Ini Ciri-ciri Bunda yang Akan Punya Anak Pintar Menurut Pakar

1 day ago 5

Bagaimana caranya agar punya anak pintar? Bicara tentang kepintaran anak, pertanyaan tersebut cukup sulit dijawab, Bunda. Hal ini karena kepintaran anak itu beragam.

Karena setiap anak itu unik, sebagai orang tua, kita perlu fokus pada mengapa anak-anak berbeda dalam hal kecerdasan. Selain itu, perlu dipahami tentang cara untuk menjadi yang terbaik untuk mereka.

"Kecerdasan mencerminkan kemampuan umum untuk memproses informasi, yang mendorong pembelajaran, pemahaman, penalaran, dan pemecahan masalah," kata Linda S. Gottfredson, PhD, seorang profesor pendidikan di University of Delaware di Newark, dikutip dari WebMD.

"Kecerdasan memengaruhi berbagai macam perilaku sehari-hari," lanjutnya.

Kemudian, sebuah studi oleh Mei Elansary, seorang spesialis pediatrik di Boston Medical Center dan lima pakar lainnya menemukan bahwa pola pikir berkembang seorang Bunda dapat mendorong perkembangan otak anak.

Pekerjaan tim itu dibangun berdasarkan penelitian sebelumnya, termasuk penelitian Meredith Rowe, Profesor Saul Zaentz untuk pembelajaran dan perkembangan anak usia dini yang menunjukkan efek positif dari pola pikir berkembang dalam interaksi Bunda-anak.

“Pola pikir berkembang keibuan adalah keyakinan bahwa Anda dapat mengembangkan kemampuan melalui kerja keras dan usaha, dan bahwa saya dapat membantu anak-anak saya mempelajari hal-hal baru dan mengembangkan serta memperluas kemampuan mereka,” kata Elansary, dikutip dari laman The Harvard Gazette.

“Sebaliknya, pola pikir tetap keibuan adalah keyakinan bahwa kemampuan akan tetap sama seiring berjalannya waktu, tidak peduli seberapa keras saya bekerja atau seberapa besar investasi yang saya berikan sebagai seorang Bunda untuk pembelajaran anak saya," imbuhnya.

Ciri-ciri Bunda yang akan punya anak pintar

Ternyata, tidak hanya genetik yang berperan penting dalam menentukan kecerdasan anak. Akan tetapi, juga sikap dan pengasuhan seorang Bunda yang bisa mendorong perkembangan otak mereka. Menurut pakar, berikut ini ciri-ciri Bunda yang akan memiliki anak pintar:

1. Selalu mendukung anak

Dukungan dari Bunda memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan kecerdasan umum anak dan efek ini dapat bertahan hingga akhir masa kanak-kanak. Hal ini menurut penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Intelligence.

“Efek Wilson (peningkatan heritabilitas seiring bertambahnya usia) menunjukkan bahwa perbedaan individu di awal kehidupan dalam kecerdasan umum sebagian besar disebabkan oleh lingkungan yang dimiliki oleh orang-orang yang tinggal di rumah yang sama, sedangkan di masa dewasa perbedaan sebagian besar disebabkan oleh genetika," jelas penulis studi Curtis Dunkel, seorang peneliti dan konsultan independen.

"Tampaknya masuk akal untuk memprediksi bahwa salah satu pengaruh lingkungan awal ini adalah dukungan dari Bunda,” lanjutnya seperti dikutip dari PsyPost.

Para peneliti menemukan bahwa ada hubungan positif antara dukungan dari ibu dan kecerdasan umum anak. Hal ini berarti bahwa ketika ibu lebih mendukung anak-anak mereka, anak-anak cenderung memiliki skor kecerdasan umum yang lebih tinggi. Hubungan ini tetap signifikan bahkan setelah mengendalikan faktor-faktor lain seperti kecerdasan ibu sendiri.

Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang lebih tertarik dan responsif terhadap upaya orang tua mereka untuk merangsang pemikiran mereka mungkin menerima lebih banyak dukungan dari Bunda mereka. Hal ini dapat berkontribusi pada skor kecerdasan umum yang lebih tinggi.

2. Selalu belajar dari anak-anak

Anak-anak kita mungkin adalah guru yang paling bijaksana. Kepolosan seperti anak kecil adalah sesuatu yang dapat kita pelajari darinya.

Soalnya, dipikir-pikir anak-anak selalu mencoba hal-hal baru hampir setiap hari karena banyak hal yang masih baru bagi mereka. Anak mencoba semua makanan baru saat mereka mulai makan makanan padat, mencoba perosotan besar yang baru, mencoba kelas dancing untuk pertama kalinya atau klub baru di sekolah saat mereka bertambah dewasa.

Sebagai orang dewasa, kita masuk ke dalam lingkungan dan rutinitas yang aman dan sering kali lupa bagaimana melangkah keluar dari zona aman kita untuk mencoba sesuatu yang baru. Kita manusia tidak akan pernah bisa mengetahui semuanya, jadi kita masih memiliki begitu banyak kesempatan untuk menjadi berani dan mempelajari hal baru.

3. Tidak bandingkan anak-anak dengan orang lain

3 Cara Ajarkan Anak Mengelola Emosi agar Bahagia dan Jadi SuksesIlustrasi Bunda dan anak/Foto: Getty Images/Edwin Tan

Kadang rumput tetangga memang lebih hijau. Namun, jangan pernah bandingkan anak Bunda dengan orang lain. Bunda perlu memahami bahwa setiap anak itu unik dan tumbuh dengan kecepatannya sendiri. Orang tua mencintai anak-anak karena pribadi mereka yang unik.

Membanding-bandingkan justru menimbulkan rasa tidak mampu dengan menyoroti kekurangan anak dibandingkan dengan teman sebayanya. Alih-alih mendorong pertumbuhan, hal ini dapat menanamkan rasa takut gagal dan keengganan untuk mengambil risiko atau mengejar peluang baru.

4. Terbuka dan selalu validasi emosi anak

Terkadang Bunda mungkin berpikir bahwa anak tidak perlu menunjukkan semua emosinya di hadapan, tetapi kemampuan anak untuk menunjukkan kemarahan, kesedihan, atau ketakutan merupakan tanda yang baik karena anak merasa aman. Berhati-hatilah agar anak tidak merasa "dibungkam" dan pujilah dia karena menunjukkan emosi, apa pun emosinya.

Lalu, ketika anak terluka atau memiliki masalah, ia akan datang kepada Bunda. Jika hal ini terjadi, maka Bunda adalah pintu gerbang yang aman bagi anak.

Mendengarkan masalah anak, tidak peduli seberapa kecil atau besar, menciptakan hubungan terbuka yang baik antara ibu dan anak tentang hal-hal sulit dalam hidup.

5. Tidak terlalu mengakomodasi anak dalam menyelesaikan masalah

Lynn Lyons seorang psikoterapis di Concord, New Hampshire, mengatakan bahwa setiap kali kita mencoba memberikan kepastian dan kenyamanan, kita menghalangi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan mereka sendiri dalam memecahkan masalah dan menguasai diri.

Lyon memberikan contoh dramatis tetapi tidak jarang terjadi. Misalkan seorang anak pulang sekolah pukul 3:15. Namun, mereka khawatir orang tua mereka akan menjemput mereka tepat waktu. Jadi, orang tua tersebut tiba satu jam lebih awal dan parkit mobil di dekat ruang kelas anak sehingga mereka dapat melihat orang tua tersebut ada di sana.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online