikan klarifikasi dan kompensasi, karena siswa masih butuh seperti les tambahan untuk Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT).

"Dibilang untuk ikut UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) saja kita belum maksimal, jadi kami butuh les tambahan sama pengurangan jadwal PKL (Praktik Kerja Lapangan), keringan waktu PKL lah," kata VR.

Sebab, menurut VR, mereka harus mengikuti PKL sampai 30 April 2025 sehingga waktunya terbatas untuk belajar mempersiapkan diri mengikuti UTBK. "Kami butuh keringanan itu," ucap VR.

Sebelumnya, wali murid diundang untuk membahas terkait permasalahan tersebut, namun pihak sekolah meminta waktu untuk berkoordinasi dengan pusat.

Sementara itu, salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya mengaku kecewa dengan SMKN 1 Depok karena tidak becus mengisi PDSS anaknya. "Ini karena keterlambatan menginput data ke sistem PDSS. Saya mau anak saya masuk universitas negeri, kalau saya sebut nama saya nanti dibuat susah lulus di sini,” kata dia.

Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah belum bersedia memberikan keterangan kepada wartawan.

Diketahui, Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Panitia SNPMB 2025 Eduart Wolok mengatakan pihaknya memberikan kesempatan bagi sekolah untuk menyelesaikan finalisasi pengisian PDSS hingga 5 Februari 2025.

Kebijakan ini diambil setelah ditemukan sejumlah sekolah yang belum menyelesaikan finalisasi pengisian PDSS hingga batas akhir pada 31 Januari 2025 untuk mengikuti SNBP.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online