Jakarta -
Rumah sakit adalah tempat terbaik untuk melahirkan. Selain karena fasilitas yang lengkap, tenaga kesehatan terbaik untuk membantu persalinan juga yang ditempatkan di rumah sakit.
Namun, tidak semua rumah sakit bisa menampung pasien dalam kondisi berat atau kritis, Bunda. Setidaknya itulah yang dialami seorang bunda dari Ansan, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan ini. Ia terpaksa melahirkan di ambulans setelah ditolak bersalin di 40 rumah sakit.
Dilansir laman Korea Times, sebuah laporan dibuat ke nomor darurat 119 pada pukul 12:42 dini hari pada tanggal 10 Maret 2025. Laporan yang berasal dari Korean Emergency Firefighters Union ini berisi tentang seorang perempuan berusia 20-an, yang sedang hamil 34 minggu, akan melahirkan di Distrik Danwon, Ansan.
Petugas tanggap darurat dengan cepat menilai bahwa pasien dalam kondisi kritis. Mereka pun segera menghubungi departemen kebidanan dan ginekologi di rumah sakit di provinsi Seoul, Gyeonggi dan Chungcheong Selatan.
Namun, mereka berulang kali diberitahu bahwa perawatan untuk ibu hamil tersebut tidak tersedia. Rumah sakit dilaporkan menyebutkan alasan seperti 'perawatan kebidanan tidak tersedia di malam hari' dan 'tidak ada staf yang tersedia untuk menangani kasus tersebut'.
Petugas tanggap darurat dengan putus asa menghubungi lebih dari 40 rumah sakit selama lebih dari satu jam. Pada pukul 01.48 dini hari, pusat kendali 119 akhirnya mengamankan tempat di Seoul Medical Center di Distrik Jungnang, Seoul.
Pasien pun dibawa dengan ambulans untuk menuju ke sana. Tetapi, kondisi ibu hamil itu semakin memburuk karena ia merasakan sakit persalinan yang hebat.
Akibatnya, petugas darurat terpaksa melakukan persalinan darurat di dalam ambulans. Perempuan itu lantas melahirkan bayi laki-laki pada pukul 02.11 dini hari, atau sekitar 1 jam 30 menit setelah panggilan awal dibuat ke 119.
Pada pukul 2.36, ibu dan bayi dilarikan ke Seoul Medical Center untuk mendapatkan perawatan lanjutan. Menurut laporan, keduanya dalam kondisi stabil.
"Saat mencari rumah sakit untuk menerima pasien gawat darurat, kondisinya memburuk, sehingga petugas melakukan pertolongan darurat," kata kepala Korean Emergency Firefighters Union, Kim Gil-jung.
Kasus serupa pernah terjadi di Korea
Kasus ibu hamil melahirkan di ambulans karena ditolak rumah sakit tengah menjadi perhatian di Korea Selatan. Di bulan Maret ini, seorang perempuan asal Vietnam juga terpaksa melahirkan di ambulans karena tidak mendapatkan rumah sakit untuk bersalin.
Dikutip dari The Korea Herald, perempuan yang tidak diketahui identitasnya ini pingsan di Terminal 1 Bandara Internasional Incheon pada pukul 12.20 siang. Menurut Incheon Fire Services, tim penyelamat awalnya mencoba membawa perempuan ini ke Inha University Hospital.
Namun, staf rumah sakit di sana mengatakan bahwa mereka tidak dapat menerima pasien. Rumah sakit di sekitar Inha University Hospital juga tidak bisa menerima pasien hamil ini.
Perempuan berusia 30-an ini lalu ditempatkan dalam keadaan siaga di depan Inha University Hospital saat petugas mencoba mencari pilihan pertolongan lainnya. Namun, ketuban perempuan ini tiba-tiba pecah dan persalinan terpaksa dilakukan di ambulans. Ia berhasil melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat sekitar pukul 14.33 siang.
Setelah proses persalinan di ambulans, ibu dan anak baru diterima oleh rumah sakit. Mereka lantas mendapatkan perawatan medis, Bunda.
Kasus penolakan pasien oleh RS menjadi sorotan di Korsel
Kasus penolakan ibu mau melahirkan oleh rumah sakit memang tengah menjadi sorotan di Korea Selatan. Sejak tahun lalu, ada sejumlah kasus ambulans yang membawa pasien gawat darurat kesulitan mencari rumah sakit.
Penyebabnya jelas. Banyak rumah sakit kekurangan staf karena dipicu oleh pemogokan medis yang sedang berlangsung di Negeri Ginseng. Data bulan Februari dari National Fire Agency menunjukkan bahwa ada 104 kasus di mana ambulans ditolak oleh rumah sakit yang awalnya mereka tuju selama liburan Tahun Baru Imlek tahun ini.
Jumlah kasus ini jauh lebih banyak daripada 47 kasus selama musim liburan yang sama tahun lalu, atau 51 kasus selama periode yang sama pada tahun 2023. Keduanya data tersebut didapat sebelum pemogokan dokter terjadi.
Perlu diketahui, para dokter mogok secara massal mulai 20 Februari 2024 untuk memprotes rencana pemerintah menaikkan kuota pendaftaran di sekolah kedokteran sebanyak 2.000 tempat dalam satu tahun.
Demikian kisah pilu Bunda melahirkan di ambulans setelah ditolak 40 rumah sakit di Korea Selatan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)