HMPV Sudah Masuk RI dan Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegah dan Ciri Si Kecil Tertular

19 hours ago 2

Penemuan virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang menyerang warga di China membuat khawatir banyak orang. Tak terkecuali masyarakat Indonesia yang kini mulai terpapar, Bunda. 

Penularan virus HMPV cukup pesat menyebar dan dilaporkan menyerang sejumlah anak di Indonesia. Gejala virus ini hampir mirip dengan penyakit pernapasan lainnya, sehingga banyak orang tua yang tidak menyadari tanda-tanda awal infeksi.

Melansir dari berbagai sumber, berikut informasi mengenai gejala, penyebab, dan langkah pencegahan yang tepat agar Si Kecil terhindar dari penyebaran virus HMPV. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, Bunda.

Indonesia laporkan kasus HMPV

Pada Senin (6/1/25), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi penemuan virus HMPV di Indonesia. Virus ini diketahui telah menyerang anak-anak sebagai kelompok yang paling rentan.

"HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” ujar Menkes, dikutip dari keterangan resmi Kementerian Kesehatan, yang dikutip Rabu (8/1/2024).

Dalam kesempatan ini, Menkes Budi juga menjelaskan bahwa HMPV bukanlah virus baru dan telah dikenal di dunia medis. Hal ini membedakannya dari COVID-19 yang merebak beberapa tahun lalu.

“Berbeda dengan COVID-19 yang baru muncul, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar di seluruh dunia. Selama ini, tidak ada kejadian signifikan terkait virus ini,” jelasnya.

Melansir dari laman Cleveland Clinic dan CDC, individu yang terjangkit virus HMPV akan menunjukkan gejala yang mirip dengan kebanyakan infeksi pernapasan, seperti:

  • Batuk
  • Hidung meler atau tersumbat 
  • Mengi
  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Sesak napas (dispnea)
  • Ruam di kulit

Gejala HMPV juga dapat menyebabkan komplikasi serius yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi:

  • Asma
  • Bronkitis
  • Bronkiolitis
  • Pneumonia
  • Infeksi telinga

Menkes sebut mirip flu biasa, jangan panik Bun

Menindaklanjuti penyebaran HMPV di Indonesia, Menkes Budi mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Ia menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus baru dalam dunia medis dan memiliki sifat serta gejala yang mirip dengan flu biasa. Sebagian besar sistem imun manusia sudah mengenal virus ini, sehingga banyak orang yang terinfeksi dapat pulih tanpa perawatan khusus.

Menkes juga membantah laporan mengenai peningkatan kasus HMPV di Tiongkok, yang telah dikonfirmasi oleh pemerintah setempat dan WHO. Mereka menjelaskan bahwa wabah flu biasa adalah hal yang umum terjadi di negara empat musim, terutama saat musim dingin.

“Saya sudah lihat datanya, yang naik di China itu virusnya bukan HMPV tapi melainkan tipe H1N1 atau virus flu biasa. HMPV itu ranking nomor tiga di China dari sisi prevalensi, jadi itu tidak benar),” kata Menkes.

Kelompok yang rentang tertular HMPV

Siapapun dapat tertular virus HMPV, tetapi ada beberapa kelompok rentang yang berisiko lebih tinggi terjangkit infeksi virus ini, yakni:

  • Anak-anak di bawah usia lima tahun, terutama bayi prematur, yang sangat rentan karena sistem kekebalan mereka belum sepenuhnya berkembang dan belum memiliki pengalaman melawan berbagai virus.
  • Orang yang berusia di atas 65 tahun, karena penurunan fungsi sistem kekebalan seiring bertambahnya usia membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi yang dapat berujung pada komplikasi serius.
  • Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, baik akibat kondisi medis seperti HIV, kanker, atau gangguan autoimun, maupun karena pengobatan yang menekan sistem kekebalan.
  • Penderita asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), karena HMPV dapat memperburuk kondisi pernapasan mereka dan menyebabkan serangan yang lebih kompleks.

Cara penularan HMPV

Proses penularan HMPV dapat terjadi dalam beberapa cara, yang membuatnya mudah menyebar di lingkungan yang padat, yakni:

  • Batuk dan bersin: ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, mereka mengeluarkan percikan air liur yang mengandung virus ke udara. Jika orang lain menghirup udara ini, maka dapat terinfeksi.
  • Interaksi fisik: berjabat tangan, berpelukan, atau berciuman juga dapat menjadi sarana penularan. Virus dapat berpindah dari kulit satu orang ke orang lain melalui sentuhan, terutama jika salah satu pihak memiliki virus di tangan mereka.
  • Menyentuh benda-benda yang terkontaminasi: virus HMPV dapat bertahan hidup di permukaan seperti telepon, gagang pintu, atau alat makan selama beberapa waktu. Ketika seseorang menyentuh benda-benda ini dan kemudian menyentuh wajah, terutama mulut, hidung, atau mata, mereka dapat dengan mudah terinfeksi.

Untuk menjaga keluarga tersayang dari penularan HMPV, Bunda dapat menerapkan beberapa tindakan pencegahan sebagai berikut:

  • Menjaga pola hidup sehat
  • Mencuci tangan dengan sabun dan air atau hand sanitizer secara teratur 
  • Menggunakan masker di tempat umum
  • Menjaga jarak dengan lingkungan yang padat
  • Hindari berbagi makanan atau peralatan makan dengan orang lain
  • Hindari menyentuh wajah, mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci, terutama setelah beraktivitas di luar rumah.

Diagnosis HMPV

Diagnosis HMPV biasanya dilakukan oleh tenaga pelayanan kesehatan berdasarkan gejala dan riwayat kesehatan. Mereka akan mengambil sampel dari hidung atau tenggorokan menggunakan swab, yang kemudian diuji di laboratorium untuk mendeteksi virus dan infeksi lainnya.

Perlu diingat, tes HMPV umumnya hanya dilakukan jika individu menunjukkan gejala serius. Selain itu, dokter mungkin juga melakukan bronkoskopi atau rontgen dada untuk memeriksa perubahan pada saluran udara di paru-paru.

Apakah HMPV mematikan?

Pandemi COVID-19 telah meninggalkan trauma dan ketakutan mendalam kepada masyarakat. Banyak orang bertanya-tanya apakah HMPV termasuk wabah mematikan layaknya COVID-19 di beberapa tahun silam.

Namun, para ahli meyakinkan kalau HMPV bukanlah patogen baru sehingga efek dari infeksi virus ini tidak berdampak besar karena manusia sudah memiliki tingkat kekebalan terhadapnya.

"Hampir setiap orang pernah terinfeksi HMPV sebelum usia lima tahun, dan meskipun infeksi dapat terulang, tidak perlu khawatir karena tubuh kita sudah berpengalaman dalam mengatasi gejalanya," kata Paul Hunter, profesor medis di University of East Anglia, seperti dilansir BBC.

Dr. Hsu Li Yang, dokter penyakit menular asal Singapura, juga menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda masalah global yang serius terkait HMPV. Meskipun demikian, ia menyarankan masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan oleh tenaga medis.

Perbedaan HMPV dan COVID-19

Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan dengan gejala umum seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Virus ini pertama kali ditemukan di Belanda pada tahun 2001.

Mengutip dari laman detikcom, penelitian terhadap sampel darah penderita HMPV membuktikan bahwa virus ini sudah bersirkulasi sekiranya sejak tahun 1950-an. Oleh sebab itu, HMPV bukan sebuah virus baru yang mematikan layaknya COVID-19.

Gejala HMPV pun lebih menyerupai flu biasa. Sementara itu, COVID-19 menunjukkan beragam gejala, seperti hilangnya indra penciuman dan perasa.

Selain itu, periode inkubasi HMPV berbeda jauh dari COVID-19. HMPV termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae dan cenderung menyerang secara musiman, terutama selama musim dingin dan musim semi. Sebaliknya, penyebaran COVID-19 lebih tak terduga dan acak.

Demikian penjelasan tentang gejala, penyebab, hingga tindakan pencegahan yang tepat untuk melindungi diri dari virus HMPV. Semoga informasi ini dapat membantu Bunda dan keluarga terhindar dari penularannya, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online