Jakarta -
Pada bayi baru lahir, banyak hal yang perlu menjadi perhatian orang tua demi keamanan dan keselamatannya. Termasuk memilih posisi tidurnya. Salah satu hal yang kerap menjadi pertanyaan yakni bolehkah bayi baru lahir tidur miring?
Penting untuk memahami bahwa tidur dengan posisi yang tepat sangat penting untuk keselamatan dan kesehatan bayi, terutama dalam beberapa bulan pertama kehidupan mereka.
American Academy of Pediatrics (AAP) menyebutkan bahwa tidur miring tidak aman untuk bayi baru lahir dan tidak memberikan manfaat apa pun.
Posisi tidur yang aman untuk bayi baru lahir
Dikutip dari Medical News Today, AAP merekomendasikan agar bayi tidur dalam posisi telentang (back sleeping) karena ini adalah posisi yang paling aman. Tidur dalam posisi telentang mengurangi risiko terjadinya Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian bayi mendadak.
SIDS adalah kondisi di mana bayi yang tampak sehat tiba-tiba meninggal saat tidur tanpa penyebab yang jelas. Posisi tidur yang salah, seperti tidur miring, dapat menjadi salah satu faktor risiko SIDS.
Sebagian orang tua masih percaya bahwa tidur miring lebih aman untuk bayi yang sering muntah atau mengalami refluks, tetapi ini belum terbukti secara ilmiah.
Penelitian tidak memberikan rekomendasi khusus tentang kapan bayi dapat tidur miring dengan aman. Lantaran alasan ini, AAP merekomendasikan untuk menidurkan bayi telentang selama tahun pertama kehidupannya.
Perhatikan pengaturan kasur dan seprai tidur bayi. Pastikan kasur yang dipakai tidak terlalu empuk dan cukup kokoh untuk tubuh bayi. Seprai juga harus pas dan tidak terlalu longgar ya, Bunda.
Risiko tidur miring pada bayi
Tidur miring pada bayi dapat menimbulkan beberapa risiko yang berbahaya. Salah satunya adalah kemungkinan bayi akan berguling ke posisi tidur tengkurap, yang berbahaya bagi nyawa Si Kecil.
Hal ini karena dalam posisi tidur tengkurap, wajah bayi dapat tertutup kasur, sehingga membuatnya sulit dan bahkan tidak bisa bernapas sama sekali. Demikian dikutip dari laman Healthline.
Pada usia yang masih sangat muda, bayi belum mampu menopang kepalanya sendiri dengan baik. Kemampuan ini baru bisa mulai dilakukan bayi pada usia 4 bulan. Maka dari itu, tidur miring rentan 'menjebak' bayi ke dalam posisi yang berbahaya.
Perubahan posisi tidur bayi sesuai usia
Pada usia sekitar 3 atau 4 bulan, sebagian besar bayi mulai mencoba berguling. Kemudian di antara usia 4 hingga 6 bulan, banyak bayi sudah dapat berguling dari telentang ke tengkurap lalu kembali lagi.
Pada usia sekitar 6 bulan, bayi biasanya mulai menjadi lebih aktif saat tidur dan berguling sepanjang malam. Kendati demikian, tetap tidak aman untuk menidurkan bayi dalam posisi miring atau tengkurap.
Namun, apabila bayi berguling dalam posisi ini, tidak perlu membangunkan atau memindahkannya. Pada fase perkembangan normal usia tersebut, bayi sudah bisa menggulingkan tubuh dan mengubah posisi tidur secara mandiri.
Hal yang terpenting, selama lingkungan tidur bayi aman dan dapat beradaptasi dengan posisi tidurnya, maka kemungkinan besar sudah aman, Bunda.
Cara membiasakan bayi tidur telentang
Ilustrasi bayi tidur/Foto: Getty Images/hxyume
Meski sebagian bayi mungkin lebih suka tidur di posisi tengkurap atau miring, ingatlah bahwa posisi tidur telentang tetap yang terbaik untuk keamanan mereka.
Nah, ada beberapa cara yang bisa membantu bayi untuk terbiasa tidur dalam posisi telentang. Salah satunya dengan menyusui bayi hingga tertidur sebelum meletakkannya di tempat tidur.
Bunda juga bisa menenangkan bayi dengan mengusap-usap badannya, menyanyikan lagu, atau mengayun-ayunkannya dengan lembut.
Tips menjaga bayi tidur tetap aman
Untuk menjaga keamanan bayi saat tidur, ada beberapa tips yang penting Bunda selalu terapkan. Berikut ulasannya seperti dilansir berbagai sumber:
1. Hindari alas tidur yang terlalu empuk
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), jangan gunakan alas tidur yang terlalu empuk atau lembut. Disarankan untuk menggunakan matras padat yang dibungkus oleh pelapis dengan ukuran pas. Bantal atau guling sebaiknya tidak digunakan sebagai pengganti alas tidur.
2. Hindari penggunaan selimut yang tebal dan berat
Penggunaan selimut yang terlalu tebal dan berat berisiko membuat bayi tertimpa, berujung pada risiko kesulitan bernapas. Sebaiknya cukup gunakan pakaian panjang dan sesuaikan suhu kamar agar tidak terlalu dingin.
Jangan letakkan terlalu banyak benda juga di tempat tidur bayi dan sekitarnya. Termasuk seperti mainan, selimut, bantal, atau bumper. Keberadaan benda-benda ini rentan menutup hidung bayi saat ia tidur.
3. Posisi telentang sampai usia 1 tahun
IDAI juga menyebutkan bahwa posisi tidur miring atau tengkurap tidak aman dan tidak dianjurkan. Sebaiknya pilih posisi telentang sampai anak berusia 1 tahun, sebab posisi ini tidak meningkatkan risiko tersedak.
4. Tidur di kamar yang sama dengan bayi
Bayi dan orang tua dapat tidur di kamar yang sama, tapi usahakan tetap berbeda kasur. Gunakan bassinet atau crib di samping tempat tidur Bunda, agar mudah memeriksa bayi saat ia terbangun.
Pastikan bantal atau benda lain dari tempat tidur orang tua tidak mudah jatuh ke tempat tidur bayi.
5. Atur suhu kamar tidur
Pastikan suhu lingkungan tidur bayi tidak terlalu panas. Jika bayi tampak berkeringat, gelisah, serta panas saat disentuh, maka pakaian perlu diganti atau suhu ruangan perlu diturunkan. Bayi yang berada di lingkungan panas meningkatkan risiko SIDS.
Demikian ulasan tentang boleh atau tidaknya bayi baru lahir tidur miring. Tidur miring pada bayi bisa berisiko mengarah pada posisi tidur tengkurap, yang dapat menghalangi pernapasan bayi dan membuatnya tidak bisa bernapas.
Oleh karena itu, disarankan untuk selalu menempatkan bayi dalam posisi telentang saat tidur, setidaknya hingga usia 1 tahun.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)