5 Penyebab Anak Menggertakkan Gigi saat Tidur dan Dampaknya Bagi Kesehatan

1 month ago 56

Jakarta -

Bunda mungkin memperhatikan Si Kecil terus-menerus menggertakkan mulutnya saat tidur. Hal tersebut dapat disertai dengan suara gemeratak saat gigi bergesekan. Ini semua merupakan tanda bahwa Si Kecil mungkin menggertakkan giginya.

Wajar untuk merasa khawatir jika Bunda memperhatikan anak menggertakkan gigi saat tidur. Hal ini disebut bruksisme tidur. Menggertakkan atau mengatupkan gigi mungkin merupakan respons tak sadar terhadap stres dan kecemasan.

Menggertakkan gigi sangat umum terjadi pada anak-anak saat mereka tidur, karena otot-otot rahang berkontraksi saat tidur. Jika kontraksi rahang tersebut terlalu kuat, hal itu dapat menyebabkan gertakan.

Suaranya mungkin sangat keras sehingga Bunda dapat mendengarnya, tetapi biasanya tidak disengaja, artinya anak Bunda bahkan tidak menyadari bahwa mereka melakukannya.

Bruksisme sendiri tidak dianggap berbahaya. Namun, menggertakkan atau mengatupkan gigi secara terus-menerus dapat menyebabkan nyeri rahang dan kerusakan gigi seiring waktu.

Berapa usia anak mulai menggertakkan gigi saat tidur?

Dilansir Healthline, menurut Sistem Kesehatan Universitas Michigan, anak-anak mungkin mulai menggertakkan gigi mereka pada usia 6 bulan atau lebih saat gigi mereka mulai tumbuh. Kemudian kebiasaan ini kembali lagi pada usia 5 tahun saat gigi permanen mereka mulai tumbuh.

American Academy of Pediatrics mencatat bahwa menggertakkan gigi terjadi pada sekitar 14 persen hingga 17 persen anak-anak. Hal ini juga dapat dimulai sejak dini pada masa kanak-kanak, segera setelah gigi atas dan bawah tumbuh melalui gusi.

Bagi kebanyakan anak, bruksisme yang berhubungan dengan tidur akan hilang pada usia 6 tahun, tetapi sekitar sepertiga anak-anak akan terus menggertakkan gigi mereka hingga remaja dan dewasa.

Tanda-tanda anak menggertakkan gigi saat tidur

Dalam kebanyakan kasus, orang tua akan tahu bahwa balita mereka menggeretakkan gigi mereka hanya dengan mengamati atau dengan mendengarnya. Anak itu bahkan sering kali tidak menyadari bahwa mereka melakukannya.

Dalam beberapa kasus, anak juga akan menggertakkan giginya saat terjaga, dan orang tua atau pengasuh dapat membantu mengalihkan perhatian anak dari perilaku tersebut.

Dilansir dari laman Parents, ada alat diagnostik bernama Bitestrip yang dapat digunakan di rumah untuk membantu mengidentifikasi apakah bruksisme terkait tidur terjadi. Namun, sebagian besar waktu, alat tersebut hanya digunakan pada orang dewasa atau untuk kasus gertakan gigi yang parah.

5 Penyebab anak menggertakkan gigi saat tidur

7 Cara Menghilangkan Kebiasaan Anak Menggertakkan Gigi saat TidurIlustrasi anak tidur/Foto: Getty Images/iStockphoto/allensima

Ada beberapa faktor yang berperan dalam masalah gigi yang 'berbunyi' pada anak seperti siklus tidur-bangun, genetika, lingkungan, dan sistem saraf pusat. Alasan lainnya meliputi:

1. Gangguan tidur

Dalam beberapa kasus, ada hubungan antara gangguan tidur seperti sleep apnea dan menggertakkan gigi, meskipun hal itu lebih umum terjadi pada orang dewasa. Dikutip dari laman Sleep Foundation, kebiasaan ini juga bisa terjadi karena parasomnia, mendengkur, dan gangguan pernapasan terkait tidur.

Namun, sulit untuk dicari buktinya apakah hal-hal ini merupakan penyebab atau akibat dari menggertakkan gigi di malam hari.

2. Stres dan kecemasan

Bagi sebagian anak, gigi bergemeretak dapat disebabkan oleh periode stres atau kecemasan, seperti peristiwa besar dalam hidup atau trauma.

3. Nyeri

Gigi bergemeretak juga dapat disebabkan oleh anak yang mengalami nyeri. Misalnya, jika mereka sedang tumbuh gigi atau mengalami infeksi telinga, bayi mungkin menggeretakkan gigi sebagai cara untuk meredakan atau mengalihkan perhatiannya dari nyeri.

4. Kesejajaran gigi

Beberapa anak mungkin juga menggertakkan gigi akibat ketidaksejajaran gigi mereka. Namun, menurut American Academy of Sleep Medicine, tidak ada cukup bukti untuk mengidentifikasi masalah gigi sebagai penyebab gigi bergemeretak. Anak yang menggeretakkan gigi juga bisa karena bernapas melalui mulut.

5. Gangguan tidur dan kesehatan mental lainnya

Bersamaan dengan stres dan kecemasan, bruksisme tampaknya lebih sering terjadi pada anak-anak dengan kondisi tertentu lainnya, seperti migrain atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Namun, tidak jelas apakah bruksisme disebabkan oleh ADHD atau obat-obatan yang diresepkan secara umum yang digunakan untuk mengelola gejala ADHD, termasuk beberapa stimulan. 

Dampak menggeretakkan gigi saat tidur bagi kesehatan anak

Dalam kebanyakan kasus, menggeretakkan gigi tidaklah berbahaya. Balita dan anak-anak yang menggeretakkan gigi susu mereka tidak akan mengalami kerusakan permanen karena gigi mereka belum tumbuh dewasa.

Setiap anak berbeda dan jika Bunda memiliki kekhawatiran atau melihat adanya kerusakan pada gigi anak, Bunda bisa konsultasikan dengan dokter anak atau dokter gigi.

Jika anak telah melewati usia 6 tahun dan masih menunjukkan tanda-tanda menggeretakkan gigi, Bunda juga perlu berbicara dengan dokter atau dokter gigi. Hal ini untuk mengetahui jenis pilihan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kerusakan jangka panjang pada gigi anak dan apa (jika ada) yang mungkin menyebabkan gigi Si Kecil bergemeretak.

Cara mengatasi anak agar tak menggeretakkan gigi saat tidur

Pada anak-anak yang lebih besar, menggeretakkan gigi yang menyebabkan anak sakit parah atau gigi tidak sejajar sering kali diobati dengan pelindung gigi. Hal ini adalah potongan plastik tipis dan fleksibel yang diselipkan di atas gusi atas untuk melindungi gigi dari kerusakan.

Namun, gigi balita terus berubah, yang memengaruhi kemampuan pelindung untuk terpasang dengan baik. Selain itu, balita mungkin tidak mengerti bagaimana dan mengapa harus memakai pelindung gigi pada usia muda.

Satu cara mengatasi yang tidak boleh digunakan adalah membangunkan anak saat Bunda mendengar giginya bergemeretak. Hal ini berpotensi memperburuk gejala dan dapat memengaruhi kemampuan anak untuk mendapatkan tidur malam yang nyenyak.

Perawatan umum untuk gigi balita yang bergemeretak bukanlah perawatan sama sekali. Jika Bunda menduga stres atau kecemasan dapat menjadi penyebab potensial, Bunda dapat mencoba membangun lebih banyak rutinitas dengan Si Kecil.

Hal tersebut dapat mencakup memasukkan waktu berpelukan khusus atau waktu membaca sebelum tidur untuk membantu mereka merasa tenang dan nyaman sebelum tertidur.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online