Apakah Pil KB Memengaruhi Tes Kehamilan?

5 hours ago 4

Jakarta -

Penggunaan alat kontrasepsi atau metode KB (Keluarga Berencana) merupakan cara yang umum untuk mencegah kehamilan. Namun, tidak sedikit perempuan yang tetap mengalami keterlambatan haid atau gejala mirip kehamilan saat menggunakan KB. 

Selain itu, melakukan tes kehamilan saat menggunakan KB (Keluarga Berencana) memang bisa membingungkan, apalagi jika Bunda mengalami gejala yang menyerupai kehamilan atau siklus menstruasi terganggu. 

Banyak Bunda bertanya-tanya, “Apakah saya bisa hamil meskipun sedang menggunakan KB?” atau “Perlukah saya melakukan tes kehamilan kalau haid saya terlambat saat pakai KB?” Pertanyaan ini wajar, karena meskipun KB efektif, tidak ada metode yang 100 persen menjamin tidak hamil. 

Apakah Pil KB memengaruhi tes kehamilan?

Pil KB tidak memengaruhi hasil tes kehamilan, Bunda. Jadi meskipun Bunda sedang rutin mengonsumsi pil KB, hasil test pack tetap akan akurat karena test pack bekerja dengan mendeteksi hormon hCG dalam urine, yaitu hormon yang hanya muncul saat terjadi kehamilan. Kandungan hormon dalam pil KB seperti estrogen dan progestin, tidak akan menyebabkan hasil test pack menjadi positif palsu.

Dikutip dari Healthline, pil KB menghentikan ovulasi bulanan. Ovulasi adalah pelepasan sel telur yang matang. Jika sel telur tersebut bertemu dengan sperma, kehamilan dapat terjadi. Selain itu, pil KB membuat lapisan serviks sulit ditembus sperma. Secara khusus, serviks menghasilkan lendir yang kental dan lengket. Sperma mengalami kesulitan besar melewati lendir ini, yang mengurangi peluang Anda untuk hamil.

Jika diminum dengan benar, pil KB efektif hingga 99 persen dalam mencegah kehamilan, tetapi tidak 100 persen. Sehingga Bunda masih bisa hamil. 

Menurut American Pregnancy Association, tingkat akurasi tes kehamilan urine di rumah bisa mencapai 97–99 persen jika digunakan dengan benar dan setelah terlambat haid. Metode KB, baik hormonal (pil, suntik, implan, IUD hormonal) maupun non-hormonal (IUD tembaga, kondom), tidak memengaruhi kadar hormon hCG. Artinya, hasil tes kehamilan tetap akurat, bahkan saat KB sedang digunakan.

Tidak ada metode KB yang 100 persen mencegah kehamilan. Berikut adalah efektivitas beberapa metode kontrasepsi menurut data WHO dan CDC:

  • Implan >99 persen
  • IUD (hormonal atau tembaga) >99 persen
  • Suntik KB ~94 persen
  • Pil KB ~91 persen
  • Kondom pria ~85 persen
  • Metode kalender ~76 persen

Kapan sebaiknya melakukan tes kehamilan?

Buat Bunda yang masih bingung dan bertanya-tanya, “Apakah saya hamil?” Terlebih lagi sedang menunda kehamilan, mengikuti program KB, atau merasakan perubahan pada tubuh, berikut panduan kapan waktu yang tepat dan akurat untuk melakukan tes kehamilan:

1. Saat haid terlambat

Ini tanda paling umum. Jika haid Bunda terlambat lebih dari 7 hari, terutama bila siklus biasanya teratur, maka saat itu waktu terbaik untuk melakukan tes.

2. Muncul gejala awal kehamilan

Beberapa tanda awal kehamilan yang bisa Bunda perhatikan:

  • Payudara terasa lebih sensitif atau nyeri
  • Mual atau muntah di pagi hari
  • Mudah lelah
  • Lebih sering buang air kecil
  • Perubahan suasana hati
  • Perut terasa berbeda (kembung atau keram ringan)

Jika Bunda merasakan kombinasi gejala ini, walau belum telat haid, boleh mulai tes 1–2 hari sebelum jadwal haid.

3. Setelah berhubungan tanpa KB atau KB bermasalah

Jika Bunda:

  • Lupa minum pil KBKB suntik terlambat dijadwalkan
  • Kondom bocor
  • Tidak pakai alat kontrasepsi

Maka lakukan tes 10–14 hari setelah berhubungan untuk hasil yang akurat.

4. Saat siklus haid tidak teratur

Bagi Bunda yang haidnya tidak teratur, bisa lakukan tes 21 hari setelah hubungan terakhir yang dicurigai bisa menyebabkan kehamilan, atau jika sudah lebih dari 35–40 hari sejak haid terakhir dan belum juga datang bulan.

5. Saat menggunakan KB, tapi ada tanda kehamilan

Meski pakai KB, peluang hamil tetap ada (meski kecil). Jika Bunda mengalami tanda-tanda kehamilan atau haid tidak kunjung datang, tes kehamilan tetap perlu dilakukan ya.

Perlu diketahui, KB hormonal memang bisa menyebabkan perubahan pola haid. Beberapa orang bisa mengalami haid yang lebih ringan, tidak teratur, atau tidak haid sama sekali. Ini bisa membuat sulit membedakan antara efek samping KB dan tanda awal kehamilan.

Ilustrasi Tes KehamilanIlustrasi Tes Kehamilan/ Foto: iStockphoto

Apa yang harus dilakukan jika tes positif?

Bunda, saat melihat dua garis merah atau hasil tes kehamilan yang positif, perasaan bisa campur aduk: bahagia, terkejut, bahkan bingung — apalagi jika kehamilan belum direncanakan.

Tenang, berikut langkah-langkah penting yang bisa Bunda lakukan segera setelah tes kehamilan positif, dilengkapi sumber medis terpercaya.

1. Pastikan kehamilan dengan tes ulang

Bunda bisa Lakukan ulang tes kehamilan 2–3 hari kemudian menggunakan test pack berbeda (untuk memastikan hasil konsisten) atau langsung lakukan tes darah hCG di laboratorium (lebih sensitif dan akurat).

Jika tes menunjukkan hasil positif, segera lakukan konfirmasi dengan tes kehamilan kedua atau periksa ke dokter. Lalu segera hentikan penggunaan KB hormonal.

2. Segera periksa ke dokter kandungan atau bidan

Jadwalkan kunjungan prenatal pertama. Dikutip dari Mayo Clinic, pemeriksaan awal biasanya dilakukan di usia kehamilan 6–8 minggu sejak hari pertama haid terakhir (HPHT). Dokter akan melakukan USG transvaginal, tes darah, dan cek tekanan darah Bunda.  Tujuannya adalah untuk memastikan kehamilan berjalan normal dan berada di dalam rahim (bukan kehamilan ektopik).

3. Mulai konsumsi asam folat & vitamin prenatal

Asam folat penting untuk mencegah cacat tabung saraf pada janin. CDC merekomendasikan minimal 400–600 mikrogram per hari. Selain itu, Asam folat sebaiknya dikonsumsi sejak kehamilan dini, bahkan sebelum kehamilan jika direncanakan.

4. Hentikan konsumsi zat berbahaya

Stop merokok, alkohol, dan konsumsi obat tanpa resep dokter. Jika Bunda sedang minum obat tertentu (misalnya obat asma, diabetes, atau KB hormonal), segera konsultasikan ke dokter.

5. Atur pola hidup sehat

  • Tidur cukup dan hindari stres berat.
  • Makan bergizi seimbang (karbohidrat kompleks, protein, sayur hijau, buah)
  • Minum cukup air putih
  • Lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki atau yoga hamil

6. Beri tahu suami dan keluarga terdekat

Bunda tidak harus langsung mengumumkan ke semua orang, tapi penting untuk komunikasi dengan suami agar mendapat dukungan emosional. Selain itu, rencanakan kehamilan bersama, baik secara mental maupun finansial

7. Siapkan dokumen dan rencana pemeriksaan berkala

Catat HPHT (hari pertama haid terakhir), buat buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di puskesmas/klinik dan siapkan jadwal ANC (Antenatal Care) rutin minimal 4 kali selama kehamilan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online