Jakarta -
Menstruasi atau haid merupakan proses alami yang dialami oleh perempuan setiap bulan. Namun, siklus menstruasi bisa berubah bahkan sampai telat. Lantas berapa batas telat haid yang perlu diwaspadai?
Haid yang terlambat beberapa hari biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, batas telat haid beberapa minggu bisa menjadi tanda kehamilan atau kondisi yang mendasarinya. Faktor-faktor seperti perubahan berat badan dan stres dapat memengaruhi siklus menstruasi.
Batas telat haid dan tanda harus ke dokter
Jika Bunda tidak memiliki kondisi yang memengaruhi siklus menstruasi, periode menstruasi seharusnya dimulai dalam rentang 24 hingga 38 hari setelah periode terakhir, tergantung pada siklus Bunda yang biasanya.
Namun jika Bunda sudah terlambat 7 hari dari tanggal haid yang diperkirakan, itu dianggap terlambat. Setelah 6 minggu,Bunda bisa menganggapnya sebagai batas telat haid.
Dikutip laman Webmd, Jonathan Scher, asisten profesor klinis obstetri dan ginekologi di Mt. Sinai Medical Center di New York City mengatakan hanya ada tiga kali dalam hidup seorang perempuan ketika menstruasinya bisa tidak teratur tetapi sepenuhnya normal.
Tiga waktu tersebut adalah setelah menstruasi pertama, atau menarche. Beberapa periode pertama setelah keguguran, aborsi, atau melahirkan dan sebelum menopause. Selama waktu-waktu ini, ovulasi tidak terjadi.
"Jika seorang wanita berada dalam usia reproduktif, perubahan apa pun dalam pola menstruasinya yang berbeda lebih dari seminggu, baik lebih cepat atau lebih lambat, itu dianggap tidak normal. Pendarahan berat, pendarahan di antara periode termasuk bercak darah ringan dan terlambatnya menstruasi, semuanya harus dilaporkan kepada dokter," tutur Jonathan Scher.
Penyakit yang bisa memicu telat haid
Berikut beberapa penyakit yang dapat mempengaruni batas telat haid dikutip laman Healthline.
1. Perubahan berat badan
Perubahan berat badan yang drastis dapat memengaruhi waktu menstruasi. Peningkatan atau penurunan lemak tubuh yang ekstrem, misalnya, dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang membuat menstruasi terlambat atau bahkan berhenti sama sekali.
Selain itu, pembatasan kalori yang berat memengaruhi bagian otak dengan sistem endokrin dan memberikan instruksi untuk pembuatan hormon reproduksi. Ketika saluran komunikasi ini terganggu, pola hormon bisa berubah.
2. Aktivitas fisik berlebihan
Aktivitas fisik atau program latihan berlebih juga bisa menyebabkan menstruasi terlewat atau tidak teratur. Ini paling sering terjadi pada mereka yang berlatih selama beberapa jam sehari. Hal ini terjadi karena, baik secara sengaja maupun tidak, Bunda membakar lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi.
Ketika membakar terlalu banyak kalori maka tubuh tidak memiliki cukup energi untuk menjalankan semua sistemnya. Latihan yang lebih intens dapat meningkatkan pelepasan hormon yang dapat memengaruhi menstruasi. Menstruasi biasanya kembali normal begitu Bunda mengurangi intensitas latihan atau meningkatkan asupan kalori.
3. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah sekumpulan gejala yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon reproduksi. Banyak orang dengan PCOS tidak berovulasi secara teratur. Akibatnya, periode menstruasi bisa mengalami hal berikut:
- Lebih ringan atau lebih berat dari menstruasi pada umumnya
- Tiba pada waktu yang tidak konsisten
- Hilang sepenuhnya
Gejala PCOS lainnya dapat dapat Bunda alami:
- Rambut wajah dan tubuh yang berlebihan atau kasar
- Jerawat di wajah dan tubuh
- Rambut rontok
- Kenaikan berat badan atau kesulitan menurunkan berat badan
- Patches kulit gelap, sering kali di lipatan leher, selangkangan, dan bawah payudara
- Kutil kulit di ketiak atau leher
- Infertilitas
4. Penyakit kronis
Beberapa masalah kesehatan kronis, terutama penyakit celiac dan diabetes dikaitkan dengan ketidakteraturan menstruasi. Penyakit celiac adalah penyakit autoimun yang memengaruhi sistem pencernaan. Ketika orang dengan penyakit celiac mengonsumsi gluten, sistem kekebalan tubuh mereka bereaksi dengan menyerang lapisan usus kecil.
Ketika usus kecil rusak, hal ini mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi dari makanan. Ini dapat menyebabkan kekurangan gizi, yang memengaruhi produksi hormon normal dan menyebabkan menstruasi terlewat serta ketidak teraturan menstruasi lainnya.
Mereka yang menderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 juga mungkin mengalami menstruasi yang terlewat dalam kasus yang jarang terjadi. Ini cenderung hanya terjadi ketika kadar gula darah tidak terkelola dengan baik.
5. Masalah tiroid
Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu di leher yang menghasilkan hormon yang membantu mengatur banyak aktivitas dalam tubuh, termasuk siklus menstruasi. Ada beberapa kondisi tiroid yang umum, termasuk hipotiroidisme dan hipertiroidisme.
Baik hipotiroidisme maupun hipertiroidisme dapat memengaruhi siklus menstruasi dan menyebabkan ketidak teraturan, tetapi hipertiroidisme lebih mungkin menyebabkan menstruasi terlambat atau terlewat. Terkadang, menstruasi bisa hilang selama beberapa bulan.
Gejala lain dari masalah tiroid meliputi:
- Palpitasi jantung
- Perubahan nafsu makan
- Perubahan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Kecemasan atau kegelisahan
- Tremor tangan ringan
- Kelelahan
- Perubahan pada rambut
- Kesulitan tidur
6. Menopause dini
Menopause dini yang juga dikenal sebagai insufisiensi ovarium prematur, terjadi ketika ovarium Bunda berhenti berfungsi sebelum usia 40 tahun. Ketika ovarium tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka berhenti memproduksi berbagai hormon, termasuk estrogen. Seiring penurunan kadar estrogen yang sangat rendah, akan mulai mengalami gejala menopause.
7. Penggunaan kontrasepsi hormonal
Penggunaan kontrasepsi hormonal misalnya pil KB dapat membuat menstruasi mereka sangat teratur. Namun, terkadang pil ini bisa memiliki efek sebaliknya, terutama selama beberapa bulan pertama penggunaannya.
Demikian pula, ketika Bunda berhenti menggunakan pil KB, bisa memakan beberapa bulan untuk siklus menstruasi kembali normal. Ketika tubuh kembali ke kadar hormon dasarnya mungkin akan melewatkan periode menstruasi selama beberapa bulan.
Jika menggunakan metode kontrasepsi hormonal lainnya, seperti alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), implan, atau suntikan, Bunda mungkin akan berhenti mendapatkan menstruasi sepenuhnya.
Cara menghitung telat haid dan dikatakan hamil
Jika ada kemungkinan Bunda hamil dan siklus menstruasi biasanya teratur, sudah saatnya untuk melakukan tes kehamilan.
Tes kehamilan terbaik dilakukan sekitar 1 minggu setelah periode menstruasi seharusnya dimulai. Melakukan tes terlalu awal dapat menghasilkan hasil negatif meskipun Bunda hamil. Hal ini disebabkan karena terlalu cepat untuk tes mendeteksi hormon kehamilan dalam urine.
Namun jika siklus menstruasi biasanya tidak teratur maka bisa lebih sulit menentukan waktu yang tepat untuk melakukan tes kehamilan. Sebaiknya Bunda melakukan beberapa tes selama beberapa minggu atau berkonsultasi dengan dokter obgyn untuk memastikan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)