Jalani Pap Smear, Tya Ariestya Temukan Polip Rahim hingga Lakukan Operasi

1 month ago 51

Jakarta -

Artis Tya Ariestya baru-baru ini menjalani operasi pengangkatan polip di rahimnya, Bunda. Menurut Tya, dokter menemukan polip ini saat ia menjalani pemeriksaan pap smear tahunan.

Tya menjalani operasi di klinik program bayi tabung. Di tempat ini, Tya dulu pernah menjalani program tersebut untuk mendapatkan momongan.

"Jadi kali ini bukan mau bayi tabung ya, tapi mau operasi untuk angkat polip," katanya, dikutip dari TikTok @tya_ariestya, Selasa (25/2/25).

Tya mengatakan bahwa operasi ini tergolong dadakan. Ia mesti menjalani operasi setelah dokter menemukan polip di rahimnya.

"Ini dadakan karena kemarin ditemuin pas lagi pap smear tahunan," ungkap Bunda dua anak ini.

Tya menunjukkan polip yang berhasil diangkat oleh dokter. Ukuran polip cukup besar, yakni hampir mencapai 2 sentimeter (cm).

Polip rahim yang sudah diangkat tersebut lalu akan diperiksa oleh dokter. Dari pemeriksaan, Tya akan mengetahui kondisi polipnya.

"Habis ini polipnya mau dicek, dipatologi namanya. Mudah-mudahan hasilnya baik," ujar Tya.

Tya AriestyaTya Ariestya/ Foto: Instagram @tya_ariestya

Apa itu polip rahim?

Polip rahim yang dialami Tya Ariestya juga dapat dialami oleh setiap perempuan. Lantas, apa itu polip rahim dan penyebabnya?

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), polip adalah jenis pertumbuhan jaringan non-kanker, yang ditemukan di dalam atau leher rahim. Polip rahim dapat menyebabkan perdarahan haid yang tidak teratur atau berat, Bunda.

Dikutip dari Mayo Clinic, polip rahim dikenal juga sebagai polip endometrium, yang terbentuk akibat sel-sel pada lapisan rahim (endometrium) tumbuh secara berlebihan. Meski bersifat non-kanker, pada beberapa kasus dapat berkembang menjadi kanker (polip prakanker).

Penyebab polip rahim kerap dikaitkan dengan faktor hormonal. Polip rahim sensitif terhadap hormon estrogen, yang artinya polip dapat tumbuh sebagai respons terhadap hadirnya estrogen dalam tubuh seorang perempuan.

Faktor risiko polip rahim

Ada beberapa faktor risiko yang dapat membuat perempuan mengalami polip rahim, yakni:

  • Tengah berada di masa perimenopause atau pascamenopause
  • Mengalami obesitas
  • Mengonsumsi obat tamoxifen, yakni terapi obat untuk pengidap kanker payudara
  • Memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi
  • Mengonsumsi terapi hormon untuk mengatasi gejala menopause

Tanda dan gejala polip rahim

Bunda yang mengidap polip rahim dapat mengalami tanda atau gejala, seperti:

  • Perdarahan vagina setelah menopause
  • Perdarahan di antara siklus haid
  • Periode haid yang sering dan tidak dapat diprediksi dengan durasi dan berat yang bervariasi
  • Periode haid yang sangat berat
  • Perdarahan setelah berhubungan seksual
  • Infertilitas atau sulit untuk hamil

Beberapa orang yang terkena polip rahim dapat mengalami perdarahan ringan atau muncul bercak. Sementara itu, yang lain bisa saja tidak mengalami gejala apa pun.

Komplikasi polip rahim

Sebagian besar polip rahim bukanlah kanker, Bunda. Namun, beberapa di antaranya dapat berubah menjadi kanker di kemudian hari. Peluang terjadinya hal tersebut menjadi lebih tinggi bila Bunda telah mengalami menopause.

Selain itu, polip juga dapat menyebabkan masalah kesuburan atau meningkatkan kemungkinan keguguran. Hal tersebut terjadi karena polip dapat menghalangi sel telur yang telah dibuahi untuk menempel pada rahim atau menyumbat saluran tuba.

Melansir dari Web MD, beberapa penelitian menemukan bahwa pengangkatan polip dapat membantu perempuan untuk hamil. Namun, tidak ada bukti yang jelas bahwa cara tersebut akan berhasil pada semua orang.

Penanganan polip rahim

Polip rahim dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG transvaginal, histeroskopi, biopsi endometrium, atau kuret. Setelah dideteksi, penanganannya akan tergantung pada kasus Bunda.

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani polip rahim, yakni:

Bunda mungkin tidak memerlukan pengobatan bila tidak memiliki gejala apa pun dan polip tersebut bukan kanker. Polip tersebut mungkin akan hilang dengan sendirinya. Namun, jika telah melewati masa menopause atau berisiko lebih tinggi terkena kanker rahim, dokter dapat merekomendasikan untuk mengangkatnya.

2. Penggunaan obat-obatan

Obat progestin dan gonadotropin-releasing hormone dapat membantu mengendalikan kadar hormon. Obat-obatan tersebut dapat mengecilkan polip dan meredakan gejala, seperti perdarahan hebat. Namun, gejalanya sering kali muncul kembali saat Bunda berhenti mengonsumsi obat.

3. Operasi

Dokter biasanya dapat mengangkat polip melalui prosedur, seperti histeroskopi atau kuretase (kuret). Alih-alih membuat sayatan di perut, dokter dapat memasukkan kuret atau alat bedah lainnya melalui vagina dan serviks untuk mengeluarkan polip. Jika polip mengandung sel kanker, Bunda mungkin memerlukan operasi untuk mengangkat seluruh rahim, yang disebut histerektomi.

Demikian cerita Tya Ariestya tentang operasi pengangkatan polip yang dijalaninya, dan penjelasan tentang kondisi medis ini. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online