TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, menyatakan organisasinya memperoleh dana operasional dari berbagai pihak yang mengerjakan proyek di Papua. Proyek yang dimaksud Sebby itu seperti proyek pengerukan pasir dan penebangan kayu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami mendapat uang dari proyek apa pun karena kami tuan tanah,” kata Sebby saat dihubungi Tempo pada Senin malam, 10 Maret 2025.
Meski demikian, Sebby mengatakan Markas Pusat Komando Nasional TPNPB tidak mengetahui secara detail mengenai cara pasukan OPM di lapangan memperoleh dana dari berbagai proyek tersebut. Menurut dia, setiap kelompok mencari cara sendiri untuk memperoleh dana guna membiayai operasi mereka di lapangan. Sebby juga mengeklaim organisasinya tidak mendapatkan sponsor dari negara mana pun.
Sebby menjelaskan dana yang dikumpulkan OPM itu akan digunakan untuk membeli senjata api dari prajurit maupun mantan prajurit TNI serta personel kepolisian. Harga senjata api yang mereka beli sekitar Rp 300-500 juta per pucuk.
Dia mengatakan pasukan OPM akan berusaha menggunakan berbagai cara untuk memperoleh senjata api. Sebab, membeli senjata api merupakan salah satu bentuk perjuangan mereka. “Prinsipnya, saya bilang, kami kan berjuang. Jadi, berusaha cari arah bagaimana barang bisa datang. Sekalipun jauh itu tidak masalah karena masyarakat yang lain akan berjuang lagi,” kata dia.
Sebelumnya, Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz 2025 bersama Kepolisian Daerah Papua berhasil mengungkap pasokan senjata untuk kelompok separatis TPNPB-OPM. Tim gabungan menyita enam pucuk senjata api dan 882 butir amunisi berbagai kaliber produksi PT Pindad Bandung. Tim meringkus mantan prajurit TNI Yuni Enumbi (YE) yang mencoba menyelundupkan senjata dan amunisi untuk tentara OPM itu.
Menurut Kapolda, berdasarkan pengakuan Yuni Enumbi, senjata dan amunisi itu dibeli dari seseorang di Jakarta seharga Rp 1,3 miliar. Kemudian barang ilegal ini dikirim ke Surabaya untuk dikemas dan kemudian dikapalkan ke Jayapura menggunakan jasa pengiriman kapal laut.
Tentara Nasional Indonesia membantah melakukan jual beli senjata api kepada OPM. Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Hariyanto mengatakan informasi yang beredar untuk menjatuhkan wibawa prajurit militer.
"Saya sampaikan bahwa TNI tidak pernah menjual senjata kepada siapa pun, terlebih kepada OPM yang selama ini justru berseberangan dengan TNI," kata Hariyanto saat dihubungi Tempo melalui aplikasi perpesanan pada Senin.
Dia kembali membantah jika OPM telah lama membeli senjata api dari aparat militer. Ia memastikan informasi tersebut adalah kabar burung atau hoaks.
"Terkait adanya klaim dari OPM yang menyatakan bahwa sejak lama membeli senjata dari aparat militer, kami pastikan dalam hal ini adalah tidak benar dan menyesatkan," ucap dia.
Daniel A. Fajri dan M. Raihan Muzakki berkontribusi dalam artikel ini.