Jakarta -
Menjalani program IVF atau in vitro fertilization bukanlah perjalanan yang mudah. Di balik harapan besar untuk hadirnya buah hati, ada proses panjang yang kadang membuat tubuh dan hati Bunda diuji.
Setiap tahapan memiliki tantangannya sendiri, mulai dari perubahan fisik, emosi yang naik turun, hingga rasa harap yang begitu besar. Berikut adalah 5 tahap prosedur IVF dan apa saja yang mungkin Bunda rasakan di tiap langkahnya:
1. Tahap stimulasi ovarium
Tahap awal IVF adalah stimulasi ovarium. Bunda akan menerima suntikan hormon (seperti FSH) untuk merangsang produksi banyak sel telur. Proses ini berlangsung antara 8–14 hari. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Fertility and Sterility, suntikan hormon dapat memicu gejala seperti ketidaknyamanan di perut dan perubahan mood.
Yang mungkin Bunda rasakan:
- Rasa kembung atau tidak nyaman di area perut bawah.
- Suasana hati yang naik turun karena perubahan hormon.
- Rasa gugup namun juga semangat karena proses sudah dimulai.
- Ini adalah masa di mana Bunda butuh banyak dukungan. Jangan ragu untuk bercerita pada pasangan atau orang terdekat.
2. Tahap pengambilan sel telur
Dilansir dari Mayo clinic, setelah folikel matang, dokter akan melakukan proses pengambilan sel telur (ovum pick-up) melalui prosedur kecil yang biasanya menggunakan bius ringan.
Ada beberapa cara berbeda untuk mengambil sel telur, mulai dari USG transvaginal hingga operasi perut atau laparoskopi. Kram mengikuti prosedur. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Psychomatic mencatat bahwa kebanyakan pasien mengalami kecemasan sebelum tindakan dan nyeri ringan setelahnya.
Yang mungkin Bunda rasakan:
- Deg-degan menjelang tindakan medis
- Rasa tidak nyaman atau nyeri ringan setelah prosedur
- Cemas menunggu jumlah dan kualitas sel telur yang berhasil diambil
Bunda disarankan untuk istirahat penuh dan menghindari aktivitas berat setelah tahap ini.
3. Tahap fertilisasi dan pemantauan embrio
Di laboratorium, sel telur akan dibuahi dengan sperma dan mulai tumbuh menjadi embrio. Proses ini dipantau selama beberapa hari. Di sinilah keajaiban mulai tumbuh. Namun menurut studi dalam Human Reroduction Update, menyebutkan bahwa ketidakpastian di tahap ini sering memicu tekanan psikologis.
Yang mungkin Bunda rasakan:
- Perasaan pasrah tapi penuh harapan
- Cemas menunggu kabar perkembangan embrio dari tim medis
- Keinginan kuat untuk semuanya berjalan lancar
Di sinilah Bunda mungkin merasa tidak berdaya karena semuanya tergantung pada proses alami dan teknologi.
4. Tahap transfer embrio
Setelah embrio berkembang, dokter akan memasukkan satu atau dua embrio ke dalam rahim. Ini adalah tahap yang sangat penting dan menandai awal kemungkinan kehamilan.
Yang mungkin Bunda rasakan:
- Deg-degan sekaligus optimistis
- Rasa kram ringan setelah prosedur
- Tekanan batin karena berharap embrio bisa menempel dan tumbuh
Beberapa Bunda memilih untuk lebih banyak beristirahat dan menjaga emosi tetap stabil di masa ini.
Setelah transfer, Bunda akan menunggu sekitar 14 hari sebelum melakukan tes kehamilan. Ini dikenal sebagai two-week wait atau menunggu sekitar dua minggu sebelum tes kehamilan. Ini adalah masa penuh harapan sekaligus kecemasan.
Yang mungkin Bunda rasakan:
- Sensitif terhadap gejala-gejala kecil di tubuh
- Perubahan suasana hati yang ekstrem
- Doa dan harapan yang tak henti-henti
Tak sedikit Bunda yang menghindari stres dan mencoba fokus pada hal-hal yang positif untuk menjaga kesehatan mental.
Setiap langkah yang Bunda ambil adalah bentuk keberanian luar biasa. Jika di tengah jalan Bunda merasa lelah, sedih, atau ingin menyerah, itu adalah hal yang sangat manusiawi. Jangan ragu untuk mencari dukungan, baik dari pasangan, keluarga, teman, maupun tenaga profesional.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)