Bunda belakangan sering langsung tidur setelah makan malam? Duh, jangan dilakukan terus-menerus ya, Bunda. Bisa membahayakan kesehatan lho.
Banyak orang terbiasa langsung merebahkan diri bahkan tidur setelah makan malam, terutama jika tubuh terasa lelah usai bekerja seharian. Padahal kebiasaan ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuh, terutama jika dilakukan secara terus-menerus.
Meski terdengar sepele, tidur dengan kondisi perut penuh ternyata bisa menimbulkan gangguan pencernaan hingga meningkatkan risiko penyakit kronis. Secara alami, tubuh akan memprioritaskan istirahat dan pemulihan saat tidur, bukan untuk mencerna makanan.
Proses pencernaan yang terjadi dalam posisi berbaring akan terhambat sehingga menyebabkan ketidaknyamanan pada perut serta bisa mengganggu kualitas tidur. Tak hanya itu, dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa berkontribusi pada kenaikan berat badan dan gangguan metabolisme.
Mengutip Verywell Health, 91 persen orang Amerika makan camilan antara makan malam dan waktu tidur, paling sering berupa es krim, kue, keripik, popcorn, serta permen. Meskipun camilan sebelum tidur biasanya tidak berbahaya, namun berbaring dengan perut yang penuh camilan atau makanan berat dapat merusak kualitas istirahat Bunda dan kesehatan secara keseluruhan.
Bahaya langsung tidur setelah makan
Lalu apa saja bahaya tidur langsung setelah makan? Berikut ragam bahaya langsung tidur setelah makan.
1. Gangguan pencernaan asam lambung naik
Salah satu bahaya paling umum dari langsung tidur setelah makan adalah munculnya gangguan pencernaan dan refluks asam lambung. Saat tubuh berada dalam posisi berbaring, gravitasi tidak membantu makanan dan asam lambung turun ke sistem pencernaan bawah.
Sebaliknya, asam lambung bisa naik ke kerongkongan dan menyebabkan sensasi terbakar atau nyeri di dada. Kondisi ini disebut dengan refluks gastroesofageal atau GERD, yang jika dibiarkan berulang bisa menyebabkan iritasi saluran cerna.
Dr. Madathupalayam Madhankumar, seorang ahli gastroenterologi, menjelaskan bahwa makan besar sebelum tidur membuat kerja sistem pencernaan menjadi lebih berat, terutama dalam posisi tubuh tidak tegak.
"Ukuran makanan itu penting. Makanan yang lebih besar umumnya lebih sulit dicerna oleh sistem pencernaan, terutama dalam posisi berbaring," ujar Madathupalayam, seorang ahli bedah gastroenterologi.
2. Gangguan tidur
Makan besar menjelang tidur juga dapat menurunkan kualitas tidur Bunda. Saat tubuh seharusnya beristirahat, sistem pencernaan justru harus bekerja keras mencerna makanan.
Hal tersebut bisa menyebabkan suhu tubuh meningkat, jantung berdetak lebih cepat, dan metabolisme tetap aktif, sehingga sulit masuk ke fase tidur nyenyak.
Jade Wu, PhD, pakar tidur dari Mattress Firm Sleep Advisor, menyebut bahwa refluks asam atau perut kembung akibat makanan berat bisa membuat Bunda terbangun tengah malam atau sulit tertidur. Akibatnya, waktu istirahat menjadi terganggu dan tubuh terasa lelah pagi harinya.
3. Cepat naik berat badan
Kebiasaan langsung tidur setelah makan bisa mempercepat kenaikan berat badan. Hal ini karena tubuh tidak memiliki kesempatan membakar kalori dari makanan yang baru dikonsumsi.
Kalori tersebut justru disimpan sebagai lemak, terutama jika makanan mengandung gula dan lemak tinggi seperti es krim, keripik, atau permen. Sebuah studi tahun 2015 juga menunjukkan bahwa pekerja malam yang mengonsumsi lebih banyak kalori setelah makan malam cenderung mengalami peningkatan berat badan, lingkar perut, kadar trigliserida, dan kolesterol.
Dalam jangka panjang, hal ini bisa memperbesar risiko penyakit kronis seperti diabetes dan gangguan jantung.
4. Meningkatkan risiko obesitas
Tidur setelah makan mengganggu pembakaran kalori dan metabolisme tubuh. Dalam keadaan tidur, tubuh tidak aktif secara fisik sehingga proses pembakaran energi juga melambat.
Pada akhirnya, kalori dari makanan akan menumpuk dan disimpan dalam bentuk lemak. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, risiko obesitas pun meningkat.
Obesitas sendiri merupakan salah satu faktor risiko utama untuk berbagai penyakit berbahaya, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga stroke. Oleh karena itu, menjaga jarak waktu antara makan dan tidur sangat penting untuk mencegah penumpukan lemak dalam tubuh.
5. Risiko terkena diabetes
Banyak anggapan yang menyebut bahwa langsung tidur setelah makan dapat memicu diabetes. Faktanya, saat Bunda tidur, kadar gula darah cenderung meningkat karena hormon insulin bekerja mengatur glukosa dalam darah.
Pada orang sehat, insulin mampu menangani lonjakan ini dengan baik. Namun pada penderita diabetes, kemampuan insulin untuk menyerap glukosa terganggu sehingga kadar gula darah tetap tinggi saat tidur.
Meski demikian, hingga kini belum ada bukti ilmiah kuat yang menyatakan bahwa tidur setelah makan secara langsung menyebabkan diabetes. Studi dari Okayama University di Jepang bahkan menyebutkan bahwa memberi jeda dua jam sebelum tidur tidak secara signifikan memengaruhi kadar gula darah pada Bunda yang sehat.
Saat tubuh tertidur, organ-organ dalam juga ikut memperlambat aktivitasnya. Jika Bunda makan sebelum tidur, hati dan pankreas tetap harus bekerja ekstra untuk mencerna makanan dan mengatur kadar gula darah. Kemudian dapat menyebabkan kelelahan pada organ-organ tersebut jika dilakukan terus-menerus.
Lambung, usus, dan pankreas membutuhkan kondisi tenang serta postur tubuh tegak agar bisa bekerja optimal. Jika makanan masuk dalam jumlah besar lalu tubuh langsung berbaring, organ-organ itu bisa kewalahan dan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi, termasuk penyakit hati dan gangguan pencernaan kronis.
7. Meningkatkan risiko sleep apnea
Kelebihan berat badan akibat kebiasaan tidur setelah makan juga dapat memicu kondisi sleep apnea, yakni gangguan tidur yang ditandai dengan henti napas sesaat. Lemak di area leher dan perut bisa menekan saluran napas, menyebabkan pernapasan tidak lancar saat tidur.
Sleep apnea dapat menyebabkan Bunda mengalami kantuk berlebihan siang hari, gangguan konsentrasi. Bahkan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Oleh sebab itu, menghindari langsung tidur setelah makan juga menjadi salah satu langkah penting dalam mencegah gangguan serius ini.
Kapan sebaiknya berhenti makan sebelum tidur?
Waktu ideal untuk berhenti makan sebelum tidur bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi. Menurut Dr. Jesse Houghton, makanan padat terutama yang berlemak tinggi butuh waktu lebih lama untuk dicerna sehingga dianjurkan memberi jeda 2 sampai 3 jam antara makan dan tidur.
Jika terpaksa harus makan malam mendekati waktu tidur, pilihlah makanan ringan, rendah lemak, dan mudah dicerna, seperti sayur, biji-bijian, kacang-kacangan, atau daging tanpa lemak. Hindari makanan pedas, gorengan, atau tinggi gula.
Setelah makan, usahakan tetap duduk atau berjalan ringan selama minimal 30 menit untuk membantu proses pencernaan.
Tidur langsung setelah makan memang menjadi kebiasaan banyak orang, namun dampak jangka panjangnya bisa merugikan kesehatan. Dari gangguan pencernaan hingga peningkatan risiko obesitas dan diabetes, semua bisa dicegah dengan kebiasaan makan yang lebih teratur dan jeda waktu yang cukup sebelum tidur.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)