7 Tanda Disabilitas Intelektual pada Anak dan Cara Mengatasinya, Kenali Sejak Dini Bun!

3 months ago 58

Jakarta -

Bunda dan Ayah pasti ingin anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Meski begitu, beberapa anak mungkin mengalami kondisi yang disebut dengan disabilitas intelektual.

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, disabilitas intelektual (DI) merupakan suatu kondisi yang membatasi kecerdasan dan mengganggu kemampuan yang diperlukan untuk hidup mandiri. Ketika anak mengalami ini, kecerdasan, pembelajaran, dan keterampilan kehidupan akan terpengaruh.

Beberapa orang mungkin mengalami efek ringan dan tetap menjalani kehidupan secara mandiri. Namun, beberapa yang lainnya turut memiliki dampak yang parah dan membutuhkan bantuan serta dukungan seumur hidupnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banner Anak Perempuan Tidak Dekat dengan Ayah

Cara mengetahui disabilitas intelektual lewat tes IQ

Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial di RS Hermina Bekasi, dr. Rita Andriyani, Sp.A(K), salah satu cara untuk mengetahui apakah anak mengalami disabilitas intelektual adalah dengan melakukan tes intelligence quotient (IQ). Biasanya, anak yang mengalami DI memiliki skor di bawah 70.

"Hasil tes akan menetapkan bahwa anak yang memiliki IQ di bawah 70 disebut dengan disabilitas intelektual. Hal ini berdasarkan skor normal IQ anak di angka 90 sampai 110. Ketika IQ mencapai 110 s/d120, maka anak dikategorikan sebagai IQ di atas rata-rata, sedangkan IQ di atas 120 dikategorikan sebagai superior," ujarnya pada HaiBunda beberapa waktu lalu.

Tes IQ sendiri bisa dilakukan ketika anak sudah berusia di atas enam tahun. Jika usianya masih kurang, Bunda bisa memilih tes lain yakni tes Griffith.

Tanda anak mengalami disabilitas intelektual

Ada beberapa tanda yang mungkin terlihat ketika anak mengalami disabilitas intelektual, Bunda. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Tahapan perkembangan tidak sesuai usia

Dokter Rita menyebut Bunda bisa melihat anak mengalami DI melalui milestone atau tahapan perkembangan anak. Umumnya, anak DI memiliki perkembangan yang sangat jauh dan tidak sesuai dengan usianya.

Terdapat beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan dalam melihat tanda DI pada anak. Deretannya adalah sebagai berikut:

  • Cara bicara atau komunikasi anak
  • Motorik kasar anak
  • Motorik halus anak
  • Kognitif atau kecerdasan anak

"Ketika anak mengalami disabilitas intelektual, maka keempat ranah tersebut mengalami keterlambatan atau delay. Contohnya saja, milestone anak yang berusia empat tahun masih seperti dua tahun. Ini sudah bisa disebut sebagai gejala atau tanda DI," jelas dr. Rita.

2. Anak sering tantrum

Sering tantrum juga menjadi salah satu tanda anak mengalami DI. Bukan tanpa alasan, hal ini terjadi karena anak tidak bisa mengutarakan apa yang mereka inginkan.

"Anak yang sering tantrum juga bisa menjadi salah satu tanda Si Kecil mengalami DI. Hal ini terjadi karena anak tidak bisa mengutarakan apa yang mereka inginkan Anak sulit memahami keadaan dan situasi di sekitarnya sehingga mereka tantrum. Namun, bukan berarti semua anak yang tantrum menderita DI," tuturnya.

3. Proses belajar yang melambat

Menilik dari laman Cleveland Clinic, anak yang mengalami DI umumnya memiliki pembelajaran yang tertunda atau melambat dalam bentuk apapun. Misalnya pelajaran di sekolah maupun dari pengalaman kehidupan.

4. Kesulitan membaca

Anak dengan DI biasanya memiliki kecepatan membaca yang sangat lambat, Bunda. Tidak hanya itu, mereka juga sulit dalam penalaran, logika, penilaian, serta pemikiran yang kritis.

5. Perkembangan sosial yang lambat

Tidak hanya dari segi akademis, anak yang mengalami DI juga lambat dalam mengembangkan kemampuan sosialnya. Mereka bahkan sulit belajar toilet training dan aktivitas perawatan diri lainnya seperti mandi dan berpakaian.

6. Speech delay

Dikutip dari laman WebMD, anak-anak yang DI biasanya juga memiliki tanda terlambat dalam berbicara (speech delay) atau kesulitan dalam bicara. Meski begitu, tidak semua anak yang speech delay mengalami disabilitas intelektual.

7. Kejang dan gangguan suasana hati

Pada anak-anak yang mengalami DI yang parah atau berat, mereka bisa saja memiliki masalah kesehatan lainnya. Masalah ini juga termasuk kejang, gangguan suasana hati, gangguan penglihatan, hingga masalah pada pendengaran.

Cara mengatasi anak dengan disabilitas intelektual

Dokter Rita turut membagikan beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi anak dengan DI. Berikut ini Bubun bagikan deretannya:

1. Masukkan ke sekolah yang sesuai

Ketika Bunda mengetahui bahwa anak mengalami DI, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan mereka ke sekolah yang sesuai. Dengan begitu, kemampuan anak akan berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.

"Salah satu kesalahan yang kerap dilakukan oleh orang tua dengan anak disabilitas intelektual adalah memasukkan ke sekolah yang salah. Jika anak jelas memiliki kondisi dan terdiagnosis dengan DI, sebaiknya anak masuk ke sekolah khusus agar kemampuannya berkembang sesuai potensinya," tuturnya.

2. Kembangkan kemampuan lain

Meski anak DI tidak memiliki kemampuan dalam bidang akademik, mereka tetap memiliki bakat lainnya yang bisa diasah. Misalnya saja menari, bernyanyi, hingga berolahraga.

"Anak dengan DI dapat memahami berbagai kegiatan seperti menari, bernyanyi, memasak, olahraga, dan sebagainya. Ada baiknya Bunda membantu Si Kecil mengembangkan bakatnya tersebut. Hal ini dapat dikembangkan di sekolah khusus atau ikut kegiatan di luar sekolah yang berhubungan dengan bakat atau minat anak," ujar dr. Rita.

3. Berikan terapi yang tepat

Disabilitas intelektual umumnya bisa mendapatkan terapi seperti sensori integrasi, okupasi, hingga terapi perilaku. Namun, Bunda perlu pastikan keadaan Si Kecil terlebih dahulu dengan memeriksakannya ke dokter.

"Sebelum memberikan terapi, Bunda tentu harus memeriksakan Si Kecil ke dokter terlebih dahulu. Dengan begitu, mereka akan mendapatkan terapi yang tepat sesuai dengan kondisinya. Tentunya pemeriksaan pada saat anak usia lebih dini atau balita lebih baik dibandingkan jika anak baru diperiksakan setelah usia 6 tahun."

"Ada beberapa terapi yang bisa diberikan untuk anak dengan DI, Bunda. Jenis terapi yang diberikan antara lain terapi sensori integrasi, terapi okupasi, terapi wicara, dan terapi perilaku yang tentunya disesuaikan dengan kondisi perkembangan anak," lanjut dr. Rita.

Demikian tanda disabilitas intelektual pada anak, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online