Hasil Tracer Study ITB 2024, Mayoritas Lulusan Bekerja Sesuai Program Studi Kuliah

3 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Mayoritas atau sebanyak 68 persen lulusan sarjana Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sesuai program studi pilihannya saat kuliah, berdasarkan hasil tracer study atau penelusuran alumni pada 2024. Jumlah itu, menurut Direktur Kemahasiswaan ITB G. Prasetyo Adhitama, sedikit meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 62 persen. “Sementara persentase lulusan yang membangun usaha sendiri atau perusahaan rintisan sebesar 6 persen menurut data tracer study tahun 2024,” katanya kepada Tempo, Jumat, 17 Januari 2025.

Adapun lulusan program pasca sarjana ITB, persentase kesesuaian antara bidang kerja dan program studi lebih tinggi, yaitu 86 persen. Sementara alumni S2-S3 yang membangun usaha sendiri sebanyak 8 persen. Menurut Prasetyo, konsistensi antara program studi dengan bidang kerja pada lulusan pasca sarjana ITB cenderung  tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Karena sebagian besar mahasiswa S2-S3 memang sudah lebih fokus atau memutuskan bidang kerja atau bahkan sudah bekerja di bidang sesuai program studi,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Kamis 16 Januari 2025, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan hampir tidak ada lulusan perguruan tinggi yang langsung bekerja sesuai jurusannya. Karena itu, dia menekankan pentingnya lulusan untuk memiliki kemampuan membaca, menulis, etos kerja tinggi, komunikasi, dan mampu bekerja dengan tim. 

Menurut Prasetyo, tujuan pendidikan di ITB mendidik mahasiswa agar memiliki kemampuan yang dibutuhkan masyarakat di dunia usaha atau kerja. Kompetensi lulusan ITB sesuai tujuan tersebut mencakup antara lain, memiliki literasi dan kreativitas yang tinggi, mampu berpikir kritis dan memecahkan masalah kompleks, kepemimpinan dengan kemampuan manajemen diri dan orang lain, komunikasi interpersonal, dan kemampuan bekerja tim dan memiliki kecerdasan emosional.

Dari hasil tracer study ITB atas para alumni dan pengguna lulusan diketahui bahwa kemampuan-kemampuan tersebut tidak hanya diperoleh dari program studi saja yang menekankan pada keilmuan, namun juga dari kegiatan ekstra kurikuler atau kegiatan kemahasiswaan.

“Jadi memang mahasiswa seharusnya tidak hanya fokus pada kegiatan belajar di program studi masing-masing, namun juga melengkapi kemampuannya dalam kegiatan ekstra kurikuler,” kata Prasetyo.

Di tengah situasi dunia kerja yang tidak menentu ini, menurut dia, wajar bila ada ketidaksesuaian antara bidang studi dengan bidang pekerjaan. Menghadapi masalah itu ITB mengembangkan kurikulum dengan paradigma continuous improvement yang mensyaratkan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum ITB secara berkelanjutan dan responsif berdasarkan penilaian yang harus dilakukan secara periodik dan terencana, sesuai perkembangan keilmuan dan kebutuhan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online