Kisah Sedih Bunda Melahirkan dengan IVF Namun Ternyata Sang Bayi Bukanlah Anaknya, Kok Bisa?

1 month ago 52

Jakarta -

Seorang Bunda asal Georgia, Eropa Timur, melahirkan melalui program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF). Namun, bukannya bukannya merasa haru dan bahagia saat menyambut kelahiran Si Kecil, ia malah mendapatkan fakta yang mencengankan.

Ternyata bayi yang dilahirkan bukanlah anaknya! Kok bisa ya Bunda? Simak cerita lengkapnya berikut ini yuk.

Krystena Murray adalah seorang perempuan berkulit putih berusia 38 tahun yang menjalani prosedur IVF dengan sperma donor dari pria yang juga berkulit putih. Setelah menjalani kehamilan, ia pun melahirkan seorang bayi laki-laki pada akhir Desember 2023 di klinik Coastal Fertility Specialists di Savannah, Georgia. Akan tetapi, ia merasa heran karena bayinya berkulit hitam.

Sadar ada yang tidak beres dengan bayinya, Murray melakukan tes DNA dan menghubungi klinik kesuburan tempat dia menjalani prosedur IVF sebulan setelah melahirkan. Dari hasil tes DNA, Murray mengetahui bahwa ternyata bayi yang ia lahirkan merupakan embrio pasangan lain yang ditransfer ke rahimnya.

Walaupun begitu, Murray mengaku telah jatuh cinta dengan bayi yang dia lahirkan dan merasa miliki ikatan dengannya meski bayi tersebut bukanlah miliknya secara genetik. Setelah lima bulan bersama bayinya, Murray merasa sedih, hancur, terluka secara emosional dan fisik. Karena ia harus melepaskan dan kehilangan hak asuh penuh atas bayi yang ia lahirkan tersebut.

"Saya belum pernah merasa sehancur ini," kata Murray, yang sedang menggugat Coastal Fertility Specialists di Savannah, Georgia, dalam konferensi pers dengan Peiffer Wolf, firma hukum yang mewakilinya.

Telah lama menginginkan anak

Murray mengaku telah lama menginginkan anak. Ia mencari dan menemukan seorang donor sperma, seorang pria kulit putih seperti dirinya, memiliki mata biru dan rambut pirang untuk mendonorkan embrio.

Setelah melahirkan bayi laki-laki berkulit hitam, Murray merasa bingung. Meski begitu, Murray menyayanginya bayi tersebut sepenuh hati, merawat dan menyusuinya. Ia bahkan merasa memiliki ikatan yang dalam dengan bayinya. 

Namun kebahagiaan yang dirasakan selama lima bulan berubah menjadi momen yang paling menakutkan dalam hidupnya. Ia harus kehilangan bayi yang dia lahirkan karena bukan anak biologisnya. 

"Kelahiran anak saya seharusnya menjadi momen terbahagia dalam hidup saya, dan sebenarnya memang begitu. Namun itu juga menjadi momen yang paling menakutkan dalam hidup saya," tuturnya. 

Murray mengaku tidak pernah mengekspos wajah atau kelahiran putranya ke sosial media karena ada kejanggalan yang dia rasakan sebelum tahu anak tersebut bukan anak biologisnya. Ia juga khawatir setiap kali bel pintu berbunyi, dia takut itu adalah seseorang yang datang untuk mengambil anaknya.

Pada Maret 2024, klinik menyadari bahwa embrio yang salah telah ditransfer. Coastal Fertility Specialists menghubungi orang tua genetik bayi Murray, yang kemudian menggugat Murray untuk hak asuh. 

Murray menyewa bantuan hukum di beberapa negara bagian untuk melawan gugatan tersebut. Namun bukti Tes DNA mengonfirmasi bahwa pasangan tersebut memiliki hubungan darah dengan bayi yang dia lahirkan. 

Tim hukum Murray menyarankannya untuk menyerahkan hak asuh karena mereka tahu dia akan kalah dalam kasus hukum keluarga. Murray pun menyerahkan bayi tersebut pada Mei 2024 dan sejak saat itu tidak pernah bertemu lagi dengan bayi itu.

Murray mengatakan bahwa dampak emosionalnya sangat sulit bagi dirinya. Terlebih yang sudah dia lewati semuanya, mulai dari mengandung melahirkan, jatuh cinta pada bayinya sampai membangun ikatan yang sangat istimewa antara ibu dan bayi. Setelah itu, Murray harus kehilangan bayinya setelah lima bulan bersama. 

"Saya tidak akan pernah sepenuhnya pulih dari ini."

Meskipun pengalaman tersebut membuatnya ragu untuk menjalani IVF lagi, Murray saat ini sedang menjalani proses IVF di klinik lain.

"Saya berharap dapat melanjutkan perjalanan saya untuk menjadi seorang ibu dalam satu atau dua tahun ke depan," katanya.

Gugat klinik coastal fertility specialists

Murray tak terima dengan kesalahan transfer embrio yang dilakukan oleh klinik Coastal Fertility Specialists di Savannah, Georgia. Ia menggugat pihak klinik dengan menyewa firma hukum Peiffer Wolf untuk mewakilinya.

Siapa sangka guagatan yang dilayangkan ke klinik Coastal Fertility Specialists di Savannah, Georgia bukan yang pertama kalinya. Pada Januari, sebuah pasangan menggugat klinik setelah kesalahan dalam proses IVF menghancurkan embrio mereka.

Pasien yang menggugat klinik Coastal Fertility Specialists di Savannah setelah terjadi kerusakan pada tangki yang menghancurkan 3.500 telur dan embrio yang dibekukan. 

Dalam konferensi pers, Wolf mengatakan bahwa dia telah mewakili klien-klien dari Coastal Fertility Specialists yang embrionya terjatuh ke lantai atau tercampur dengan sperma atau telur yang salah.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online