Jakarta -
Pernah enggak Bunda, ngebayangin kalau kehamilan kita lebih lama dari 9 bulan? Rasanya pasti enggak sabar banget ya nunggu Si Kecil lahir.
Pada umumnya, usia kehamilan berlangsung selama 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Namun ternyata ada kisah nyata dari seorang Bunda bernama Beulah Hunter, yang menjalani kehamilan terlama di dunia yakni 375 hari!
Kisah kehamilan terlama
Beulah Hunter adalah seorang Bunda dari Los Angeles, California, yang menjadi pusat perhatian dunia medis pada 1945 karena mengalami kehamilan terlama yang pernah tercatat dalam sejarah. Kehamilan Hunter berlangsung selama 375 hari, jauh lebih lama daripada kehamilan normal yang biasanya berkisar antara 280 hingga 290 hari atau setahun lebih.
Saat itu, Beulah berusia 25 tahun dan tengah mengandung anak keduanya. Pada awal kehamilannya, ia mengalami kondisi yang normal, tetapi kehamilannya mulai menarik perhatian karena janinnya terus bertumbuh tanpa tanda-tanda kelahiran meskipun waktu persalinan yang diharapkan telah berlalu.
Setelah pemeriksaan medis yang intensif, dokter menyatakan bahwa kehamilannya tetap sehat meski berlangsung jauh lebih lama dari kehamilan rata-rata. Hingga pada akhirnya, Beulah pun melahirkan seorang bayi perempuan yang sehat pada tahun berikutnya pada 21 Februari. Bayi itu diberi nama Penny Diana, dengan berat sekitar 3,14 kg.
Kontroversi dan penjelasan medis
Kehamilan Beulah Hunter menimbulkan kontroversi di kalangan medis. Beberapa dokter skeptis terhadap keakuratan catatan medisnya dan mempertanyakan apakah kehamilan tersebut sebenarnya telah berlangsung selama itu.
Namun, dikutip dari Mamamia, dokter yang menangani Hunter secara langsung, Dr. Daniel Beltz, bersikeras bahwa catatan medisnya valid. Dokter Daniel Beltz, mengatakan bahwa kritik tersebut 'sangat tidak mungkin'. Bahkan, Beltz menunjukkan hasil tes yang dilakukan di laboratorium tertanggal 24 Maret, yang membuktikan bahwa siklus menstruasi Bunda tersebut berhenti pada 10 Februari.
Selain itu, Beltz juga mengatakan bahwa detak jantung janin Beulah pertama kali terdeteksi pada September, waktu normal untuk ini adalah bulan Juli. Detak jantung janin terus terdeteksi dengan jelas, Setelah pemeriksaan medis yang intensif, dokter menyatakan bahwa kehamilannya tetap sehat meski berlangsung jauh lebih lama dari kehamilan rata-rata.
Beltz mengklaim bahwa Beulah menjadi ibu dengan kehamilan manusia terpanjang yang pernah tercatat. Kisah kelahiran Beulah menjadi headline di berbagai surat kabar di seluruh dunia.
Fenomena langka
Embrio laten termasuk fenomena biologis yang menarik dan terjadi dalam berbagai konteks, baik secara alami maupun dalam situasi medis. Fenomena ini mencakup aspek perkembangan embrio yang tidak biasa, baik pada manusia maupun pada makhluk hidup lain, seperti hewan.
Embrio laten adalah kondisi bila perkembangan embrio berhenti atau tertunda setelah terbentuk. Dalam kehamilan manusia, ini sering terjadi pada tahap awal dan dapat dihubungkan dengan berbagai faktor, seperti kelainan genetik, gangguan hormonal, atau masalah pada proses implantasi di rahim. Kondisi ini biasanya terdeteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi atau kadar hormon kehamilan yang tidak meningkat secara normal.
Pada penelitian yang dipublikasikan National Library of Medicine, Bunda kemungkinan akan mendapat manfaat dari estimasi akurat durasi persalinan untuk membantu mereka mengantisipasi, mempersiapkan, dan mengatasi pengalaman persalinan. Selain itu, durasi fase laten dapat memengaruhi hasil perinatal, dan durasi yang lebih lama dapat menandakan kemajuan persalinan yang tidak normal. Penting untuk membedakan wanita mana yang akan memperoleh manfaat lebih besar dari perawatan suportif versus intervensi yang bijaksana selama fase laten persalinan.
Selain itu, menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan American Journal Obstretics Gynecology, batas normal untuk durasi fase laten harus dipertimbangkan sekitar 20 jam pada nulipara dan 14 jam pada multipara. Faktor-faktor yang dikaitkan dengan fase laten yang berkepanjangan meliputi remodeling serviks prapersalinan atau intrapartum yang tidak memadai, analgesia atau anestesi ibu yang berlebihan, obesitas ibu, dan korioamnionitis.
Sekitar 10 persen perempuan dengan fase laten yang berkepanjangan sebenarnya mengalami persalinan palsu, dan kontraksi mereka akhirnya mereda secara spontan. Penanganan fase laten yang berkepanjangan melibatkan peningkatan aktivitas uterus dengan oksitosin atau pemberian periode istirahat ibu yang diinduksi obat penenang. Keduanya sama-sama efektif dalam memajukan persalinan ke fase dilatasi aktif. Fase laten yang sangat panjang dapat menjadi pertanda disfungsi persalinan lainnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)