TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Mardani Ali Sera mengatakan DPR berkomitmen mendukung kemerdekaan Palestina. Menurut dia, DPR memiliki tiga sikap yang diusung parlemen mengenai isu konflik di Timur Tengah tersebut.
“Kami bersama Kementerian Luar Negeri menyuarakan tiga hal. Kemerdekaan Palestina, kerangka two-state solution, dan pembangunan Palestina,” kata Mardani usai diskusi di ruangan BKSAP, Gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat pada Jumat, 14 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun, two state-solution atau solusi dua negara merupakan sebuah penyelesaian konflik antara Palestina dan Israel dengan cara mengakui keberadaan negara satu sama lain. adapun pembahasan mengenai bagaimana batas wilayah, dimana ibu kota, serta teknis penyelesaiannya dapat ditentukan melalui sebuah perundingan.
Menurut Mardani, Indonesia terus mendukung adanya gencatan senjata dan perdamaian atas pendudukan Israel di Palestina. Menurut dia, gerakan kemerdekaan Palestina sesuai dengan resolusi PBB 1967 di mana Yerusalem bagian selatan ibu kota Palestina.
“Kami juga mendukung penuh agar Palestina menjadi anggota penuh dari PBB,” kata politikus Partai Keadilan Sejahtera ini.
Selain itu, Mardani mengajak masyarakat Indonesia untuk membantu Palestina. Di sisi lain,ia berharap berbagai faksi di Palestina seperti Hamas, Fatah, dan seluruh komponen lain bisa bersatudan mulai melaksanakan fungsi-fungsi kenegaraan.
Seperti diketahui, saat ini Palestina dan Israel sedang dalam tahap perundingan gencatan senjata. Hamas optimistis bahwa pembicaraan tersebut akan bermuara pada "kemajuan nyata".
"Hamas telah memulai babak baru negosiasi gencatan senjata," kata pejabat tinggi Hamas, Abdel Rahman Shadid, dalam platform digital organisasi Palestina tersebut seperti dilansir Anadolu.
Ia menegaskan komitmen Hamas melibatkan diri "dengan tanggung jawab dan optimisme penuh", termasuk untuk pembicaraan yang dilakukan dengan utusan khusus Amerika Serikat untuk urusan sandera, Adam Boehler.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 48.500 warga Palestina yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak tewas akibat genosida Israel di Gaza. Serangan tersebut berhenti sementara sepanjang gencatan senjata dan pertukaran tahanan sejak Januari lalu.
Sita Planasari berkontribusi dalam artikel ini.