Benarkah Kebiasaan Makan Ibu Hamil Picu Anak Autis? Ini Kata Studi

1 month ago 26

Jakarta -

Bunda perlu mengonsumsi makanan bergizi seimbang saat hamil ya. Studi menemukan bahwa kebiasaan makan ibu hamil ternyata dapat memicu anak menjadi autis.

Penelitian yang diterbitkan di JAMA Network Open tahun 2024 menunjukkan bahwa pola makan selama kehamilan bisa berdampak signifikan terhadap pertumbuhan janin, termasuk risiko terjadinya autis. Studi ini melibatkan 84.548 yang direkrut antara tahun 2002-2008, dan 11.760 ibu hamil pada 1990-1992 untuk kelompok Norwegian Mother, Father, and Child Cohort Study (MoBa) dan Avon Longitudinal Study of Parents and Children (ALSPAC).

Semua peserta studi memiliki kehamilan tunggal, dan memiliki kebiasaan makan yang dinilai menggunakan kuesioner frekuensi makanan. Anak-anak yang lahir dari ibu-ibu tersebut lalu dipantau hingga mereka berusia setidaknya delapan tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hasil yang dinilai untuk kelompok MoBa mencakup diagnosis autisme, gangguan komunikasi sosial, serta perilaku restriktif dan repetitif pada usia tiga tahun. Sementara pada kelompok ALSPAC hanya dinilai kesulitan komunikasi sosial pada usia delapan tahun.

Para ibu lalu dikelompokkan berdasarkan kepatuhan mereka terhadap pola makan sehat, dari kelompok dengan kepatuhan rendah, sedang, hingga tinggi. Pola makan sehat didefinisikan sebagai pola makan yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, dan ikan.

Sebaliknya, kepatuhan yang lebih rendah terhadap pola makan sehat diidentifikasi ketika makanan yang dikonsumsi mengandung lemak dan gula rafinasi yang lebih tinggi. Demikian seperti melansir laman News Medical.

Hasil studi kebiasaan makan saat hamil picu anak autis

Hasil studi menemukan bahwa ibu yang patuh pada pola makan sehat memiliki anak dengan risiko autisme lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak patuh. Secara keseluruhan, ibu yang mengikuti pola makan sehat selama kehamilan memiliki tingkat pendidikan rata-rata yang lebih tinggi, berusia lebih tua, kemungkinan bukan perokok, dan mengonsumsi vitamin prenatal selama kehamilan.

Temuan ini juga menunjukkan bahwa anak perempuan memiliki penurunan risiko autis yang lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki. Perlu dicatat bahwa anak perempuan sering kali mengembangkan keterampilan komunikasi lebih awal daripada anak laki-laki, yang dapat berkontribusi pada studi ini.

Meski temuan menemukan kaitan kebiasaan makan dan autis, ciri-ciri perilaku yang terkait dengan autisme tidak secara signifikan dikaitkan dengan kebiasaan makan ibu selama kehamilan. Hal tersebut karena kesulitan komunikasi atau perilaku berulang dapat dideteksi pada anak-anak yang tidak memiliki autisme, terutama pada anak-anak yang lebih muda.

"Risiko memiliki anak yang didiagnosis dengan autisme atau yang menunjukkan kesulitan dalam komunikasi sosial lebih rendah di antara ibu yang mengonsumsi makanan prenatal yang sehat. Meskipun demikian, sifat perilaku yang repetitif dan restriktif yang dikaitkan dengan autisme, gagal menunjukkan hubungan yang serupa," demikian isi kesimpulan studi.

"Penelitian saat ini memberikan wawasan penting tentang hubungan antara makanan prenatal dan risiko autisme yang harus dieksplorasi secara mekanistis dan divalidasi dalam penelitian mendatang."

Studi lain tentang kebiasaan makan ibu hamil dan risiko anak autis

Sebuah studi yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition pada akhir 2024 juga menemukan kaitan kebiasaan makan ibu hamil dan risiko autis pada anak. Kali ini, studi menemukan manfaat konsumsi ikan dengan penurunan risiko autis, Bunda.

Dalam studi ini, para peneliti menganalisis data dari sekitar 4.000 peserta. Mereka meneliti hubungan antara asupan ikan dan penggunaan suplemen saat hamil dengan hasil perkembangan saraf yang terkait dengan autisme.

"Studi kami berkontribusi pada semakin banyaknya bukti yang menunjukkan peran diet prenatal dalam dampak autisme pada keturunan," kata peneliti ECHO Cohort dari Harvard Medical School, Emily Oken, MD, MPH, dikutip dari Medical Xpress.

Secara detail, para peneliti mengamati hubungan antara asupan ikan pada ibu hamil dan penggunaan suplemen minyak ikan omega-3 selama kehamilan, serta terjadinya autisme yang didiagnosis oleh dokter dan ciri-ciri terkait autisme yang dilaporkan oleh orang tua. Ciri-ciri ini diukur menggunakan Skala Responsivitas Sosial (SRS), di mana skor tinggi menunjukkan adanya lebih banyak perilaku terkait autisme.

Hasilnya, ibu hamil yang mengonsumsi ikan melahirkan anak dengan skor SRS yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsinya. Hasil tersebut konsisten di semua tingkat konsumsi ikan, dari jumlah 'berapa pun' atau kurang dari 'sekali seminggu', hingga 'lebih dari dua kali seminggu.'

Sementara itu, tidak ditemukan hubungan signifikan antara suplemen minyak ikan omega-3 dan diagnosis autisme bila dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsinya.

Tak hanya kebiasaan makan selama hamil, kebiasaan makan anak sejak kecil juga pernah diteliti dan dikaitkan dengan risiko autis. Penelitian tersebut diterbitkan di jurnal Appetite tahun 2021

Studi menunjukkan bahwa perilaku makan selama masa bayi berhubungan dengan ciri-ciri autisme di masa kanak-kanak. Meskipun hubungannya cukup kecil, temuan ini menunjukkan bahwa masalah makan di awal kehidupan mungkin relevan untuk deteksi dini autis dan potensi tambahan pada instrumen skrining khusus autis.

Demikian studi yang mengungkap kaitan kebiasaan makan ibu hamil dapat memicu anak autis. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online