Jakarta -
Sombong menjadi sikap yang baiknya dihindari dalam kehidupan, Bunda. Pada kenyataannya, anak yang memiliki sikap sombong bisa dilihat berdasarkan berbagai ciri-ciri yang ada pada kedua orang tuanya.
Dilansir dari laman Psychologs, kesombongan dapat dilihat sebagai menyombongkan diri karena anak akan membicarakan pencapaian mereka dengan cara yang dilebih-lebihkan. Tidak hanya itu, mereka juga hanya akan bicara sesuatu untuk mendapatkan kekaguman tanpa menunjukkan kekurangan di dalamnya.
Sikap sombong ini telah menjadi pandangan negatif karena merupakan perilaku yang sangat berbahaya dalam kehidupan. Salah satu dampak yang akan terjadi ketika anak tumbuh dengan sikap sombong adalah rusaknya sebuah hubungan.
Anak mungkin mengetahui bahwa temannya bersalah, tetapi mereka tidak akan mendengarkan sudut pandang lain. Hal ini menciptakan kesenjangan di antara mereka sehingga sering kali mendatangkan kesalahpahaman.
Rasa sombong yang dimiliki anak bisa jadi juga berasal dari hak istimewa yang mereka dapatkan dari Bunda maupun Ayah. Selain itu, anak juga bisa menjadi sombong karena status sosial yang dimilikinya.
"Menjadi orang yang 'memiliki hak istimewa' mengacu pada seseorang yang merasa mereka harus memiliki sesuatu atau melakukan sesuatu tanpa harus bekerja. Orang-orang yang sombong percaya bahwa mereka pantas mendapatkan hak istimewa atau pengakuan atas hal-hal yang tidak mereka peroleh," tutur terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, Becky Stuempfig, menilik dari laman Huffpost.
Ciri orang tua yang anaknya akan menjadi sombong
Terdapat beberapa ciri orang tua yang anaknya akan menjadi sombong, Bunda. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya seperti dikutip dari Huffpost:
1. Membuat tuntutan yang tidak masuk akal
Menuntut adalah salah satu tanda orang yang sombong. Mereka ingin langsung ke puncak daripada berurusan dengan orang yang berada di antara mereka.
Orang tua yang memiliki anak sombong biasanya akan membuat tuntutan atau permintaan yang tidak masuk akal dari semua orang. Hal ini juga akan dilakukan pada anak mereka sendiri.
"Hak diproyeksikan ke anak sebagai seperangkat harapan dan keyakinan pada pandangan perfeksionis terhadap anak. Setiap kritik terhadap anak akan menjadi kritik terhadap orang tua. Orang tua akan menuntut perlakuan khusus untuk anaknya dan menjauhkan anaknya dari kesempatan bersosialisasi di luar lingkaran sosialnya yang dikontrol ketat," papar Psikoterapis, Noel McDermott.
2. Orang tua percaya dunia berutang pada mereka
Salah satu ciri orang tua yang akan memiliki anak sombong adalah mereka selalu percaya bahwa dunia berutang pada mereka, Bunda.
"Orang tua yang sombong mungkin tampak sering mengeluh tentang bagaimana mereka diperlakukan tidak adil," ujar Becky.
"Sering kali orang tua yang sombong akan terlihat mengadu kepada orang yang berwibawa seperti pengelola toko atau restoran maupun kepala sekolah. Mereka mungkin terlihat secara dramatis keluar dari panggung sosial atau acara olahraga remaja karena merasa anak mereka tidak diperlakukan dengan baik," sambungnya.
Becky menambahkan bahwa orang tua yang anaknya sombong juga bisa terlibat dalam perilaku ekstrem dalam upaya agar suaranya didengar. Misalnya saja berteriak, mengeluh tanpa henti, atau mengunggah kata-kata kasar di media sosial.
3. Tidak peduli pada orang lain
Penting bagi anak untuk dibesarkan dengan keyakinan bahwa kebutuhan orang lain sama pentingnya dengan kebutuhan mereka. Orang tua yang anaknya tumbuh sombong kemungkinan besar tidak memberikan contoh ini kepada anak-anaknya.
"Orang tua mungkin tidak membantu anak-anak mereka untuk memahami tempat mereka di komunitas dan dunia yang lebih luas dan keterhubungan mereka dengan orang-orang di luar diri mereka sendiri," ujar Psikoterapis dan Pendiri Whole Heart Maternal Mental Health, Perri Shaw Borish.
Kurangnya belas kasih atau kepekaan terhadap orang lain adalah hal biasa para orang yang sombong. Mereka cenderung tidak meminta maaf atau memperbaiki perilaku mereka.
4. Terobsesi dengan pencapaian dan status
Ilustrasi/Foto: Getty Images/Nuttawan Jayawan
Orang tua yang sombong cenderung sering menyebutkan status dan pencapaian yang telah didapatkan oleh keluarganya. Mereka juga akan menekankan ukuran keberhasilannya, Bunda.
"Mereka mungkin membesar-besarkan pencapaian dan pencapaian anak-anak mereka sehingga merugikan anak tersebut dan mereka mungkin juga menekan anak-anak mereka daripada menyemangati dan membimbing anak-anak mereka," jelas Perri.
"Hal ini bisa menyebabkan rasa anak tidak memenuhi harapan yang berkontribusi pada keraguan diri dan harga diri rendah. Penting bagi anak-anak untuk merasa istimewa di mata orang tuanya namun mereka tidak perlu merasa istimewa di mata semua orang," lanjutnya.
5. Sulit menemukan kenikmatan dalam hidup
Tanda lain bahwa orang tua adalah orang yang sombong adalah mereka akan kesulitan untuk menemukan kenikmatan sejadi di dalam hidupnya. Bahkan jika mereka berada dalam posisi yang baik, mereka percaya bahwa yang terjadi adalah hal sebaliknya.
Mereka akan mengasihani diri sendiri dan menunjukkan bahwa mereka adalah korban dari keadaan yang buruk.
"Orang tua juga sering kali sangat menghargai benda-benda material dan cenderung memanjakan anak-anak mereka dengan semua barang fisik terbaru dan terhebat seperti teknologi, pakaian, sepeda, mobil, dan sebagainya," kata Becky.
"Mereka sering berusaha menemukan kegembiraan melalui benda-benda material karena kurangnya kepuasan emosional dalam hubungan mereka dan mereka percaya bahwa pantas mendapatkan standar tertinggi dalam segala hal," tambahnya.
6. Tidak memiliki batasan yang sehat
Orang tua yang akan memiliki anak yang sombong sering memperlakukan kehidupan anak mereka seolah-olah itu adalah hidup mereka sendiri.
Penting bagi orang tua untuk menetapkan batasan yang sehat dengan anak-anak mereka untuk memberi mereka ruang untuk mengembangkan rasa diri, memahami kebutuhan, serta mengekspresikannya. Kurangnya batasan ini bisa merusak anak yang mungkin merasa tidak penting dan mengembangkan harga diri yang rendah.
"Orang tua yang sombong mungkin pelit dengan kebutuhan anaknya karena kebutuhannya perlu didahulukan," jelas terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, Catherine Athans.
7. Kurang bersyukur
Banyak psikolog yang mengungkap pentingnya mempraktikkan rasa bersyukur dan dampaknya terhadap kesehatan mental. Hidup di saat ini dan mengakui hal-hal baik adalah hal yang sangat kuat dan sehat.
Sayangnya, orang-orang yang sombong cenderung tidak memiliki rasa syukur ini. Mereka pun akan menjadikan semua orang yang mempertanyakan hidupnya sebagai orang yang jahat.
"Orang yang sombong akan kurang bersyukur atas keberuntungannya dan memandang siapapun yang mempertanyakan posisinya sebagai orang jahat," tutur Noel.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)