Jakarta -
Setelah melahirkan, banyak perempuan yang bertanya-tanya kapan waktu tepat untuk memulai metode kontrasepsi atau KB (Keluarga Berencana). Lantas amankan setelah melahirkan belum haid bolehkah KB?
Mengutip laman Betterhealth, jika Bunda setelah melahirkan belum haid bolehkah KB? Jawabannya boleh dan aman ya Bunda. Dengan catatan Bunda harus memilih metode kontrasepsi yang efektif.
Jika Bunda tidak menyusui, dapat menggunakan kontrasepsi apa pun yang sesuai untuk Bunda. Sebaiknya bicarakan dengan dokter tentang pilihan yang cocok dengan kesehatan dan gaya hidup Bunda serta kapan bisa mulai menggunakannya.
Selain itu, Bunda yang sedang menyusui maka kontrasepsi yang mengandung estrogen seperti cincin vagina dan pil kombinasi tidak disarankan kecuali Si Kecil sudah berusia minimal enam minggu dan setidaknya setengahnya diberi susu botol, karena bisa mengurangi produksi ASI. Namun, Bunda tidak perlu khawatir karena masih bisa menggunakan kontrasepsi lainnya.
Kapan mulai menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan?
Secara umum perempuan akan subur sekitar 2 minggu sebelum haid mereka. Haid bisa kembali kapan saja antara sekitar enam minggu hingga tiga bulan setelah melahirkan, tergantung apakah Bunda menyusui secara eksklusif, menggunakan susu formula, atau kombinasi keduanya.
Haid mungkin tidak akan kembali sampai Bunda mengurangi atau berhenti menyusui. Namun, tetap bisa menjadi subur tanpa menyadarinya. Jika Bunda berencana mulai menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan, disarankan untuk memulainya sekitar 3 minggu setelah melahirkan.
Mengutip laman Healthline, ada beberapa jenis kontrasepsi yang bisa Bunda gunakan setelah melahirkan Si Kecil. Semua metode kontrasepsi aman digunakan setelah melahirkan dan memiliki banyak pilihan. Umumnya, metode-metode ini dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama.
1. Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi hormonal bekerja dengan cara melepaskan hormon estrogen, progestin (bentuk sintetis dari progesteron), atau keduanya ke dalam tubuh. Hormon-hormon ini mencegah ovulasi, yaitu proses pelepasan sel telur dari ovarium. Tanpa ovulasi, kehamilan tidak bisa terjadi.
Berikut beberapa pilihan kontrasepsi hormonal:
- Implan KB
Bentuk: Batang plastik kecil seukuran korek api.
Cara kerja: Ditanamkan di bawah kulit lengan atas oleh dokter dan efektivitas 99 persen. Sedangkan
durasinya bisa bertahan hingga 5 tahun tanpa perawatan harian. Bisa dilepas kapan saja jika ingin hamil sebelum 5 tahun. - IUD Hormonal
Bentuknya seperti alat kecil berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim. Cara kerjanya melepaskan hormon progestin dan efektivitas mencapai 99 persen. Untuk durasinya dapat melindungi dari kehamilan selama 3–7 tahun, tergantung jenisnya. Bisa dilepas kapan saja jika ingin hamil lebih cepat.Suntikan KBCara kerjanya disuntikkan oleh tenaga medis setiap 3 bulan. Efektivitas sekitar 94 persen dengan catatan setelah suntikan terakhir, kesuburan bisa butuh waktu beberapa bulan untuk kembali normal.
2. Kontrasepsi penghalang (barrier)
Kategori kedua adalah metode yang menghalangi sperma mencapai sel telur. Bunda dapat menggunakan kontrasepsi berikut.
- IUD tembaga (Copper IUD)
Bentuk alat kecil berbentuk T seperti IUD hormonal, tapi tanpa hormon. Cara kerjanya dilapisi tembaga yang membuat sperma tidak bisa berenang dengan normal. Efektivitasnya 99 persen dan durasinya bisa bertahan hingga 12 tahun dengan catatan bisa dilepas kapan saja jika ingin hamil. - Kondom internal
Bentuknya seperti antong plastik lembut yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks. Cara kerjanya membentuk penghalang fisik agar sperma tidak masuk ke rahim. Efektivitasnya sekitar 79 persen jika digunakan setiap kali berhubungan seks. Kontrasepsi ini juga bisa digunakan kapan saja, dan tidak memengaruhi hormon. - Kondom eksternal (kondom pria)
Bentuknya seperti sarung tipis dari plastik, lateks, atau kulit domba yang dipasang di penis sebelum berhubungan. Lalu cara kerjanya menangkap sperma sebelum masuk ke vagina. Sementara efektivitasnya sekitar 85 persen jika digunakan dengan benar setiap kali. Pilihan yang murah, mudah ditemukan, dan juga melindungi dari infeksi menular seksual (IMS). - Diafragma
Bentuknya cawan dangkal dari silikon yang dimasukkan ke dalam vagina dan menutupi leher rahim. Cara pakainya dipasang sebelum seks dan bisa dibiarkan hingga 6 jam setelahnya. Kemudian efektivitasnya hingga 88 persen jika digunakan dengan spermisida dan harus dipasangkan oleh tenaga medis. Jika Bunda sudah menggunakannya sebelum hamil, perlu diukur ulang setelah melahirkan karena ukuran serviks bisa berubah. - Cervical Cap (Tutup Serviks)
Bentuknya lebih kecil dari diafragma, berbentuk seperti cangkir kecil. Cara pakainya dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks dan bisa ditinggalkan hingga 2 hari. Efektivitasnya sekitar 71 persen pada orang yang sudah pernah melahirkan. Harus digunakan dengan spermisida dan dipasangkan oleh tenaga medis.
3. Metode gaya hidup atau alami
Metode ini tidak menggunakan alat atau hormon, tapi mengandalkan kesadaran diri dan pemantauan tubuh. Caranya Bunda menghindari seks atau menggunakan metode penghalang saat kamu berada di masa subur. Indikator masa subur meliputi suhu tubuh basal, konsistensi lendir serviks dan panjang siklus menstruasi.
Untuk efektivitasnya 75 persen hingga 88 persen tergantung seberapa rutin dan akurat kamu memantaunya. Catatannya untuk Bunda metode ini memerlukan kedisiplinan tinggi dan kurang cocok jika siklus menstruasi masih belum teratur setelah melahirkan.
Kontrasepsi yang tidak disarankan jika Bunda sedang menyusui
Meski umumnya kontrasepsi setelah melahirkan belum haid bolehkah kb dapat dilakukan tapi ada kontrasepsi yang tidak disarankan saat Bunda sedang menyusui.
1. Pil kontrasepsi kombinasi estrogen atau progestogen tidak disarankan sebelum usia bayi enam minggu karena dapat mengurangi produksi ASI.
2. Cincin vagina (NuvaRing) tidak disarankan dengan alasan yang sama seperti pil kontrasepsi kombinasi.
3. Pil kontrasepsi darurat ulipristal asetat (UPA) tidak disarankan karena dikeluarkan melalui ASI dan efeknya pada bayi belum diketahui. Jika Bunda menggunakannya, mereka disarankan untuk tidak menyusui selama tujuh hari setelah penggunaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih kontrasepsi untuk KB
Buat Bunda yang ingin mencoba metode kontrasepsi mana yang paling cocok untuk setelah melahirkan sebaiknya tanyakan pada dokter atau perawat sebagai berikut:
1. Metode apa saja yang tersedia.
2. Bagaimana cara kerjanya, dan seberapa efektif metode tersebut jika digunakan secara ‘sempurna’ atau secara ‘tipikal’ (artinya tidak selalu digunakan sesuai petunjuk).
3. Metode mana yang sesuai dengan kondisi tubuh dan gaya hidup.
4. Kapan Bunda bisa mulai menggunakan kontrasepsi.
5. Bagaimana Bunda dan pasangan dapat berbagi tanggung jawab dalam menggunakan kontrasepsi.
6. Kemungkinan efek samping. Secara khusus Bunda harus pelajari tentang efektivitas masing-masing metode. Tidak ada metode yang 100 persen efektif, tetapi beberapa metode memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan yang lain.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)