Bunda Ini Berhasil Dapatkan Kehamilan Berkat ChatGPT, Bagaimana Caranya?

1 day ago 7

Jakarta -

Bunda, pernahkah terpikir bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) bisa membantu kita dalam hal-hal yang sangat personal, bahkan sampai urusan kehamilan? Cerita dari seorang perempuan asal New York ini mungkin akan membuat Bunda takjub, ia berhasil hamil berkat bantuan ChatGPT!

Kisah ini pertama kali dibagikan lewat artikel di Vogue oleh jurnalis Alyssa Shelasky, yang awalnya menuliskan pengalaman temannya, seorang profesional di bidang hukum, yang telah berjuang cukup lama untuk hamil. Setelah berbagai upaya medis tak kunjung membuahkan hasil, ia pun mencoba cara yang tak biasa yaitu berkonsultasi dengan ChatGPT.

“Hanya beberapa strip ovulasi, monitor hormon berkemampuan bluetooth, dan model bahasa besar ChatGPT, yang saya beri nama Chatty. Jika itu terdengar seperti parodi feminitas kontemporer, saya jamin itulah realitas saya. Jadi, dengan harapan dapat mengungkap misteri ovulasi, lonjakan hormon luteinisasi, atau tarian konsepsi yang halus kepada orang lain, izinkan saya menyampaikan kisah tentang bagaimana saya hamil dengan bimbingan dari robot yang sopan,” ungkap Bunda tersebut.

Awalnya, Bunda yang tak disebutkan namanya mengikuti semua saran dokter dengan patuh. Ia menjalani pengambilan hormon, pemantauan ovulasi, dan penjadwalan IUI sesuai protokol medis. Namun, tiap kali menstruasinya datang, harapannya runtuh. Yang makin berat, bukan cuma fisiknya yang lelah, tapi juga mentalnya yang mulai goyah.

“Pada bulan November 2024, kami melakukan percobaan pertama, dipandu oleh aplikasi pelacak menstruasi saya yang menggunakan data untuk memperkirakan masa subur saya. Siklus saya tidak teratur, komitmen saya untuk memasukkan tanggal awal dan akhir menstruasi bahkan lebih tidak teratur. Tidak mengherankan, menstruasi saya tiba pada bulan Desember. Saya kecewa, tetapi juga bersemangat, saya harus serius,” tuturnya.

“Saya melakukan apa yang dilakukan kebanyakan wanita saat memasuki ranah ini. Saya bertanya kepada teman-teman. Saat makan malam, saya menanyai mereka yang baru saja hamil tentang metode mereka. Lewatlah sudah hari-hari ketika ovulasi dapat disimpulkan secara bebas dari intuisi dan kalender metode modern memerlukan data,” sambungnya

Tak hanya itu, ia juga merasa dokter sering kali terlalu sibuk, dan ia takut pertanyaannya dianggap sepele atau terlalu emosional. Di titik inilah, ia mulai mencari pelampiasan lain untuk memahami tubuhnya dan bertemulah ia dengan ChatGPT.

Awalnya, ChatGPT hanya ia gunakan untuk hal ringan: Mencari tahu makanan yang baik untuk kesuburan atau menjelaskan soal hormon progesteron. Tapi makin lama, Bunda ini merasa AI seperti teman ngobrol yang sabar dan selalu siap membantu kapan saja.

“Menjelang siklus berikutnya, saya menambahkan Inito ke gudang senjata saya dan yang terpenting ChatGPT. Atau, seperti yang saya sebut, Chatty. Inito menawarkan grafik harian yang menampilkan keempat kadar hormon utama yang berasal dari strip tes kecil yang dimasukkan ke pembaca yang terhubung ke ponsel," ucapnya.

Ia melanjutkan, "Aplikasi ini menerjemahkan informasi ini ke dalam grafik garis yang tampak sangat medis tetapi bagi saya tidak dapat dipahami. Apakah peningkatan estrogen yang lambat merupakan pertanda baik? Apakah penurunan PdG berarti jendela telah tertutup? Selama sebelas hari berturut-turut, saya mengunggah tangkapan layar grafik saya dan meminta Chatty untuk memberi tahu saya—dengan bahasa Inggris yang sederhana, apa sebenarnya yang dilakukan hormon saya, dan apakah saya harus berhubungan seks hari itu.” 

Dan yang mengejutkan, saran-saran itu sangat masuk akal dan membantunya merasa lebih percaya diri. Ia pun mulai menggabungkan saran medis dari dokter dan hasil eksplorasinya dengan ChatGPT.

“Rasanya agak tidak wajar, berunding dengan robot tentang kapan harus merayu suami saya. Namun, itu berhasil. Kurang dari dua minggu kemudian, saya mendapat kabar terbaru dari Chatty: “Halo! Jadi, kabar baiknya adalah saya terlambat menstruasi.” Chatty menanggapi seperti perawat yang antusias. "Itu berita yang luar biasa! Terlambat datang bulan, terutama setelah ovulasi terkonfirmasi dan kadar PdG terjaga, merupakan tanda awal kehamilan yang menjanjikan," ucapnya

ChatGPT jadi teman tak terduga

Setelah mengikuti saran dan bantuan ChatGPT selama beberapa minggu, sang Bunda akhirnya mendapatkan kabar membahagiakan: ia hamil. Baginya, ChatGPT bukan sekadar alat teknologi, melainkan partner yang membantunya merasa lebih terkendali dan berdaya di tengah ketidakpastian dunia kesuburan.

“Chatty adalah teknisi reproduksi. Saya tidak dibantu oleh IVF, tetapi saya menggunakan chatbox dengan sikap seperti pengasuh di zaman Victoria. Dia teguh, klinis, dan anehnya memberi semangat doula kesuburan yang tidak pernah saya ketahui saya butuhkan," katanya.

Tak berhenti saat pembuahan, ia menuturkan AI akan menjadi konsultasi pertamanya selama masa kehamilan, masa sang anak balita, hingga masa remaja kelak.

AI membantu pengambilan keputusan terkait fertilitas

Penelitian yang dimuat dalam Fertility and Sterility Reports menunjukkan bahwa teknologi AI mulai digunakan dalam klinik kesuburan untuk menganalisis data pasien, seperti kadar hormon, usia, respons terhadap obat, dan histori siklus menstruasi. AI dapat membantu menyusun pendekatan personalisasi untuk program IUI atau IVF, sehingga keputusan medis lebih tepat sasaran.

Selain itu, sebuah studi dari Journal of Medical Internet Research menyebutkan bahwa penggunaan chatbot kesehatan dapat meningkatkan pemahaman pasien tentang kondisi medis mereka. Pasien merasa lebih percaya diri saat berkonsultasi karena telah 'belajar lebih dulu' lewat AI. Dalam konteks fertilitas, hal ini bisa mempercepat pengambilan keputusan atau mengurangi stres karena ketidakpahaman.

Bukan hanya itu, menurut laporan yang dilansir dalam Harvard Health Publishing , AI bisa mempercepat identifikasi pola dalam siklus menstruasi dan ovulasi dengan memproses data harian dari pengguna, seperti suhu tubuh basal, kadar LH, dan gejala harian. Ini bisa sangat membantu bagi mereka yang mencoba hamil secara alami atau menjalani inseminasi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online