TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Bendahara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Yuke Yurike meyakini pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno (Pramono-Rano), dapat menjaga harmonisasi antara Pemprov Jakarta dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta.
“Usai bertanding, tentu kini saatnya bersanding untuk membangun Jakarta yang lebih baik ke depan,” ujar Wakil Bendahara DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Yuke Yurike dalam diskusi Ngobrolin Jakarta (Ngojak) bertajuk ‘Mengawal Gubernur dan Wakil Gubernur DKJ Pilihan Rakyat di Tengah Gempuran 91 Anggota Dewan KIM Plus’, yang diinisiasi Lintas Generasi Aktivis Pro Jakarta pada Senin malam, 16 Desember 2024.
Yuke mengatakan Pram-Doel adalah figur yang komunikatif dan terbuka. Karena itu, keduanya diyakini dapat membangun kerja sama yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan di Jakarta, termasuk legislatif.
“Saya meyakini semua legislator di DPRD DKI Jakarta akan punya keberpihakan yang sama dan memastikan program-program pembangunan dapat dirasakan manfaatnya oleh warga. Terlepas apa pun partainya, kalau sudah di DPRD, kita menyebutnya semua sebagai Partai Kebon Sirih,” kata Yuke.
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta itu juga berpendapat Pram-Doel akan dapat menyelaraskan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2025-2045 sesuai dengan visi-misi dan janji kampanyenya.
“Mas Pram dan Bang Doel tentu juga akan mempersiapkan Jakarta sebagai kota global serta episentrum ekonomi dan bisnis di Indonesia setelah tidak menyandang status sebagai ibu kota negara,” ujarnya.
FBR Berharap Pram-Doel Memperhatikan Warga Betawi
Imam Besar Forum Betawi Rempug (FBR) KH Lutfi Hakim mengatakan Pramono Anung adalah figur cerdas dan punya kemampuan komunikasi.
“Saya yakin, melalui komunikasi yang baik ini, dinamika yang ada tidak akan menjadi hambatan. Apalagi, ini juga untuk mewujudkan program-program yang pernah ditawarkan saat kampanye,” tuturnya.
Dia berharap kepemimpinan Pram-Doel akan lebih memberikan perhatian besar kepada Betawi sebagai masyarakat inti di Jakarta.
“Kami berharap ketika Jakarta menjadi kota global, secanggih apa pun infrastrukturnya kalau tidak ada budaya maka itu menjadi tidak manusiawi. Betawi sudah teruji menjadi melting pot,” ucapnya.
Dia menuturkan, mengacu pada Undang Undang tentang Daerah Khusus Jakarta, diperlukan payung hukum turunan, baik peraturan daerah maupun peraturan gubernur untuk mendetailkan lagi agar bisa terimplementasi dengan baik.
“Kami ingin perhatian pada kearifan lokal di Jakarta itu optimal. Terkait Betawi, kami sudah menyepakati nanti Bang Fauzi Bowo yang diberi amanah untuk menjalin komunikasi intens dengan Mas Pram dan Bang Doel,” ujarnya.
Pramono Anung Diharapkan Mampu Membangun Keseimbangan
Adapun Boy Ade dari Lintas Generasi Aktivis Pro Jakarta mengungkapkan diskusi ini pada prinsipnya adalah membahas Jakarta ke depan, pascapelantikan Pram-Doel nanti. “Saya yakin Mas Pram mampu membangun komunikasi dengan semua pihak,” tuturnya.
Boy mengingatkan Jakarta menjadi sentral dan menyedot perhatian publik yang luar biasa. Termasuk, terkait kepemimpinan daerah, dalam hal ini gubernur dan wakil gubernur. “Ketika program-program Mas Pram itu masuk ke masyarakat, booming-nya kan tidak hanya di Jakarta, akan menjadi skala nasional,” tuturnya.
Dia memprediksi, ketika Pram-Doel berfokus pada program kerakyatan, sementara di pusat sibuk dengan nomenklatur yang menumpuk, maka dua variabel ini bisa memicu konflik kepentingan.
“Saya berharap ke depan ini Mas Pram mampu membangun keseimbangan, apalagi partai pengusung di DPRD DKI hanya PDI Perjuangan. Saya juga berharap Mas Pram dan Bang Doel bisa secara rutin mengadakan diskusi dengan kawan-kawan aktivis dan LSM di Jakarta,” ujarnya.
ANTARA
Pilihan editor: Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD, Kemendagri Tak Terburu-buru Tentukan Sistem Pilkada