Kisah Putri Diana dan Pangeran Charles III tak pernah ada habisnya untuk dibahas. Berita pernikahan mereka pada 29 Juli 1981 melegenda, bahkan digadang-gadang akan berjalan seperti kisah dongeng romantis dengan akhir bahagia hidup berdua selamanya.
Namun ternyata, di balik kemegahan istana dan senyum cantik yang terpampang di depan kamera, tersimpan luka mendalam yang dialami oleh Putri Diana. Sampai sekarang, kisah Putri Diana ini masih terus menarik perhatian penggemarnya di seluruh dunia.
Pasalnya luka mendalam yang dirasakan oleh Putri Diana muncul karena ulah suaminya sendiri, Pangeran Charles III. Trauma mendalam yang dirasakan oleh Putri Diana ini berlangsung selama pernikahan mereka dari tahun 1981 hingga mereka resmi bercerai pada tahun 1996. Bunda, mari kita simak kisah Putri Diana yang harus mengalami trauma akibat Pangeran Charless III.
Kunjungan luar negeri ke Australia yang berubah menjadi awal kisah trauma Putri Diana
Pada saat itu, usia Putri Diana baru 21 tahun. Ia dan Charles baru menikah kurang dari dua tahun dan memang masih baru berkecimpung dalam kehidupan kerajaan. Pada bulan Maret 1983 mereka melakukan salah satu kunjungan ke luar negeri untuk pertama kalinya, yaitu ke Australia. Ia kemudian sampai tujuan dengan mendarat di Alice Springs.
Jadwal kunjungan resmi pertama kalinya oleh sang Putri dan Pangeran cukup terbilang padat. Putri Diana selalu siap 24/7 selama berminggu-minggu membuatnya kelelahan. Namun, Putri Diana selalu berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
“Putri Diana tampak gelisah, bahkan wajahnya terlihat murung, dan ia menatap landasan dengan mata tertunduk selama sesi foto singkat di bandara,” menurut laporan The Age saat pasangan itu pertama kali mendarat di Australia dilansir dari Marie claire.
Perjalanan panjang dan jadwal yang padat tersebut seperti bagian dari ujian seorang Putri Diana sebagai seorang putri baru. Akan tetapi, ia berhasil memikat hati orang-orang Australia. Hal ini memang menjadi tujuan utama mereka berdua untuk melakukan kunjungan resmi ini.
Pendekatan mereka berdua terhadap warga Australia memiliki perbedaan. Pangeran Charles melakukannya dengan memberikan pidato formal.
Bertolak belakang dengan Putri Diana, sang Putri melakukannya dengan cara bincang-bincang santai dan menampilkan senyum malu-malu di hadapan para warga Australia. Hal ini membuat warga Australia senang dengan kehangatan Putri Diana
Dari laporan Newcastle Evening Chronicle, Putri Diana menjadi idola warga kota Australia. Mereka tergila-gila dengan seorang wanita cantik berusia 21 tahun ini kala itu. Orang-orang berkerumun di sisi kota untuk menyambut Putri Diana. Ramai riuh sorak sorai warga Australia menandakan Putri Diana sangat dikagumi saat itu.
Kepopuleran Diana di mata warga Australia menjadi kecemburuan Charles III
Cara pendekatan Putri Diana terhadap warga Australia memang berhasil membuatnya bersinar dan dicintai oleh mereka. Namun, ternyata berita ini tidak diterima oleh Pangeran Charles III, Bunda.
“Sekretaris pers dalam kunjungan, Victor Chapman, mendapat panggilan telepon larut malam dari Charles. Ia mengeluhkan sedikitnya liputan pers tentang dirinya dibandingkan dengan banyaknya liputan hagiografi yang diberikan kepada istrinya, Putri Diana,” tulis Tina Brown dalam The Diana Chronicles dilansir dari Marie Claire.
Morton, orang yang dipercayai oleh Putri Diana menuliskan bahwa kunjungan tersebut sangat traumatis bagi sang Putri. Putri Diana mengatakan bahwa Pangeran Charles melampiaskan rasa cemburunya kepadanya.
“Dia cemburu, aku mengerti bagaimana perasaan itu, tapi aku tidak bisa menjelaskan bahwa aku juga tidak meminta hal itu terjadi,” kata Putri Diana kepada penulis biografi kerajaan tentang suaminya.
Morton juga mengungkapkan bahwa sang Putri menangis sejadi-jadinya karena tidak sanggup menahannya terus-menerus.
Meskipun kunjungan tersebut membuat sang Putri tertekan, kunjungan itu dianggap sukses besar. “Menjelang akhir kunjungan Charles dan Diana, sebuah jajak pendapat di Australia menemukan bahwa pendukung monarki lebih banyak daripada pendukung republik, dan bukankah itu poin utamanya?” tulis Brown dalam The Diana Chronicles.
Pendekatan yang dilakukan Putri Diana terhadap warga Australia ini memang berhasil. Namun, dibalik keberhasilannya itu, sang suami, Pangeran Charles III justru memendam rasa kecemburuan terhadap istrinya. Hal ini membuat sang Putri tertekan dan merasakan trauma akibat perlakuan dari sang suaminya sendiri.
Pada tahun 2024, Charles kembali ke Australia, tetapi kini bersama Camilla sebagai istrinya. Keluarga kerajaan mengandalkan pasangan populer ini untuk memenangkan hati warga Australia.
Hal ini mungkin tidak akan menghasilkan keberhasilan yang sama dari kunjungan yang dilakukannya bersama dengan Putri Diana. Bagaimana menurut Bunda?
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap)