Jakarta -
Libur panjang menjadi momen menyenangkan dan sangat dinantikan oleh anak. Meski begitu, Bunda perlu mewaspadai berbagai macam penyakit yang mungkin menyerang Si Kecil.
Saat waktu liburan tiba, anak akan bersemangat untuk melewati hari-harinya tanpa harus memikirkan pekerjaan rumah yang diberikan oleh sekolah. Mereka akan berlarian tanpa henti dan makan berbagai makanan yang mereka sukai.
Tidak hanya itu, beberapa anak lainnya mungkin lebih menyukai waktu tidur yang panjang daripada berlibur. Hal ini pun membuat mereka jadi jarang bergerak atau kurang berolahraga.
"Setelah libur sekolah, banyak anak mengalami penurunan daya tahan tubuh karena berbagai faktor seperti perubahan pola tidur, pola makan yang tidak teratur, kurang olahraga atau terpapar lingkungan yang kurang higienis selama liburan," kata dokter spesialis anak, dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A, ketika diwawancara HaiBunda, Selasa (7/1/2025).
"Selain itu, ketika kembali ke sekolah, anak-anak bertemu dengan banyak teman, sehingga risiko penularan penyakit infeksi seperti flu dan diare meningkat," sambungnya.
Penyakit yang sering menyerang anak usai libur panjang
Dalam wawancara yang sama, ada beberapa jenis penyakit yang mungkin menyerang anak usai libur panjang, Bunda. Berikut ini Bubun bantu bagikan deretannya:
1. ISPA
ISPA atau infeksi saluran pernapasan atas menjadi salah satu penyakit yang kerap menyerang anak usai libur panjang. Kondisi ini disebabkan oleh virus dan menyebabkan anak mengalami batuk, pilek, hingga sakit tenggorokan.
"Gejalanya batuk, pilek, demam, dan sakit tenggorokan. Disebabkan oleh virus seperti influenza atau rhinovirus yang mudah menular di lingkungan padat seperti sekolah," papar dr. Dian.
2. Diare
Dokter Dian menyebut diare umumnya terjadi karena anak bisa saja mengonsumsi makanan atau minuman yang kurang higienis selama liburan. Meski begitu, kondisi ini juga bisa terjadi karena adanya paparan virus atau bakteri.
"Gejala diare seperti sakit perut, muntah, serta demam," katanya.
3. Demam berdarah dengue (DBD)
Anak-anak mungkin terjangkit DBD ketika mereka berlibur di daerah yang rawan dengan kondisi ini. Penyakit DBD pun disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti.
"Gejalanya bisa berupa demam tinggi mendadak, nyeri sendi, serta muncul bintik merah di kulit," jelas dokter yang berpraktik di RS Kenak Medika Gianyar Bali ini.
4. Infeksi kulit
Infeksi kulit, impetigo, atau infeksi jamur, turut menjadi penyakit yang sering menyerang anak setelah mereka liburan panjang. Hal ini bisa terjadi karena anak kurang menjaga kebersihan.
"Gejalanya berupa ruam, bercak merah, atau luka yang gatal di kulit. Penyebabnya adalah kurangnya kebersihan tubuh selama liburan atau aktivitas di area lembap," jelas dr. Dian.
5. Mata merah atau konjungtivitis
Mata merah setelah liburan biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Kondisi ini menular melalui kontak langsung, Bunda.
"Mata merah memiliki gejala mata berubah merah, berair, gatal, atau bahkan bernanah," papar dr. Dian.
6. Sakit kepala atau pusing
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Jomkwan
Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami sakit kepala setelah libur sekolah, Bunda. Biasanya, hal ini disebabkan oleh ketegangan otot atau stres karena kurang tidur.
"Anak-anak yang terlalu lelah atau kurang tidur selama liburan dapat mengalami sakit kepala yang disebabkan oleh ketegangan otot atau stres," kata dr. Dian.
7. Luka akibat kecelakaan
Dokter Dian menyebut bahwa aktivitas yang meningkat selama libur panjang dapat menyebabkan risiko anak mengalami kecelakaan. Hal yang terjadi bisa saja seperti luka karena jatuh atau kecelakaan saat berkendara.
"Aktivitas yang meningkat selama liburan dapat meningkatkan risiko anak mengalami kecelakaan, seperti luka karena jatuh atau kecelakaan kendaraan," tuturnya.
Cara mengatasi penyakit usai libur panjang
Dokter Dian turut menjelaskan beberapa tips mengatasi penyakit yang menyerang anak usai libur panjang sebagai berikut:
1. Atasi gejala
Ketika anak mengalami sakit, hal pertama yang perlu Bunda lakukan adalah mengatasi gejala yang terlihat. Misalnya saja dengan memberikan cairan untuk cegah dehidrasi hingga penggunaan obat penurun demam.
"Untuk ISPA, pastikan anak cukup istirahat, mengonsumsi cairan hangat, dan menggunakan obat penurun demam bila perlu. Ketika anak diare, berikan cairan rehidrasi oral (oralit) untuk mencegah dehidrasi," kata dr. Dian.
2. Konsultasikan ke dokter
Jika kondisi Si Kecil tidak juga kunjung membaik selama dua atau tiga hari, itu tandanya Bunda perlu membawa mereka ke dokter.
"Konsultasikan ke dokter jika gejala tidak membaik dalam dua hingga tiga hari atau kondisi memburuk dengan deman tinggi, muntah terus-menerus, atau nyeri hebat. Segera bawa anak ke dokter," jelas dr. Dian.
3. Isolasi ringan
Dokter Dian mengatakan anak perlu menjalani isolasi ringan ketika mengalami sakit usai liburan panjang. Mereka sebaiknya menghindari kontak dekat dengan teman-temannya.
"Jika anak sakit, hindari kontak dekat dengan teman-temannya untuk mencegah penularan," ucapnya.
Demikian informasi tentang penyakit yang sering menyerang anak usai libur panjang, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)