Jakarta -
Membacakan cerita memberikan banyak manfaat positif untuk anak, termasuk salah satunya menginspirasi mereka berbuat baik sejak dini. Apa saja pilihan cerita Islami tentang kebaikan yang bisa Bunda bacakan?
Dikutip dari buku Terampil Mendongeng oleh Kusumo Priyono, mendongeng bila dilakukan dengan pendekatan yang sangat akrab akan mendorong terbukanya cakrawala pemikiran anak.
Hal ini sejalan dengan pertumbuhan jiwa, sehingga mereka akan mendapat sesuatu yang sangat berharga bagi dirinya dan dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk.
Jadi, tak hanya dapat dijadikan sebagai aktivitas penting sebelum tidur, membacakan cerita Islami juga dapat mengenalkan nilai-nilai Islam pada Si Kecil.
Cerita Islami yang menginspirasi untuk anak
Jika Bunda ingin membacakan cerita-cerita Islami tentang kebaikan untuk Si Kecil, berikut beberapa pilihannya seperti dikutip dari 70 Cerita Asyik & Menarik dengan Makna Hadits dan 100 Kisah Islami Pilihan untuk Anak-Anak:
1. Orang yang Berpengetahuan Luas
Imam Muhammad bin Ali bin Husain sering diejek oleh orang, tetapi ia tetap bersabar. Padahal, ia orang yang berpengetahuan luas sehingga mendapat gelar al-Baqir.
Gelar itu diplesetkan oleh orang dengan perkataan al-baqar yang berarti sapi. Namun Imam Muhammad bin Ali tetap sabar dan ramah.
Orang tersebut merasa gagal membuat Imam Muhammad jengkel. Lalu ia memberi panggilan baru, "Kamu itu anak seorang tukang masak, anak seorang wanita berkulit hitam yang mulutnya berbau busuk."
Iman Muhammad bin Ali menjawab, "Seandainya kamu benar, aku doakan semoga wanita itu diampuni oleh Allah SWT. Dan jika kamu bohong, aku doakan semoga Allah SWT mengampunimu."
Imam Muhamad tetap bersabar dan tersenyum ramah. Lama-lama, orang tersebut luluh dengan sikap lemah lembut dan sabar yang dimiliki oleh Imam Muhammad. Ia pun bertobat.
2. Waktu Tak Bisa Berhenti
Khalifah Umar bin Abdul Aziz punya kebiasaan yang baik. Jika telah menyelesaikan suatu pekerjaan, ia tidak bersantai-santai, tapi bergegas menyelesaikan pekerjaan yang lain.
Suatu hari, ia mempunyai pekerjaan yang menumpuk. Wajahnya tampak lelah sekali.
"Wahai Khalifah, sebaiknya Anda beristirahat dulu. Pekerjaan itu dilanjutkan besok saja," ucap seorang sahabat.
"Pekerjaan satu hari saja membuatku lelah, apalagi pekerjaan yang seharusnya dilakukan dalam dua hari digabung menjadi satu hari," jawab Khalifah Umar.
Ada lagi seorang yang sangat menghargai waktu. Ia adalah Amir bin Abdul Qais, salah seorang tabi'in dari Basrah. Ia dikenal sebagai sosok yang lantang dalam memberikan ceramah. Ia juga sangat fasih melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an.
Suatu hari, ia melewati orang-orang pemalas. Mereka menghabiskan waktu untuk mengobrol tentang suatu yang tidak penting.
"Wahai Amir, bersantailah sejenak, duduk bersama kami," sapa salah seorang di antara mereka.
"Jika kalian dapat menghentikan berjalannya waktu, aku akan bergabung dan bercanda bersama kalian," jawab Amir.
3. Kisah Batu Penutup Pintu Neraka
Seorang lelaki mualaf duduk sendirian di tengah padang pasir. Sebagai mualaf, dia masih sangat awam tentang Islam. Sehingga ia tidak tahu bagaimana cara menjadi muslim yang sejati.
Saat termenung itu, ia pungut tujuh batu yang ada di dekatnya. Ia lalu berkata pada batu-batu itu, "Hai batu, saksikanlah aku bersumpah bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."
Lelak itu lalu merebahkan tubuhnya di atas padang pasir. Ia meletakkan tujuh batu itu di bawah kepalanya. Tidak lama kemudian, ia bermimpi seolah-olah hari kiamat telah tiba.
Dalam mimpinya, ia melihat catatan amal perbuatannya telah diperiksa oleh malaikat. Ternyata amal buruknya lebih banyak, sehingga ia harus dilemparkan ke neraka.
Ajaib, saat hendak dilemparkan ke neraka, tiba-tiba pintu neraka tertutup oleh tujuh batu. Tujuh batu itulah yang menjadi saksi ke-Islamannya.
Para malaikat lalu membawa lelaki itu ke 'Arsy. Di situlah, terdengar firman Allah SWT, "Wahai hamba-Ku, batu-batu yang kamu kumpulkan di padang Arafah telah menjadi saksi syahadatmu. Aku tidak akan menyia-nyiakan hakmu. Sekarang, masuklah ke surga."
4. Unta Menyelamatkan Rasul
Perjuangan Rasulullah menyebarkan agama Islam penuh tantangan. Termasuk salah satunya perlawanan yang begitu genting dari Abu Jahal. Bahkan, Nabi Muhammad SAW diancam akan dilempari batu.
"Hai, Kaumku, janganlah kalian membiarkan Muhammad menyebarkan ajaran barunya. Dia telah menghina agama nenek moyang kita. Demi Tuhan, aku berjanji bahwa besok aku akan membawa batu ke Masjidil Haram dan melemparkannya ke atas kepala Muhammad.
Setelah itu, terserah kalian, apakah mau menyerahkanku kepada kaumnya ataukah kalian akan membelaku dari ancaman kaumnya?" seru Abu Jahal.
Ketika mendengar sumpah Abu Jahal, orang-orang berkata, "Demi Tuhan, kami tidak akan menyerahkan engkau kepada kaumnya. Teruskanlah niatmu itu!"
Keesokan paginya, Abu Jahal pergi ke Ka'bah. Ia melangkah dengan sombong sambil membawa batu besar di tangan. Tak hanya itu, ia juga mengajak kawan-kawannya untuk menyaksikan bagaimana dia akan melemparkan batu ke atas kepala Rasul.
Begitu tiba di Masjidil Haram, ia melihat Rasul yang akan menunaikan salat. Rasul sama sekali tak menyadari kehadiran Abu Jahal dan kawan-kawannya.
Lalu, Abu Jahal mulai berjalan perlahan dari belakang. Ketika Abu Jahal hendak mendekati Muhammad SAW. dan melemparkan batu yang dipegangnya, tiba-tiba dia melompat ke belakang. Batu yang dipegangnya pun terlempar ke tanah.
Seketika wajah Abu Jahal pun memucat dan ekspresi takut tak bisa ia sembunyikan. Kawan-kawannya kaget melihat sikap Abu Jahal yang terlihat aneh.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan engkau, Abu Jahal? Mengapa engkau tidak melemparkan batu itu ke kepala Muhammad ketika dia sedang bersujud tadi?" tanya kawannya.
"Saat aku mendekati Muhammad dan akan melemparkan batu ke kepalanya, tiba-tiba muncul seekor unta besar hendak menendangku. Aku sangat takut karena belum pernah melihat unta sebesar itu. Sekiranya aku meneruskan niatku, niscaya aku akan mati ditendang oleh unta itu. Oleh karena itulah, aku melompat ke belakang dan membatalkan niatku."
"Ya Abu Jahal, sewaktu kau menghampiri Muhammad tadi, kami memperhatikan engkau dari jauh. Tetapi, kami tidak melihat unta besar yang engkau katakan. Jangankan unta, bayangannya pun, kami tidak melihatnya!" kawan-kawannya meragukan segala keterangan Abu Jahal.
Mereka menyangka Abu Jahal sudah mengarang cerita. Akhirnya, mereka mulai tidak percaya dan tidak mau mendengarkan kata-kata Abu Jahal lagi.
5. Keadilan Shah Jehan
Pada suatu hari, saat Shah Jehan sedang berburu, tiba-tiba dia didatangi oleh seorang kuli yang langsung mengadukan keluhannya. "Wahai pemimpin kami, tunjukkanlah keadilanmu untuk kami yang hina ini! Ketahuilah olehmu bahwa majikanku telah berbuat aniaya kepadaku. Dia belum membayar gajiku selama beberapa bulan dan aku pun kini hidup dalam kesusahan. Aku sangat membutuhkan gajiku itu. Tolonglah aku!".
Shah Jehan terdiam sejenak. Kemudian, saat itu juga dia memerintahkan para pengawalnya untuk membawa majikan si kuli yang telah mengadukan keluhannya tadi. Saat si majikan datang, dia tidak bisa lagi mengelak dari keluhan-keluhan si kuli.
Dia membenarkan semuanya. Mendengar semua pengakuan si majikan, Shah Jehan segera memerintahkan si majikan untuk turun dari kudanya dan si kuli gantian naik di atas kuda majikannya.
Si majikan disuruhnya berlari sambil menuntun kuda yang dinaiki oleh si kuli. Mau tidak mau, si majikan melaksanakan perintah Shah Jehan dengan sungguh-sungguh. Hal itu terus berlangsung selama Shah Jehan berburu, hingga si majikan tidak mampu lagi berlari dan menuntun kudanya.
Dia jatuh ke tanah dengan kelelahan di sekujur tubuhnya. Kemudian, Shah Jehan datang menghampirinya dan berkata, "Ini sebagai pelajaran untukmu bahwa kamu harus menghargai pekerjaan kulimu yang telah kelelahan bekerja untukmu. Kini, aku akan membayarmu karena kamu sudah bekerja mematuhi perintahku.
Aku pun minta kepadamu, bayarlah gaji kulimu sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya untukmu! Aku tidak ingin melihat ketidakadilan terjadi di wilayah kekuasaanku dan di depan mataku sendiri."
6. Kemuliaan Hasan Bin Ali
Hasan bin Ali bin Abi Thalib adalah cucu Rasulullah SAW yang sangat dicintai kaum muslim. Dia layaknya permata pada masa hidupnya, karena memiliki budi pekerti yang mulia dan terpuji.
Pada suatu hari Hasan sedang duduk di depan pintu rumahnya. Tiba-tiba datanglah seorang pemuda Arab badui. Kemudian, pemuda yang tidak dikenal itu mencaci maki Hasan Bin Ali dan juga ibu-bapaknya.
Anehnya, Hasan Bin Ali hanya mendengar tanpa sedikit pun membalas kata-kata hinaan pemuda badui tersebut.
Setelah pemuda badui tersebut puas mencaci maki, Hasan berkata kepada pemuda tersebut, "Wahai Badui, adakah engkau lapar atau dahaga?" Adakah sesuatu yang memusingkan hatimu?" tanyanya ramah.
Tanpa mempedulikan kata-kata Hasan barusan, pemuda badui itu malah tambah keras mencaci Hasan Bin Ali.
Kemudian, Hasan menyuruh pembantu rumahnya membawakan sejumlah uang perak. Lalu dia memberikannya kepada pemuda pemuda badui tersebut. "Wahai Badui, maafkanlah aku!" Inilah yang aku miliki." ucap Hasan lembut dan simpatik.
Akhirnya, sikap simpatik dan pelayanan lembut Hasan Bin Ali berhasil meluluhkan hati pemuda badui tersebut. Dia menangis terisak-isak, lantas bersujud di kaki Hasan.
"Wahai cucu Rasulullah, maafkanlah aku karena berlaku kasar kepadamu. Sebenarnya, aku sengaja melakukan hal ini untuk menguji kebaikan budi pekertimu sebagai cucu Rasul yang aku kasihi. Sekarang yakinlah aku bahwa engkau mempunyai budi pekerti yang mulia," kata pemuda badui tersebut sambil terus menangis.
7. Berkah Basmalah
Ada seorang perempuan tua yang taat beragama. Tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mau mengerjakan kewajiban agama, bahkan enggan berbuat kebaikan.
Perempuan itu senantiasa membaca basmalah setiap kali berbicara dan hendak memulai suatu pekerjaan. Suaminya tidak suka dengan kebiasaan itu dan suka mengolok-oloknya.
"Sebentar-sebentar.. bismillah, seperti tidak ada ucapan lain," ejek suaminya.
Istrinya tidak berkata apa pun. Sebaliknya, ia berdoa pada Allah SWT agar memberikan hidayah pada suaminya.
Pada suatu hari, suaminya berkata, "Suatu hari nanti, kamu akan kecewa dengan bacaan-bacaannmu itu!".
Untuk membuat sesuatu yang mengejutkan istrinya, ia memberi uang yang banyak pada istrinya sambil berpesan, "Simpanlah uang ini dan jangan sampai hilang atau berkurang!".
Istrinya mengambil uang itu. Lalu, ia menyimpannya di tempat yang aman dan rahasia. Namun, suaminya mengetahui tempat penyimpanan tersebut. Dengan mengendap-endap, ia mengambil uang itu, lantas menyimpannya di dalam tong belakang rumah.
Setelah beberapa hari, si suami memanggil istrinya dan bertanya, "Mana uang yang aku berikan dahulu? Kini aku membutuhkannya."
Kemudian istrinya pergi ke tempat ia menyimpan uang itu. Si suami mengikuti dari belakang. Dengan berhati-hati, ia menghampiri tempat penyimpanan uang, lalu membukanya sambil membaca basmalah, "Bismillahirrahmanirrahim..".
Saat itulah, Allah mengutus Malaikat Jibril untuk mengembalikan uang suaminya ke tempat semula. Sehingga perempuan tua yang taat beribadah itu bisa mengembalikan uang tersebut pada suaminya.
Alangkah terkejutnya sang suami menyaksikan peristiwa itu. Maksud hati membuat istrinya terkejut, tapi justru ia yang dibuat terkejut. Dia pun merasa bersalah dan mengakui segala perbuatannya pada istrinya.
Saat itu juga, dia bertobat dan berjanji akan mengajarkan semua perintah agama, termasuk membaca basmalah setiap kali akan memulai suatu pekerjaan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)