Jakarta -
Kutil kelamin bisa dialami ibu hamil. Muncul pertanyaan seperti apa gejala kutil kelamin selama kehamilan dan apakah bayi akan aman? Yuk, ketahui gejala, penyebab, komplikasi selama kehamilan dan risiko bahaya tertular janin.
Melansir Americanpregnancy, kehamilan bisa menjadi saat yang indah dan menyenangkan untuk ibu hamil dan keluarganya. Namun, ketika didiagnosis mengalami kutil kelamin, ibu hamil dan penyedia layanan kesehatan perlu memastikan mengambil langkah yang tepat untuk memaksimalkan kesehatan selama kehamilan.
Apa itu kutil kelamin (Kondiloma akuminata)?
Kutil kelamin (kondiloma akuminata) adalah infeksi menular seksual (IMS). Asisten dokter di Santa Maria, Holly Ernst, PA-C, menjelaskan bahwa kutil kelamin biasanya muncul sebagai pertumbuhan daging di jaringan kelamin pria dan perempuan, namun banyak orang yang tidak mengalami gejala apa pun.
Kutil biasanya lunak dan berwarna seperti kulit, dengan ukuran yang bervariasi. Selain terkadang terasa gatal, terbakar, atau berdarah, kutil biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
Penyebab kutil kelamin
Kutil kelamin disebabkan oleh jenis tertentu dari human papillomavirus (HPV). HPV adalah IMS yang paling umum. Namun, tidak semua infeksi HPV menyebabkan kutil kelamin.
Ada banyak jenis HPV, dan beberapa di antaranya akan menyebabkan perkembangan kutil kelamin. Sementara yang lain dapat menyebabkan kanker pada pria dan perempuan.
Kutil sangat menular dan mudah menyebar dari orang ke orang melalui aktivitas seksual. Kutil ini akan muncul di bagian luar sekitar vagina, anus, di rektum, atau di leher rahim.
"Secara khusus, HPV menyebabkan sebagian besar kasus kanker serviks di Amerika Serikat. Inilah sebabnya mengapa perempuan sangat dianjurkan untuk melakukan Pap smear secara teratur, yang memeriksa tanda-tanda kanker serviks dan HPV." kata Ernst dilansir dari Healthline.
Faktor risiko kutil kelamin
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa infeksi HPV bertahan secara laten pada 10 hingga 20 persen dari mereka yang tertular, dibandingkan dengan 80 hingga 90 persen yang sembuh dari virus dalam waktu dua tahun setelah infeksi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 90 persen dari infeksi HPV sembuh dalam waktu dua tahun.
Namun, faktor-faktor tertentu meningkatkan risiko infeksi tidak kunjung sembuh. Faktor risiko tersebut antara lain:
- Berhubungan seksual tanpa pengaman (kondom).
- Tertular infeksi menular seksual (IMS) lainnya.
- Berganti-ganti pasangan seksual.
- Mengonsumsi alkohol.
- Merokok.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya akibat HIV/AIDS).
Sebuah penelitian dalam Journal of Infectious Diseases menunjukkan bahwa perempuan dengan gangguan sistem imun memiliki kemungkinan 3 kali lebih besar mengalami infeksi HPV yang menetap.
Gejala kutil kelamin (Kondiloma akuminata)
Melansir MayoClinic, gejala kutil kelamin meliputi:
- Pembengkakan kecil di area kelamin yang mungkin berwarna kulit atau warna lain.
- Bentuk seperti kembang kol yang disebabkan oleh beberapa kutil yang berdekatan.
- Gatal atau tidak nyaman di area kelamin.
- Pendarahan saat berhubungan seks.
- Kutil kelamin bisa sangat kecil dan datar sehingga Bunda tidak dapat melihatnya.
Namun jarang terjadi, kutil dapat berkembang biak menjadi kelompok besar pada seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Pada ibu hamil, kutil bisa tumbuh lebih cepat karena perubahan hormonal dan penurunan daya tahan tubuh.
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/Doucefleur
Cara mencegah kutil kelamin (Kondiloma akuminata)
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), cara yang paling dapat diandalkan untuk mencegah infeksi HPV adalah dengan tidak melakukan aktivitas seksual.
CDC juga menyarankan penggunaan kondom dan membatasi jumlah pasangan seksual sebagai cara untuk menurunkan risiko tertular infeksi HPV. Selain itu, organisasi tersebut merekomendasikan vaksinasi pada usia yang lebih muda untuk membantu melindungi terhadap jenis yang menyebabkan sebagian besar kutil dan kanker.
Cara mengatasi kutil kelamin (Kondiloma akuminata)
Bagaimana cara mengatasi kutil kelamin? Bunda tidak boleh mengobati kutil kelamin dengan penghilang kutil yang dijual bebas. Pengobatan ini dapat menyebabkan rasa sakit dan iritasi yang lebih parah karena obat ini keras, terutama jika dioleskan pada jaringan genital yang sensitif.
Jika ibu hamil memiliki kutil besar yang menurut dokter dapat mengganggu persalinan, Bunda dapat menghilangkannya. Hal ini dapat dilakukan dengan:
- Membekukan kutil dengan nitrogen cair
- Mengangkat kutil melalui pembedahan
- Menggunakan arus laser untuk membakar kutil
Apakah kutil kelamin membahayakan kehamilan?
Pada sebagian besar perempuan, kutil kelamin tidak menimbulkan masalah apa pun selama kehamilan. Ibu hamil yang mengalami kutil kelamin kemungkinan besar hal itu tidak akan memengaruhi kesehatan bayi. Selain itu, risiko penularan infeksi ke bayi sangat rendah.
Jika Bunda memiliki kutil kelamin atau jenis HPV apa pun dan masih khawatir tentang kemungkinan dampaknya pada kehamilan, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan pranatal. Dokter dapat memberi tahu tentang risiko spesifik yang mungkin Bunda miliki dan perawatan apa yang mungkin terbaik untuk Bunda.
Kutil kelamin terbukti tumbuh lebih cepat selama kehamilan karena keluarnya cairan, serta perubahan hormon dan sistem kekebalan tubuh. Namun, kutil kelamin selama kehamilan umumnya tidak dianggap menimbulkan risiko serius bagi ibu atau bayi.
Ada beberapa kasus langka di mana ibu telah menularkan HPV yang menyebabkan kutil ke bayi yang belum lahir, tetapi bayi tersebut biasanya mampu mengatasi gejalanya sendiri atau melalui intervensi medis dini oleh dokter.
Sangat jarang, kutil kelamin dapat ditularkan ke bayi. Dalam kasus ini, bayi biasanya akan mengembangkan kutil di mulut atau tenggorokannya beberapa minggu setelah lahir.
Komplikasi kutil kelamin yang bisa terjadi selama kehamilan
Apakah ada kemungkinan komplikasi kutil kelamin selama kehamilan? Ernst menjelaskan kutil kelamin biasanya tidak memengaruhi kehamilan. Namun, ada beberapa kasus yang dapat menimbulkan komplikasi.
Jika Bunda mengalami infeksi kutil kelamin aktif selama kehamilan, kutil dapat tumbuh lebih besar dari biasanya. Pada sebagian perempuan, hal ini dapat membuat buang air kecil terasa sakit. Kutil yang besar juga dapat menyebabkan pendarahan saat melahirkan. Terkadang, kutil pada dinding vagina dapat menyulitkan vagina untuk meregang cukup saat melahirkan. Dalam kasus ini, operasi caesar mungkin direkomendasikan.
Strain HPV yang menyebabkan kutil kelamin belum terbukti meningkatkan risiko keguguran atau masalah saat melahirkan.
Pengobatan kutil kelamin untuk ibu hamil
Pengobatan kutil kelamin saat hamil itu bervariasi dari kasus ke kasus. Namun, karena kutil itu sendiri biasanya tidak menyebabkan komplikasi apa pun selama kehamilan, dokter mungkin memilih untuk tidak mengobati kutil sama sekali selama kehamilan.
Sebenarnya tidak ada obat untuk kutil kelamin, tetapi ada obat yang tersedia yang dapat mengobati kutil agar tidak terlalu terlihat. Namun, obat-obatan yang disetujui dapat digunakan selama kehamilan sangat sedikit.
Tak mengobati tentu dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan, tetapi tidak akan menimbulkan ancaman apa pun bagi kesehatan Bunda selama kehamilan. Namun, jika dokter memilih untuk menghilangkannya, ada banyak metode aman untuk menghilangkan kutil kelamin selama kehamilan yang dapat digunakan termasuk, pembekuan, pembedahan, atau penghilangan dengan laser.
Jika Bunda memiliki obat untuk kutil kelamin yang diresepkan sebelum hamil, Bunda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya. Dokter mungkin menggunakan pengobatan topikal untuk menghilangkan kutil saat hamil jika menurutnya hal ini aman untuk Bunda dan kehamilan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)