Film Fantasi Berbahaya untuk Tumbuh Kembang Anak, Benarkah? Simak Faktanya

5 hours ago 4

Jakarta -

Saat ini sudah banyak film menarik yang diperuntukkan untuk anak-anak, terutama dari genre fantasi. Namun, tak sedikit orang beranggapan bahwa film fantasi kurang baik untuk perkembangan anak, terutama dari segi kognitif. Seperti apa faktanya?

Dikutip dari Greater Good Magazine, sebuah temuan dari studi baru menunjukkan bahwa cerita dalam film juga bisa bermakna bagi anak-anak.

Studi dari jurnal Media Psychology melakukan penelitian terhadap anak-anak berusia antara 4 dan 15 tahun. Ditemukan bahwa cerita film bisa bermakna bagi anak-anak dalam beberapa cara, terutama jika didampingi oleh orang tua. 

Benarkah genre fantasi berbahaya bagi tumbuh kembang anak?

Para peneliti masih terus mencari tahu, Bunda. Salah satu dugaan kuatnya adalah bahwa anak-anak di bawah usia 6 tahun memiliki sumber daya kognitif yang terbatas, untuk mengingat semua hal bertentangan dengan fakta.

Upaya tersebut terlalu melelahkan, membuat mereka memiliki lebih sedikit sumber daya untuk melakukan tugas fungsi eksekutif lain segera setelahnya.

Dikutip dari Parenting Science, hal ini masih belum sepenuhnya jelas. Namun dipercaya bahwa efek ini dipengaruhi oleh usia anak. 

Misalnya dalam salah satu eksperimen ditemukan anak berusia 7 tahun tidak mengalami penurunan kinerja fungsi eksekutif setelah menonton film fantasi.

Selain itu, bukti lain juga menemukan bahwa anak-anak prasekolah tidak menunjukkan perubahan fungsi eksekutif segera setelah orang dewasa membacakan mereka cerita fantasi.

Manfaat menonton film fantasi bagi anak

Jika didampingi dengan tepat, menonton film fantasi sebenarnya dapat memberikan banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak. Beberapa di antaranya seperti:

1. Meningkatkan kecerdasan sosial

Saat menonton film, anak-anak belajar memahami perasaan, motif, dan perilaku karakter dalam film, menggunakan keterampilan kecerdasan sosial mereka. Mereka juga mengembangkan keterampilan ini lebih jauh saat mereka ditantang dalam memahami cerita.

Tak hanya kesadaran tentang motif dan perasaan orang lain, tetapi juga kesadaran tentang perasaan mereka sendiri. 

2. Belajar mengenal tentang moral yang baik

Dalam adegan-adegan film tentang kasih sayang dan persahabatan, anak belajar tentang kebaikan dan keberanian.

Sama seperti orang dewasa, anak-anak dapat meneteskan air mata atau mata berkaca-kaca atau merinding saat mengalami keindahan moral. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perasaan terkait moral mulai muncul sekitar usia 8 tahun.

3. Menambah wawasan tentang kehidupan

Saat menonton film, anak-anak didorong untuk mengikuti perjalanan tokoh utama dan bisa memperoleh wawasan yang sama dengannya. Dalam judul-judul film tertentu, anak-anak juga menemukan bahwa kesedihan itu penting dan kolaborasi antara semua emosi diperlukan untuk menjalani hidup yang penuh dan bahagia.

4. Menginspirasi anak untuk tidak menyerah

Semakin banyak wawasan yang diperoleh anak-anak saat menonton, semakin bermakna cerita tersebut bagi mereka. Secara keseluruhan, temuan penelitian menunjukkan bahwa cerita dapat menjadi cara yang lebih cepat bagi anak-anak untuk memperoleh pengalaman hidup.

5. Merangsang kreativitas

Penelitian dalam jurnal Science Daily oleh Lancaster University menemukan bahwa menonton film fantasi dapat meningkatkan imajinasi dan kreativitas anak. 

"Pemikiran tentang fantasi dan dunia magis memungkinkan anak-anak untuk menciptakan dunia imajiner yang fantastis. Hal ini meningkatkan kapasitas anak-anak untuk melihat dunia dan bertindak berdasarkan dunia tersebut dari berbagai perspektif, serta memperluas imajinasi," tulis peneliti Dr Eugene Subbotsky, Claire Hysted dan Nicola Jones dari Lancaster University, Inggris.

6. Mengembangkan kemampuan membaca emosi

Genre fantasi tertentu dapat meningkatkan pemahaman anak terhadap emosi orang lain. Membayangkan realitas alternatif dapat menjadi latihan yang baik untuk membayangkan apa yang terjadi di kehidupan orang lain.

7. Mengenal kata-kata baru

Dari film, anak-anak juga bisa belajar mengenal dan mempelajari kosa kata baru. Namun untuk hal ini, diperlukan pendampingan dari orang tua agar anak terhindar dari risiko pengenalan kata-kata yang kasar.

Cara membantu anak belajar dari film fantasi

Orang tua atau orang dewasa lainnya dapat mendukung anak-anak dalam memperoleh wawasan baru dari film, acara TV, atau buku fantasi dengan pendampingan. Selain itu, berikan ruang terbuka untuk berdiskusi dengan anak terkait jalan cerita.

1. Diskusi tentang karakter

Untuk mendorong anak-anak memahami emosi dan perilaku karakter, tanyakan pertanyaan seperti: "Menurutmu apa yang dia rasakan?" atau "Menurutmu apa yang mengubah pikirannya?".

2. Mengenal tentang perilaku karakter

Untuk menemukan bagian mana yang menantang bagi mereka, tanyakan kepada anak-anak apa yang membuat mereka berpikir: "Apakah ada bagian dari cerita yang ingin kamu diskusikan?" atau "Siapa karakter yang paling menarik menurutmu?".

3. Bicarakan tentang keindahan moral

Perluas wawasan tentang keindahan moral anak, salah satunya dengan bertanya adegan film mana yang menurutnya paling indah.

Penting untuk selalu menghargai jawaban anak-anak dan mengingat bahwa terkadang mereka perlu waktu untuk memahami segalanya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online