Ketahui Kondisi Fibrilasi Atrium pada Jantung, Benarkah Berisiko Stroke?

5 hours ago 1

Kesehatan jantung sangat penting untuk diperhatikan, Bunda. Seiring dengan bertambahnya usia, semakin banyak penyakit yang bisa menyerang jantung, misalnya saja seperti fibrilasi atrium (FA).

Fibrilasi atrium sendiri merupakan kelainan yang irama di serambi jantung atau atrium. Artinya, denyut jantung yang awalnya berdetak secara reguler menjadi irreguler.

"Kita lihat di EKG (elektogram) jarak denyut satu ke denyut lain itu beda-beda bentuknya. Di mana di serambi itu bisa denyutnya sampai seratus kali per menit," ungkap Consultan Cardiologist Interventional Cardiologist, Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, SpJP(K), FIHA., FAsCC, dalam acara Konferensi Pers Heartology Cardiovasclar Hospital, Rabu (8/1/2025).

"Tapi pastinya sering merasakan ada keluhan seperti berdebar atau tidak nyaman atau cuma capek," sambungnya.

Kasus fibrilasi atrium di Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, dr. Dicky menyebut bahwa angka kasus fibrilasi atrium di Indonesia masih cukup banyak. Meski begitu, data yang didapatkan saat ini masih belum maksimal.

"Di Indonesia, walaupun ini datanya kurang lengkap, ya sekitar yang kuning (cukup tinggi). Kurang lengkap dalam artian apa? Pendeteksiannya masih belum maksimal atau optimal," paparnya.

"Sebagai contoh, di Eropa dan di Amerika kita bisa lihat prevalensinya tinggi karena mungkin deteksinya yang jauh lebih menyeluruh untuk populasinya," tambahnya.

Kasus fibrilasi atrium ini juga sangat berhubungan dengan faktor usia, Bunda. Semakin tua seseorang disebut akan semakin berisiko.

Tidak hanya itu, dr. Dicky juga mengatakan kondisi ini turut dipengaruhi oleh genetik serta ras tertentu. Ia juga menyebut kondisi FA lebih tinggi terjadi pada laki-laki.

"Jadi saat ini risiko laki-laki terkena FA lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan perempuan. Usia, etnisitas, seks, dan genetik, ini adalah hal yang enggak bisa kita ubah, itu sudah bawaan dan tidak bisa diganti," jelasnya.

Dokter Dicky menyebut, kondisi fibrilasi atrium juga berisiko lebih tinggi menyebabkan stroke, Bunda.

Hubungan fibrilasi atrium dengan stroke

Ilustrasi Fibrilasi Atrium

Ilustrasi Fibrilasi Atrium/Foto: iStock

Dalam acara yang sama, dr. Dicky mengungkapkan bahwa risiko paling berat dari fibrilasi atrium adalah terjadinya stroke. Hal ini terjadi karena darah yang yang membeku mengalir ke otak.

"Atrium atau serambi kan harusnya memompa, tetapi saat terjadi fibrilasi atrium, dia hanya bergetar saja. Saat dia hanya bergetar ya bilik ini (serabi satunya) tetap akan memompa tetapi irreguler. Tapi bilik atau serambi (satunya) hanya akan bergetar. Artinya darah di dalam atrium ini tidak mengalir normal lagi. Apa yang terjadi kalau darah tidak mengalir dengan baik? Pembekuan," paparnya.

"Pembukuan darah ini akhirnya bisa lepas dan mengikuti aliran darah. Apa yang paling dekat kalau jantung memompa? Itu yang paling dekat adalah otak, menyumbat, akhirnya menjadi stroke. Sehingga pasien dengan ini memiliki risiko lima kali lebih tinggi untuk terjadi stroke," sambung dr. Dicky.

Fibrilasi atrium sendiri tidak menyebabkan kematian secara langsung, Bunda. Namun, kondisinya tetap perlu diperhatikan terlebih jika menyebabkan stroke.

"FA sendiri tidak bikin meninggal secara langsung. Tapi kalau sampai stroke, stroke pada FA itu berbeda dengan stroke karena usia. Tapi dia karena pembekuan darah, itu ukurannya biasanya cukup besar sehingga pembuluh darah otaknya langsung tersumbat yang cukup besar. Artinya stroke-nya itu besar, jadi itu yang sangat dikhawatirkan," jelasnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Jangan lupa saksikan lagi video pencegahan stroke di usia muda berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(mua/fir)

Loading...

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online