Ketahui Peran Dokter Spesialis OBGYN (Sp.OG) dan Cara Tepat Memilihnya saat Hamil

3 hours ago 1

Jakarta -

Dokter spesialis obgyn atau Sp.OG adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam perawatan pada sistem reproduksi perempuan. Dokter spesialis obgyn menangani kondisi kesehatan pada pasien yang memengaruhi menstruasi, kehamilan, persalinan, dasar panggul, dan organ reproduksi internal dan eksternal.

Dokter spesialis obgyn dapat bekerja di berbagai tempat, termasuk klinik, unit rumah sakit, dan pusat bedah. Dokter obgyn juga mewawancarai pasien, mendiagnosis kondisi kesehatan, meresepkan obat, melakukan prosedur, dan melakukan operasi di rumah sakit.

Mengutip laman University of Medicine and Health Science, bidang Obstetri dan Ginekologi sangat luas dan beragam. Beberapa Dokter spesialis obgyn menangani dan mengurus semua jenis masalah kesehatan reproduksi pada perempuan. Sementara, ada juga dokter spesialis obgyn lainnya memilih untuk mengkhususkan diri dalam satu bidang medis tertentu yang disebut subspesialis, Bunda.

Dalam artikel ini akan dibahas lengkap mengenai dokter spesialis obgyn, mulai dari tahapan pendidikan, prosedur yang bisa mereka lakukan hingga tips memilih dokter spesialis obgyn sesuai kebutuhan.

Mengenal dokter spesialis OBGYN

Berbicara tentang dokter spesialis obgyn, Bunda mungkin bertanya-tanya. Apa itu obstetri dan ginekologi? Apa perbedaan antara obstetri dan ginekologi? Apa beda obgyn dengan Sp.OG?

Pertama, tidak ada beda obgyn dengan Sp.OG, obgyn adalah sebutan Sp.OG dalam Bahasa Inggris. Obgyn adalah akronim yang menggabungkan dua disiplin ilmu yang saling terkait erat. Ada perbedaan penting dalam fokus obstetri dan ginekologi.

1. Obstetri

Obstetri adalah studi tentang tubuh perempuan sebelum kehamilan, selama kehamilan, saat melahirkan, dan pada periode pascapersalinan. Dokter kandungan memberikan perawatan kehamilan untuk ibu dan janin, membantu persalinan, dan kemudian membantu ibu pulih dari tekanan fisik dan mental selama kehamilan dan persalinan. 

2. Ginekologi

Ginekologi adalah studi tentang kesehatan reproduksi dan fungsinya dalam tubuh perempuan. Di sisi lain, dokter ginekologi tidak membantu persalinan atau merawat perempuan hamil. Mereka justru berfokus pada kesehatan rahim, ovarium, tuba falopi, dan organ lain dalam sistem reproduksi perempuan. Baik dokter kandungan maupun ginekolog dapat meresepkan obat atau melakukan operasi untuk merawat pasien.

Tahapan pendidikan dokter Sp.OG

Mengutip laman resmis Universitas Airlangga, lama pendidikan untuk bisa menjadi seorang dokter spesialis kandungan di Indonesia, rata-rata 5-7 tahun. Namun, sebelum menjalani pendidikan dokter spesialis, seorang dokter muda akan menjalani masa koas, kegiatan koas sesuai dengan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ini meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di rumah sakit umum daerah (RSUD) sesuai penempatannya.

Berikut tahapan pendidikan dokter Sp.OG yang perlu diketahui!

1. Program pendidikan dokter

Dikutip dari laman resmi Universitas Maranatha, program pendidikan dokter terdiri dari dua tahap, Bunda. Yakni tahap pendidikan sarjana (S-1) dan tahap pendidikan profesi untuk mendapatkan gelar dokter.

Sebelum menjadi seorang dokter, seseorang harus mengambil pendidikan sarjana yang dapat ditempuh selama 3,5 hingga 4 tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana, akan menyandang gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.).

2. Pendidikan profesi dokter 'koas'

Kemudian untuk jenjang pendidikan profesi dokter, dapat diempuh dalam 1,5 – 2 tahun. Program profesi dokter ini mungkin lebih dikenal dengan istilah 'koas'. Koas adalah jenjang pendidikan profesi dokter yang wajib untuk diambil guna memperoleh gelar dokter.

Selain itu, di tahap ini, mahasiswa program profesi dokter juga harus melalui tahap Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Itu adalah ujian akhir yang harus ditempuh sebelum mendapatkan gelar dokter yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI.

UKMPPD biasanya dilaksanakan setelah mahasiswa program profesi dokter menyelesaikan studinya selama 6 tahun. Jika dinyatakan lulus UKMPPD, mahasiswa program profesi dokter akan memperoleh gelar dokter (dr.) serta Surat Tanda Registrasi (STR).

3. Magang atau internship

Setelah mendapat gelar dr., jenjang selanjutnya adalah mengikuti program magang atau internship. Program ini umumnya berlangsung selama beberapa bulan hingga satu tahun. Magang biasanya diadakan di rumah sakit, klinik, atau institusi medis lainnya.

4. Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) 

Setelah tahapan-tahapan tersebut, barulah seorang dokter bisa mengambil program pendidikan dokter spesialis (PPDS). Program spesialis akan menyiapkan seorang dokter untuk menjadi seorang dokter spesialis yang akan menghabiskan waktu pendidikan selama empat hingga enam tahun. Setelah menyelesaikan PPDS di bidang obgyn, seorang dokter akan mendapat gelar Sp.OG. Nantinya, dokter spesialis bisa mengambil pendidikan lanjutan yang lulusannya akan bergelar Sp.OG (KFM), Sp.OG, MOG, Sp.OG(K) MARS, dan lainnya.

Kondisi medis yang dikonsultasikan pada dokter spesialis OBGYN

Mengutip laman  Baylor College of Medicine, dokter spesialis obgyn adalah ahli dalam menangani berbagai macam kondisi. Berikut kondisi medis yang dikonsultasi pada dokter spesialis obgyn:

  • Pendarahan Menstruasi Abnormal
  • Pap Smear Abnormal
  • Pendarahan Uterus Abnormal
  • Amenore
  • Displasia Serviks
  • Polip Serviks
  • Polip Endometrium
  • Endometriosis
  • Gangguan Medis dan Masalah pada Kehamilan
  • Menopause
  • Gangguan Menstruasi
  • Kehamilan Ganda
  • Kista Ovarium
  • Komplikasi Kehamilan
  • Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
  • Fibroid Uterus
  • Atrofi Vagina

Tes dan prosedur yang dilakukan spesialis OBGYN

Dokter Sp.OG dapat membantu mendiagnosis dan menangani berbagai macam kondisi kesehatan yang mungkin dialami pasien. Mereka membantu pasien hamil selama masa kehamilan dan persalinan, tetapi mereka juga menangani kesehatan seksual dan reproduksi umum untuk remaja dan perempuan.

Mereka dapat melakukan prosedur dan perawatan rawat inap dan rawat jalan seperti pemeriksaan panggul, USG, prosedur sterilisasi (mengikat tuba fallopi), histeroskopi, dan histerektomi.

Selama kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan, mereka memberikan perawatan prenatal rutin, menangani kehamilan berisiko tinggi, dan komplikasi kehamilan seperti persalinan prematur.

Mereka juga melakukan tes dan pemeriksaan untuk infeksi menular seksual (IMS), pemeriksaan kanker serviks (Pap smear), dan mammogram.

Subspesialis dokter Sp.OG

Selain itu, ada banyak spesialisasi terkait OB/GYN seperti onkologi ginekologi, pengobatan panggul perempuan, bedah reproduksi, perencanaan keluarga kompleks, dan endokrinologi reproduksi serta infertilitas.

Dalam beberapa kasus, perempuan yang memiliki kondisi khusus terkait kesehatan sistem reproduksinya harus menemui dokter spesialis kandungan dan ginekologi yang memiliki pelatihan khusus di bidang ini.

1. Onkologi ginekologi (Sp.OG(K) Onk.)

Dikutip dari Medical News Today, ahli onkologi adalah istilah medis untuk dokter yang mengkhususkan diri dalam pengobatan kanker. Ahli onkologi ginekologi atau (Sp.OG(K) Onk.) menangani kanker organ reproduksi, seperti kanker ovarium dan serviks.

2. Fetomaternal (Sp.OG-KFM)

Ahli kedokteran ibu-janin atau Fetomaternal (Sp.OG-KFM) menangani kehamilan berisiko tinggi. Mereka mengkhususkan diri dalam kesehatan ibu dan bayi, dan mungkin juga mengawasi persalinan yang rumit atau berisiko tinggi, seperti persalinan normal bayi dalam posisi sungsang.

3. Endokrin dan fertilitas (Sp.OG(K)FER.)

Ahli endokrinologi reproduksi adalah spesialis infertilitas atau (Sp.OG(K)FER.). Mereka mendiagnosis masalah infertilitas dan mengembangkan rencana perawatan. Banyak yang menawarkan prosedur fertilisasi in vitro (IVF).

4. Uroginekologi dan bedah rekonstruksi panggul

Spesialis kedokteran panggul perempuan dan ahli bedah rekonstruksi berfokus pada cedera dan gangguan pada dasar panggul dan struktur terkait. Mereka dapat mengobati inkontinensia, memberikan terapi fisik dasar panggul, atau melakukan operasi untuk memperbaiki organ panggul yang prolaps.

5 Cara memilih dokter kandungan yang tepat

Konon memilih dokter kandungan seperti memilih jodoh. Cocok atau tidak cocok, dan lain sebagainya. Berikut lima cara memilih dokter kandungan yang tepat seperti dikutip dari laman Penn Medicine Lancaster General Health:

1. Asuransi

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah rumah sakit mana yang ada dalam jaringan asuransi Bunda? Situs web perusahaan asuransi kesehatan Bunda adalah tempat yang tepat untuk memulai pencarian rumah sakit.

Penyedia asuransi biasanya memiliki daftar penyedia yang dapat dicari dalam jaringan, atau Bunda dapat menelepon untuk memeriksa apakah perawatan dari penyedia tertentu ditanggung.

Saat Bunda melakukannya, inilah saat yang tepat untuk mengetahui apa saja yang ditanggung polis asuransi Bunda terkait dengan kehamilan, hingga persalinan dan melahirkan. Dengan pengetahuan ini, Bunda dapat mencegah 'kejutan' saat tagihan medis datang.

2. Reputasi Dokter Spesialis

Cerita dari mulut ke mulut adalah salah satu cara yang paling membantu untuk mempersempit daftar dokter Sp.OG. Meskipun pengalaman sendiri selama kehamilan mungkin berbeda dari orang lain, akan selalu menyenangkan mengetahui bahwa seseorang yang Bunda percayai merasa senang dengan perawatan yang diberikan.

Ajukan pertanyaan tentang pengalaman mereka, mulai dari perawatan medis hingga perilaku, untuk mengetahui apakah menurut Bunda dokter mereka juga cocok untuk Bunda.

Jika Bunda baru mengenal suatu area atau tidak memiliki seseorang yang dapat memberikan rekomendasi yang baik, lihat ulasan daring. Biasanya dokter spesialis yang disukai akan memiliki sejumlah ulasan yang baik.

3. Spesialisasi dan Jabatan Dokter

Penting untuk mempertimbangkan jenis dokter yang ingin Bunda ajak bekerja sama selama kehamilan Bunda. Beberapa praktik memiliki beberapa dokter yang memiliki jabatan dan cara berbeda untuk mengelola perawatan Bunda.

Saat Bunda melakukan riset, akan sangat membantu jika Bunda membaca biografi dokter untuk mengetahui sertifikasi dewan mereka, dan apakah mereka memiliki pelatihan atau keahlian dalam aspek perawatan tertentu.

Jika Bunda memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya, Bunda mungkin lebih memilih dokter yang mengkhususkan diri dalam faktor risiko tertentu. Misalnya, jika Bunda tahu bahwa Bunda berisiko terkena diabetes gestasional selama kehamilan, Bunda dapat memilih seseorang yang mengkhususkan diri dalam komplikasi ini.

4. Pilihan Rumah Sakit

Sebelum memilih dokter Sp.OGuntuk kehamilan Bunda, penting untuk mengetahui rumah sakit mana yang memiliki hak istimewa untuk menerima pasien, artinya, mereka akan melahirkan bayi Bunda. Banyak dokter yang berafiliasi dengan satu rumah sakit saja, jadi penting untuk meneliti rumah sakit setempat Bunda juga.

Pertimbangkan lokasi, ulasan tentang rumah sakit itu sendiri, fasilitas apa saja yang tersedia untuk persalinan dan melahirkan, dan apakah mereka memiliki NICU di tempat atau tidak.

5. Kemudahan Akses ke Dokter

Kehamilan bisa menjadi saat ketika Bunda memiliki banyak pertanyaan dan janji temu. Memastikan bahwa Bunda mudah berkomunikasi dan mengunjungi dokter dapat membuat Bunda merasa tenang. Untuk itu, pilih dokter Sp.OG terdekat, dalam arti, komunikasi dan konsultasi lewat mana pun tidak masalah.

Waktu yang diperlukan untuk memeriksakan diri ke dokter Kandungan

Dokter kandungan dapat melakukan pemeriksaan kesehatan preventif untuk perempuan. Jadi, kapan Bunda menemui dokter kandungan?

Dikutip dari Mayo Clinic, dokter kandungan paling cocok diperlukan jika:

  • Bunda memiliki pertanyaan atau masalah terkait sistem reproduksi perempuan, termasuk payudara, rahim, ovarium, dan vulva. Ini juga dapat mencakup beberapa gejala urologi atau gastrointestinal.
  • Bunda memiliki pertanyaan atau masalah menstruasi, kehamilan, kesuburan, atau kontrasepsi.
  • Bunda memiliki masalah kesehatan seksual, seperti libido, nyeri, atau kekerasan.

Selain itu, seorang perempuan dapat berkonsultasi dengan dokter kandungan dan ginekologi mulai usia 11 tahun jika ia memiliki masalah dengan:

  • Pubertas tertunda (tidak ada perubahan jaringan payudara sebelum usia 14 tahun) atau menarche tertunda (tidak ada siklus menstruasi sebelum usia 16 tahun).
  • Siklus menstruasi yang menyakitkan, terutama jika tidak masuk sekolah atau beraktivitas karena gejala-gejala tersebut.
  • Tidak dapat memakai tampon atau memiliki pertanyaan tentang anatomi genital.
  • Pertanyaan tentang kesehatan seksual atau kebutuhan kontrasepsi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online