Darunnajah di Pleno 'Ketahanan Pangan': Pesantren Sebagai Aktor Ekonomi Produktif

33 minutes ago 1

loading...

Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada sesi pleno strategis dalam Munas XI MUI: Membangun Ketahanan Pangan Menuju Indonesia Emas 2045. Foto/Darunnajah.

JAKARTA - Delegasi Universitas Darunnajah mengikuti sesi pleno strategis dalam Munas XI MUI: "Membangun Ketahanan Pangan Menuju Indonesia Emas 2045" sesi ini sangat relevan dengan program ekonomi produktif yang telah dijalankan Darunnajah.

Dalam sesi ketahanan pangan yang dipimpin Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dibahas peran strategis pesantren dalam swasembada pangan nasional. Data menunjukkan 90,48% pesantren memiliki unit usaha, namun mayoritas masih berskala mikro. Darunnajah menjadi salah satu model pesantren produktif dengan mengelola lahan pertanian dan peternakan, unit usaha, percetakan, katering, dan koperasi.

Baca juga: Konten Etnografi dan Blended Learning: Pendekatan Komprehensif Mengatasi Intoleransi di Kampus

Menteri pertahanan menekankan pentingnya semangat bekerja, tidak malas, sehingga Indonesia bisa menjadi pusat pertanian dunia. Menteri juga mengiatkan bahasan serakahnomics yang menjadi musuh bersama di Indonesia.

"Apa yang dibahas dalam Munas hari ini sesungguhnya sudah menjadi praktik terbaik di Darunnajah. Kami membuktikan bahwa pesantren bisa menjadi aktor ekonomi produktif tanpa kehilangan nilai-nilai pesantren," ujar KH. Hadiyanto Arief, presiden UDN.

"Darunnajah siap menjadi pilot project pesantren produktif di Indonesia. Pengalaman kami dalam mengelola unit usaha dapat direplikasi ke ribuan pesantren lain," tambah KH. Hadiyanto Arief.

Universitas Darunnajah (UDN) melalui Muhammad Irfanudin Kurniawan juga menyampaikan usulan konkret: kemitraan strategis pesantren untuk pengelolaan lahan dan alhamdulillah kementrian pertanian siap memberikan bantuan bibit untuk pengembangan pertanian pesantren di Indonesia dan yang paling utama adalah penguatas studi manajemen pesantren. Karena tanpa menejemen yang baik, lahan pesantren tidak bisa menjadi lahan yang produktif.

(nnz)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online