Jakarta -
Kehilangan kehamilan atau keguguran salah satu pengalaman yang sangat berat bagi pasangan suami istri. Terlebih saat keguguran merupakan calon anak pertama pasangan tersebut.
Biasanya saat keguguran berfokus pada perasaan ibu yang sedang berduka. Padahal perasaan sang Ayah juga tak kalah penting karena Ayah juga merasakan patah hati akibat keguguran dan sering kali Ayah merasa cemas, bingung, bahkan merasa bersalah tak berdaya menghadapi situasi tersebut.
Dikutip laman Tommys, Al Fergusson dari The Dad Network membagikan kisah kegugurannya yang dialami oleh Ayah. Menurutnya, Ayah memiliki emosi yang sama seperti ibu yang mengalami keguguran.
"Para Ayah merasakan emosi yang sama, mereka mengalami hal yang sama kecuali dari sisi fisik keguguran. Harus ada fokus pada ibu dan Ayah dalam mengatasi dan menghadapi keguguran," kata Al Fergusson.
Al mengatakan saat ibu mengalami keguguran, banyak yang perlu dilakukan untuk mendukung Ayah dan pasangan dalam situasi ini. Tapi yang perlu diingat aspek fisik keguguran juga bisa sangat mengganggu bagi pria.
Meskipun mereka tidak akan merasakan sakit fisik secara langsung, banyak Ayah merasa frustrasi, marah, dan tidak berdaya untuk membantu pasangan mereka.
Akun blog Nick Harrison, The Odd Journey of a Man Through Miscarriage, menyoroti tabu seputar pria yang membicarakan keguguran.
"Saya sebagai seorang laki-laki merasa sedikit tidak nyaman menulis tentang keguguran istri saya karena memang seperti itu. Istri saya keguguran, saya selalu menganggap diri saya sebagai korban tambahan dalam kejadian ini," kata Nick Harrison.
Nick dan istrinya kehilangan bayi pertama mereka setelah memberitahukan teman-teman dan keluarga tentang kehamilan mereka.
"Di tengah keterkejutan, saya merasakan perasaan aneh yang memalukan. Mengingat minggu-minggu sebelumnya ketika kami berkumpul dengan keluarga dan mengangkat gelas, padahal kenyataannya kami sedang merayakan kegagalan," kata Nick.
Istri Nick merasakan ada yang tidak beres setelah mulai merasakan sakit, namun Nick tetap merasa yakin kondisinya baik-baik saja.
"Saya memberitahunya bahwa semuanya akan baik-baik saja dan saya tidak menyadari kemungkinan seperti itu (keguguran)," tuturnya.
Setelah diberitahu bahwa mereka telah mengalami keguguran, Nick merasa terhimpit oleh kabar tersebut.
"Ketika kami meninggalkan ruang operasi, kesedihan menghantam saya, membuat saya terjatuh ke pelukan istri dengan air mata yang deras dan tubuh yang gemetar. Itu sangat asing, rasanya seperti saya sedang melihat diri saya sendiri di trotoar."
Selain mengelola perasaan kehilangan dirinya sendiri, Nick merasa takut bahwa dia mengecewakan istrinya dengan menunjukkan rasa sakitnya.
"Saya tidak memiliki kata-kata penghiburan untuk istri saya karena sangat jelas bahwa semuanya tidak akan baik-baik saja. Di tengah tangisan, saya meminta maaf padanya, didorong oleh rasa takut bahwa saya tidak memenuhi pandangan kuno tentang suami yang tabah dan tidak tergoyahkan," ucapnya.
Perasaan yang digambarkan Nick sangatlah umum terjadi pada Ayah lho Bunda. Banyak Ayah yang merasa mereka harus tetap kuat untuk istri mereka dan tidak menunjukkan apa yang sebenarnya sedang dirasakan. Sering kali mereka akan terfokus pada hal-hal praktis dalam menghadapi situasi ini dan tidak memberi diri mereka waktu untuk memproses perasaannnya.
Padahal, penting untuk menyadari bahwa pria juga merasakan sakit akibat keguguran seperti halnya perempuan. Ayah tidak kebal dari patah hati kehilangan calon anak seperti istrinya mereka dan kita perlu memecah keheningan tentang pria dan keguguran untuk memastikan Ayah tidak merasa bersalah karena menunjukkan kesedihannya.
Para pria seharusnya bisa berbagi kisah kehilangan mereka saat tahu istrinya mengalami keguguran dan tidak merasa seperti yang Nick gambarkan sebagai korban sampingan.
Begitulah yang Ayah rasakan bila istrinya keguguran ya Bunda. Sama seperti perempuan, pria juga merasa sedih saat tahu kehilangan calon anaknya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)