7 Tanda Anak sedang Berjuang dengan Kesehatan Mentalnya

7 hours ago 2

Jakarta -

Masalah kesehatan mental pada anak anak-anak mungkin sulit disadari oleh orang tua. Akibatnya banyak anak tidak mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. Apa saja tanda-tanda anak sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya? 

Dikutip dari Mayo Clinic, kesehatan mental adalah kesejahteraan menyeluruh dari cara seseorang berpikir, mengelola perasaan, dan berperilaku. Masalah kesehatan mental merupakan pola atau perubahan dalam berpikir, merasakan, atau berperilaku yang menyebabkan tekanan atau menghalangi kemampuan untuk bertindak.

Kondisi kesehatan mental pada anak-anak paling sering didefinisikan sebagai keterlambatan atau perubahan dalam berpikir, perilaku, keterampilan sosial, atau pengendalian emosi.

Adanya masalah-masalah ini renta membuat anak-anak tertekan, serta mengganggu kemampuan mereka untuk bertindak dengan baik di rumah, di sekolah, atau di lingkungan sosial lainnya.

Hambatan dalam mengatasi masalah kesehatan mental anak

Sulit untuk mendeteksi kondisi kesehatan mental pada anak-anak karena pertumbuhan mereka yang khas adalah proses yang melibatkan perubahan. Selain itu, gejala suatu kondisi mungkin bergantung pada usia anak.

Anak-anak yang masih terlalu muda mungkin masih belum dapat mengungkapkan perasaan mereka atau menjelaskan mengapa mereka berperilaku dengan cara tertentu.

Kekhawatiran tertentu juga dapat menghalangi orang tua untuk mendapatkan perawatan bagi anak yang mungkin memiliki masalah kesehatan mental. Terutama yang berkaitan dengan stigma, biaya perawatan, atau masalah dalam mendapatkan bantuan.

Statistik tentang masalah kesehatan mental anak

Dikutip dari Yahoo Life, penelitian dari National Society for the Prevention of Cruelty to Children menemukan bahwa sebagian besar orang tua di Inggris dengan anak-anak berusia di bawah 5 tahun merasa cemas tentang kesejahteraan emosional dan mental anak mereka.

Untuk orang tua dari anak-anak berusia enam hingga 11 tahun, 56 persen responden mengatakan bahwa mereka merasa cemas tentang kesehatan mental anak-anaknya. Sementara itu, 47 persen orang tua dari anak-anak berusia antara 12 dan 17 tahun juga menyatakan kekhawatiran yang sama.

Statistik tambahan dari data National Health Services (NHS) UK terkini mengungkapkan bahwa 18 persen anak-anak berusia 7-16 tahun dan sebagian orang dewasa awal di usia 17-24 tahun kemungkinan memiliki masalah kesehatan mental.

Tanda-tanda anak sedang menghadapi masalah mental

Berikut beberapa perubahan perilaku yang bisa menjadi tanda bahwa anak sedang berjuang menghadapi masalah mental, Bunda:

1. Tiba-tiba menjadi sangat ceria

Menurut psikolog Barbara Santini, seorang anak yang tiba-tiba menjadi sangat ceria atau ingin menyenangkan orang lain mungkin menyembunyikan tekanan batin yang dalam. 

"'Kompensasi berlebihan' emosional ini mungkin merupakan cara mereka menghindari konfrontasi atau menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya," kata Santini.

2. Terobsesi dengan rutinitas tertentu

Tanda lainnya adalah anak yang mengembangkan obsesi dengan rutinitas. "Meskipun beberapa struktur adalah hal yang normal, seorang anak yang menjadi cemas atau tertekan ketika rutinitasnya terganggu mungkin sedang menghadapi kecemasan yang mendasarinya atau kebutuhan untuk mengendalikan," jelas Santini. 

Hal ini sering kali berasal dari perasaan tidak aman, yang dapat terwujud dalam perilaku yang mungkin dianggap tidak berbahaya.

3. Punya rasa takut yang tidak biasa

Anak-anak yang memiliki rasa takut tidak biasa, seperti tiba-tiba menjadi takut terhadap benda atau aktivitas umumnya mungkin menandakan bahwa mereka merasa kewalahan secara emosional.

"Rasa takut ini dapat disalahartikan sebagai fase perkembangan, tetapi pada kenyataannya, rasa takut ini dapat menjadi ekspresi dari perjuangan mental yang lebih dalam," jelas Santini.

4. Semakin sering menyendiri

Mengenal Kekerasan Emosional pada Anak, Tak Disadari Dilakukan Orang TuaIlustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/kieferpix

Menurut psikiater anak dan remaja, Dr. Hayley van Zwanenberg, Bunda dan Ayah juga perlu mewaspadai jika anak terlalu sering mengisolasi diri.

"Perhatikan juga jika suasana hatinya terus-menerus buruk dan tampak kurang energi, karena ini dapat menjadi bentuk kesulitan untuk melakukan apa pun," kata Dr. Hayley.

5. Perubahan dalam cara bertindak

Satu hal yang perlu diwaspadai orang tua adalah perubahan dalam cara anak mereka biasanya berperilaku atau bertindak. Apakah anak berperilaku dengan cara yang berbeda?

Misalnya saat anak jadi lebih sering menarik diri atau lebih jarang membicarakan sesuatu dari biasanya? Perhatikan juga nafsu makan atau pola tidur anak. Adanya masalah pada kesehatan mental anak rentan memicu perubahan pada hal-hal tersebut. 

6. Perasaan sedih yang berkepanjangan

Kekhawatiran juga dapat muncul ketika seorang anak tidak mampu beranjak dari kesedihan yang berkepanjangan atau suasana hati yang buruk, serta kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati. 

Anak yang sedang berjuang pada kesehatan mentalnya juga mungkin jadi lebih mudah lelah dalam jangka waktu yang lama.

7. Kurangnya motivasi

Perhatikan motivasi anak jika semakin menurun atau bahkan jadi meninggalkan kegiatan favoritnya. Kecemasan atau depresi rentan membuat anak mudah berpikir negatif, sehingga mulai meninggalkan hal-hal yang sebelumnya disukai.

Cara mendampingi anak dengan masalah mental

Dikutip dari Very Well Mind, ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mendampingi anak dengan masalah kesehatan mental, termasuk seperti: 

1. Ajak anak bicara

Jika usia anak sudah cukup besar, bicaralah dengan mereka dan tanyakan apa yang mereka rasakan. Kesampingkan dulu rasa marah Bunda jika anak mulai membuat ulah. 

Beri tahu mereka bahwa Bunda akan selalu ada, termasuk jika mereka ingin berbicara atau membutuhkan dukungan.

Apabila anak saat itu tidak terbuka untuk berbicara, akan sangat membantu jika Bunda memiliki cara lain untuk terhubung, seperti melakukan suatu kegiatan bersama. Misalnya, dengan melukis atau membuat kue bersama, yang dapat meningkatkan bonding sekaligus membantu anak mengekspresikan apa yang mereka rasakan.

2. Cari cara untuk saling terbuka

Perawat kesehatan mental anak dan remaja, Ali Curtis, mengatakan bahwa beberapa orang tua merasa terbantu untuk menggunakan alur cerita film atau berita utama untuk memulai percakapan yang sulit.

"Sangat penting bagi orang tua untuk bersikap terbuka dan jujur ​​serta mendiskusikan apa yang sedang dikhawatirkan," ungkap Curtis. 

3. Lakukan konsultasi ke layanan profesional

Bawa anak ke penyedia layanan kesehatan seperti dokter anak, dokter keluarga, penyedia layanan kesehatan primer, atau terapis. Mereka dapat membantu mencari tahu kondisi kesehatan mental atau merujuk ke profesional lain jika perlu.

Tenaga profesional akan mengajukan pertanyaan tentang riwayat kesehatan dan keluarga anak, berbicara dengan anak, dan melakukan tes atau pemeriksaan jika diperlukan. 

Jika anak memiliki diagnosis dengan kondisi kesehatan mental tertentu, penting untuk memberinya perawatan yang dibutuhkan. Misalnya mencakup terapi, perubahan gaya hidup, dukungan sosial, pendidikan, dan dalam beberapa kasus, pengobatan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online