Ketahui Frekuensi Pernapasan Normal Anak dari Bayi hingga Dewasa

5 hours ago 2

Bunda, pernahkah mengamati frekuensi anak? Pada saat Si Kecil sakit, frekuensi napasnya bisa saja menjadi lebih cepat dari biasanya. Itu sebabnya, penting mengetahui frekuensi napas yang normal pada anak.

Frekuensi pernapasan adalah jumlah napas yang diambil dalam satu menit. Orang dewasa biasanya bernapas lebih lambat daripada anak-anak. Frekuensi pernapasan merupakan pengukuran penting karena banyak kondisi kesehatan.

Beberapa di antaranya serius, dapat mengubah seberapa cepat atau lambatnya  bernapas. Ketika frekuensi pernapasan  berubah, itu mungkin berarti tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen.

Demam, dehidrasi, dan infeksi semuanya dapat mempercepat pernapasan. Begitu juga kondisi kesehatan jangka panjang seperti asma, PPOK, dan masalah jantung.

Berikut pembahasan mengenai frekuensi pernapasan normal pada orang dewasa dan anak-anak. Artikel ini juga membahas penyebab frekuensi pernapasan tinggi dan faktor apa saja yang memengaruhinya.

Simak selengkapnya berikut ini, Bunda!

Apa itu frekuensi napas?

Frekuensi pernapasan adalah jumlah napas yang  ambil per menit. Dikutip dari Healthgrades, ketika menarik napas akan membawa oksigen ke paru-paru. Paru-paru dan jantung kemudian bekerja sama untuk mengirimkan oksigen itu ke semua sel. Ketika  menghembuskan napas,  menghembuskan karbon dioksida, produk limbah dapat berbahaya jika menumpuk di dalam tubuh.

Sel-sel membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi. Tubuh menyesuaikan frekuensi pernapasan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan energi dari sel-sel, Bunda.

Misalnya, pernapasan menjadi lebih cepat saat berolahraga karena tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen dari biasanya untuk mendukung aktivitas. Demikian pula, frekuensi pernapasan dapat menjadi lebih cepat saat  sakit, dan sel-sel membutuhkan energi ekstra.

Frekuensi pernapasan yang jauh lebih lambat dari biasanya juga dapat menandakan masalah kesehatan.

Rentang frekuensi pernapasan normal berdasarkan usia

Meskipun frekuensi pernapasan dapat sedikit berbeda di antara setiap individu, ada rentang standar yang perlu dipertimbangkan oleh dokter dan perawat. Mengutip Medical News Today, berikut frekuensi pernapasan normal berdasarkan usia:

  • Bayi baru lahir hingga 1 tahun: 30 – 60 napas per menit
  • 1 – 3 tahun: 24 – 40 napas per menit
  • 3 – 6 tahun: 22 – 34 napas per menit
  • 6 – 12 tahun: 18 – 30 napas per menit
  • 12 – 18 tahun: 12 – 16 napas per menit
  • di atas 18 tahun: 12 – 20 napas per menit

Rentang frekuensi pernapasan normal saat olahraga

Olahraga membuat otot bekerja lebih keras, dan agar otot bekerja lebih keras, otot perlu menggunakan lebih banyak oksigen untuk menghasilkan lebih banyak energi. Dikutip Verywell Health, ini berarti bahwa:

Frekuensi pernapasan normal untuk orang dewasa yang sehat selama berolahraga dapat meningkat hingga 40 hingga 60 napas per menit. Peningkatan frekuensi pernapasan memungkinkan lebih banyak oksigen mencapai paru-paru.

Anak-anak juga bernapas lebih cepat saat berolahraga, dan mereka mungkin terkadang merasa sedikit sesak napas untuk sementara waktu. Namun, pernapasan cepat yang disertai gejala lain seperti batuk atau mengi bukanlah hal yang normal pada usia berapa pun dan harus diperiksakan ke tenaga kesehatan.

Penyebab frekuensi pernapasan tidak normal

Pernapasan bergantung pada koordinasi pusat kendali di otak dan otot-otot pernapasan. Area di dasar otak mengendalikan pernapasan. Otak mengirimkan sinyal dari otak ke otot-otot pernapasan.

Terkadang, tubuh perlu menyesuaikan frekuensi pernapasan. Reseptor di otak mendeteksi kadar oksigen rendah atau kadar karbon dioksida tinggi dan mengirimkan sinyal ke tubuh, yang dapat mengubah frekuensi pernapasan.

Memiliki frekuensi pernapasan yang tidak normal dapat mengindikasikan berbagai hal. Dalam beberapa kasus, frekuensi pernapasan yang tinggi atau rendah disebabkan oleh suatu aktivitas, seperti olahraga, dan bukan merupakan indikasi bahwa ada sesuatu yang salah.

Namun, terkadang, berbagai penyakit, cedera, dan zat dapat menyebabkan perubahan pernapasan. Dalam konteks medis, frekuensi pernapasan yang tidak biasa, terutama jika terlalu cepat, dapat mengindikasikan masalah kesehatan.

Berbagai faktor memengaruhi frekuensi pernapasan seseorang, termasuk cedera, olahraga, emosi, suasana hati, dan berbagai kondisi medis.

Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan. Dikutip dari Jove, berikut faktor-faktornya!

1. Usia

Laju pernapasan pada bayi baru lahir berkisar antara 30 hingga 60h napas per menit karena kebutuhan metabolisme mereka yang lebih tinggi. Seiring bertambahnya usia, frekuensi metabolisme mereka biasanya menurun, yang mengakibatkan frekuensi pernapasan lebih lambat

2. Jenis Kelamin

Wanita biasanya memiliki volume paru-paru yang lebih kecil dan frekuensi aliran ekspirasi maksimal bahkan ketika dikoreksi untuk tinggi badan relatif terhadap pria. Perbedaan ventilasi saat istirahat dan berolahraga di seluruh siklus menstruasi dan pria juga telah dilaporkan, meskipun signifikansi fungsionalnya masih belum jelas.

3. Suhu Tubuh

Suhu yang lebih tinggi meningkatkan frekuensi metabolisme, meningkatkan kebutuhan oksigen dan frekuensi pernapasan. Sebaliknya, suhu yang lebih rendah memperlambat proses metabolisme dan menurunkan frekuensi pernapasan.

4. Posisi Tubuh

Postur tubuh yang tegak memungkinkan ekspansi dada dan pertukaran gas yang optimal, sementara posisi membungkuk atau berbaring dapat membatasi ekspansi paru-paru, yang memengaruhi frekuensi pernapasan

5. Aktivitas yang Dilakukan Tubuh

Aktivitas fisik meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernapasan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan oksigen. Selama berolahraga, tubuh membutuhkan lebih banyak energi, yang memerlukan asupan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida yang lebih besar.

6. Kondisi Kesehatan

Nyeri dapat membatasi upaya inspirasi, yang menyebabkan frekuensi pernapasan lebih cepat dan napas lebih pendek, karena pernapasan dalam mungkin menjadi tidak nyaman.

7. Emosi

Kecemasan sering kali mengakibatkan pernapasan cepat dan dangkal atau hiperventilasi sebagai bagian dari respons tubuh untuk melawan atau lari terhadap ancaman yang dirasakan.

8. Ketinggian

Kadar hemoglobin berdampak signifikan pada pernapasan. Di dataran tinggi, di mana udara memiliki lebih sedikit oksigen, tubuh mengimbanginya dengan meningkatkan kadar hemoglobin, meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernapasan untuk meningkatkan penyerapan oksigen. Seperti pada anemia, kadar hemoglobin yang lebih rendah dapat meningkatkan frekuensi pernapasan saat tubuh mencoba mengimbangi berkurangnya kapasitas pengangkutan oksigen.

Penyebab peningkatan frekuensi pernapasan

Peningkatan frekuensi pernapasan bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:

1. Asma

Asma adalah kondisi yang ditandai dengan saluran udara yang sempit, meradang, dan berisi lendir. Pada asma, ada kalanya sulit untuk mendapatkan cukup udara ke paru-paru. Selama serangan asma, frekuensi pernapasan sering kali meningkat. Bahkan peningkatan kecil dapat menjadi tanda masalah pernapasan yang lebih buruk. Penting untuk terus memperhatikan frekuensi pernapasan.

2. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah sekumpulan kondisi yang ditandai dengan kerusakan paru-paru jangka panjang. Penyakit paru obstruktif kronik merupakan penyebab umum pernapasan cepat. Penyakit ini sering terjadi pada orang dengan riwayat merokok.

3. Dehidrasi

Dehidrasi dapat mempercepat pernapasan. Dehidrasi terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup air untuk memenuhi kebutuhannya. Ketika mengalami dehidrasi parah, kadar cairan yang rendah dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius. Komplikasi ini dapat mempercepat frekuensi pernapasan.

4. Demam

Ketika demam, tubuh mencoba mendinginkan tubuh dengan bernapas lebih cepat. Pernapasan cepat dapat berarti infeksi semakin parah.

5. Kondisi Jantung

Jantung berhubungan erat dengan pernapasan. Jantung bekerja sama dengan paru-paru untuk mengedarkan darah beroksigen ke organ-organ vital tubuh.

Pada penyakit jantung, fungsi jantung memburuk dan tidak dapat memompa banyak darah. Ketika ini terjadi, tubuh tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkannya dan pernapasan meningkat.

6. Infeksi

Flu, pneumonia, tuberkulosis, dan infeksi lainnya dapat menyebabkan pernapasan kita termasuk anak cepat. Peradangan ini dapat membuat sulit bernapas. Ketika tubuh tidak dapat mengambil napas panjang dan dalam, tubuh  akan bernapas lebih cepat untuk mencoba mendapatkan lebih banyak oksigen.

7. Overdosis

Overdosis aspirin atau amfetamin dapat mempercepat pernapasan. Beberapa obat stimulan seperti obat untuk pasien ADHD juga menyebabkan frekuensi pernapasan cepat, Bunda.

Demikian ulasan mengenai frekuensi pernapasan bayi hingga anak-anak. Semoga bermanfaat untuk menjaga kesehatan Si Kecil.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online