Kilas Balik Honor: Vakum Sejak Akhir 2019, Kini Bersiap Rebut Kembali Pasar Indonesia

1 day ago 5

Selular.ID – Kejutan terjadi di awal 2025, saat Honor memutuskan untuk kembali mengadu peruntungan di Indonesia.

Come back-nya Honor mengikuti jejak ZTE yang pada September 2022 juga sudah kembali berkiprah di Indonesia, setelah vakum sejak 2017.

Seperti diketahui, Honor sebelumnya adalah sub brand dari Huawei. Namun sejak 2021 vendor yang berbasis di Shenzhen itu, telah berdiri sendiri sebagai merek independen, gegara persoalan yang membelit raksasa telekomunikasi China itu.

Melongok ke belakang, saat masih menjadi bagian dari Huawei, Honor sempat menjadi merek popular di kalangan muda.

Menyasar segmen pelanggan muda dan pengguna pemula yang terbatas anggaran (budget segment), kinerja Honor terbilang mengilap di China. Penjualan online-nya tercatat mampu mengalahkan Xiaomi.

Menurut penelitian Sino Market Research, sepanjang 2017 penjualan online Honor di China menembus 54,5 juta unit dengan pendapatan sebesar 78,9 miliar yuan.

Pencapaian itu cukup untuk mengalahkan Xiaomi yang berada di posisi kedua dengan raihan penjualan 50,9 juta unit dan pendapatan 63,7 miliar yuan.

Sukses di China membuat Honor mantap berekspansi ke pasar global, termasuk Indonesia.

Tercatat pada Maret 2018, Honor pertama kali menjajal peruntungannya di Nusantara, lewat tiga varian, Honor View 10 dan dua smartphone kelas menengah yakni Honor 7X, dan Honor 9 Lite.

Baca Juga: Honor Konfirmasi Kehadirannya di Indonesia, Siapkan Smartphone dan Wearable

Kehadiran Honor disambut suka cita oleh konsumen Indonesia, terutama kalangan muda. Terbukti saat penjualan perdana secara flash sale di platform e-commerce Indonesia, Shopee, Kamis  (5/4/2018), smartphone tersebut ludes terjual hanya dalam hitungan waktu 60 detik saja.

Setelah tiga varian perdana itu, Honor rajin mengguyur pasar Indonesia setiap tahunnya, dengan beragam model yang mampu memikat kalangan muda yang merupakan pasar utamanya.

Sepanjang 2019 saja,  Honor memperkenalkan sejumlah varian seperti Honor 10, Honor 20 Pro, Honor View 20, Honor Play, dan Honor 8X.

Khusus varian Honor 8X berhasil memenangkan penghargaan “Best Performance Smartphone” dalam ajang Selular Award 2019.

Berdasarkan penilaian dewan redaksi, Honor 8X layak menyandang gelar tersebut karena merupakan smartphone pertama dengan chipset Kirin 710. Walaupun memiliki baterai berkapasitas 3750 Mah, Honor 8X memiliki daya yang dapat bertahan seharian.

Sayangnya, momentum pertumbuhan Honor di Indonesia terhenti, pasca pemberlakuan sanksi oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap Huawei yang diberlakukan pada pertengahan 2019.

Imbasnya sejak akhir 2019, Honor pun mati suri. Seprti halnya Huawei, Honor tak lagi meluncurkan smartphone terbaru, seiring pembatasan perdagangan yang membuat perusahaan-perusahaan AS tak lagi leluasa memasok beragam komponen kepada perusahaan China seperti sebelumnya.

Untuk bisa bertahan, Huawei memilih untuk melepas sub brand-nya itu, demi menjaga agar rantai pasokannya tetap hidup.

Dalam pidato perpisahannya, pendiri Huawei Ren Zhengfei meminta karyawan dari sub-merek Honor untuk berusaha melampaui induk perusahaan.

Ren juga meminta Honor untuk menjadi pesaing terbesar Huawei setelah perceraian. Ia tak ragu mengatakan bahwa menggulingkan Huawei harus “menjadi slogan motivasi Anda”.

Setelah penjualan yang terpaksa dilakukan Huawei kepada konsorsium baru yaitu Shenzhen Zhixin New Information Technology pada akhir 2020, asa Honor kembali menyala. Perusahaan bertekad melanjutkan kiprahnya yang sempat terhenti, baik di pasar deomestik maupun manca negara.

Faktanya, perjuangan membangun brand sendiri tanpa keterlibatan Huawei telah membuahkan hasil. Honor kini kembali menjadi salah satu merek smartphone yang popularitasnya terus meningkat dan berujung pada tingginya permintaan, terutama di pasar domestik.

Menurut penelitian Canalys terbaru, pasar ponsel pintar di China mengalami pertumbuhan 10% tahun-ke-tahun pada Q2 2024, dengan pengiriman melebihi 70 juta unit.

Vivo merebut kembali posisi nomor satu dengan mengirimkan 13,1 juta unit, menguasai pangsa pasar 19%.

Pertumbuhan ini, peningkatan 15% dari tahun sebelumnya, didorong oleh kinerja yang kuat di saluran offline dan penjualan online yang kuat selama festival e-commerce “618”.

Oppo mempertahankan posisi kedua, mengirimkan 11,3 juta unit, didukung oleh peluncuran seri Reno 12 yang baru.

Baca Juga: Honor Siap Sapa Kembali Konsumen Indonesia

Honor sukses melejit berada di posisi ketiga, dengan pengiriman 10,7 juta unit, menandai peningkatan 4% tahun-ke-tahun.

Huawei mengikutinya dari dekat, mengambil posisi keempat dengan pengiriman 10,6 juta unit, meskipun pertumbuhannya sedikit melambat.

Xiaomi juga mengalami peningkatan 17% tahun-ke-tahun dan kembali masuk lima besar dengan mengirimkan 10 juta unit.

Apple berada di peringkat keenam dengan pangsa pasar sebesar 14%, turun 2% dari kuartal kedua tahun sebelumnya. Ini adalah kali pertama Apple terlempar dari posisi lima besar pasar smartphone China.

Secara keseluruhan, berdasarkan data dari Akademi Teknologi Informasi dan Komunikasi China (CAICT), pasar ponsel pintar China kemungkinan membukukan peningkatan pertamanya dalam tiga tahun pada 2024, dengan pengiriman dalam 11 bulan pertama naik 4,9 persen menjadi 262 juta unit.

Keberhasilan Honor yang kini sukses menggamit posisi tiga besar di pasar China, tentu merupakan modal berharga bagi vendor tersebut untuk kembali berekspansi ke pasar internasional, termasuk Indonesia.

Namun, menaklukkan pasar Indonesia juga tak semudah membalik telapak tangan. Selain ketatnya persaingan, permintaan ponsel kini tak sebaik tahun-tahun sebelumnya.

Pandemi covid-19 memang telah berakhir. Namun residunya membuat penjualan smartphone di Indonesia menurun tajam.

Jika tahun-tahun sebelumnya, rata-rata bisa mencapai 50 juta unit, namun kini anjlok hanya sekitar 35 juta unit.

Melemahnya daya beli masyarakat, membuat siklus pergantian smartphone bertambah panjang. Meski vendor-vendor tetap rajin mengguyur pasar dengan model-model terbaru. Kabar baiknya, pemulihan tengah terjadi meski berlangsung secara bertahap.

Laporan Counterpoint Research menunjukkan, pengiriman sepanjang Q2 2024 tumbuh 20%, dipimpin oleh model 5G yang melonjak 98% tahun-ke-tahun dan menyumbang 32% dari total pengiriman.

Pertumbuhan 5G didorong oleh segmen kelas menengah ($200 hingga $399), yang melonjak 141% hingga menyumbang 60% dari pengiriman 5G.

Laporan Counterpoint itu menunjukkan, meski permintaan pasar belum sepenuhnya normal, namun Indonesia tetap menyimpan potensi yang besar.

Menariknya, segmen premium yang menawarkan spesifikasi lebih tinggi, diyakini bakal menjadi salah satu lumbung utama bagi para vendor.

Sejak beberapa kuartal terakhir, perangkat dengan harga di atas Rp 7 – Rp 9 juta memiliki kinerja yang lebih baik.

Riset GfK menunjukkan, daerah sekunder dan tersier, menyumbang hingga 44% penjualan smartphone berharga di atas Rp 7 juta, sepanjang semester I-2024.

Trend itu menunjukkan, konsumen kini bersedia membayar lebih mahal untuk perangkat berkualitas tinggi, sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.

Melihat kecenderungan tersebut, wajar jika kembalinya Honor difokuskan pada segmen menengah atas (mid to high end).

Seperti disampaikan dalam keterangan resminya, Justin Li, Presiden Honor South Pacific mengatakan bahwa pihaknya melihat “potensi luar biasa” di Indonesia, memprediksi permintaan kelas menengah yang terus meningkat untuk produk-produk kelas menengah premium.

“Kami berada pada posisi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan konsumen ini dengan portofolio produk yang inovatif dan luas yang mencakup berbagai kategori,” tambahnya.

Di sisi lain, langkah Honor kembali memasuki pasar Indonesia terbilang tepat, karena dilakukan setelah raksasa teknologi, Apple baru-baru ini menghadapi tantangan di Indonesia terkait persyaratan produksi lokal, yang menyebabkan larangan penjualan iPhone 16.

Pengguna fanatik yang sebelumnya “cinta mati” terhadap iPhone bisa saja beralih ke perangkat Android premium, seperti varian-varian yang kelak nantinya diluncurkan oleh Honor.

Sekarang, kita tunggu saja gebrakan Honor. Mampukah brand yang kini dikomandoi oleh George Zhao itu mampu kembali menggbrak pasar Indonesia?

Baca Juga: Kenalan dengan Smartphone Honor Penantang Baru Pasar Indonesia

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online