Jakarta -
Penyanyi Selvi Kitty belum lama ini mengumumkan keputusannya untuk menjalani proses pembekuan sel telur atau egg freezing. Hal tersebut dilakukan untuk persiapan kehamilan di masa yang akan datang.
Melalui unggahan di Instagram, Selvi mengungkap tentang rencananya memiliki momongan lagi. Namun, karena belum punya rencana untuk menikah dan memiliki anak dalam waktu dekat, ia pun memutuskan untuk melakukan egg freezing.
Selain itu, Selvi juga mempertimbangkan soal usianya yang tak lagi muda. Tahun ini, usianya akan menginjak 32 tahun.
"AKU HAMIL LAGI !!!! Eits ,bukan hamil sih lebih tepatnya mempersiapkan kehamilan yang akan datang," tulisnya di Instagram @selvikitty.
"Tapi kali ini karena aku juga belum ada plan nikah dan punya anak lagi dalam waktu dekat, aku memutuskan untuk "EGG FREEZING" dengan usia ku yang sudah tidak muda lagi," sambungnya.
Selvi sebelumnya sudah pernah hamil dan melahirkan seorang putra bernama Abizard Kavin Suseno, pada tahun 2019. Abizard merupakan putra semata wayang Selvi dari pernikahannya yang berakhir cerai dengan Rangga Ilham Suseno.
Apa itu egg freezing?
Egg freezing atau pembekuan sel telur adalah salah satu cara untuk memiliki momongan bagi perempuan yang belum berencana hamil dalam waktu dekat. Prosedur ini juga dapat dilakukan pada Bunda yang sedang menjalani perawatan kemoterapi atau pengobatan endometriosis parah.
Dilansir Healthline, pembekuan sel telur yang dikenal sebagai kriopreservasi oosit adalah salah satu bentuk teknologi bantuan reproduksi. Egg freesing merupakan solusi untuk mempertahankan 'kesuburan', baik karena masalah kesehatan atau untuk menunda memiliki anak.
Dokter ginekologi Pardis Hosseinzadeh, M.D., M.S.C., mengatakan bahwa 'jam biologis atau usia' juga menjadi salah satu faktor terbesar perempuan memutuskan untuk menjalani prosedur ini. Seiring bertambahnya usia, jumlah dan kualitas sel telur akan menurun.
Pada akhirnya, perempuan berhenti berovulasi (melepaskan sel telur dari ovarium untuk pembuahan) saat mencapai masa menopause (umumnya antara usia 45 dan 55 tahun). Usia merupakan faktor terpenting dalam keberhasilan pembekuan sel telur.
"Persediaan sel telur mulai menurun lebih cepat sekitar usia 37 tahun. Pada usia 43 tahun, 90 persen sel telur perempuan menjadi tidak normal, yang berarti sel telur tersebut tidak berpotensi untuk bisa menjadi kehamilan," ujar Hosseinzadeh, dikutip dari laman Johns Hopkins Medicine.
"Pembekuan sel telur setelah usia 40 tahun biasanya tidak direkomendasikan, tetapi dapat dipertimbangkan pada kasus tertentu," sambungnya.
Tahapan dalam egg freezing
Berikut tahapan dalam proses egg freezing atau pembekuan sel telur:
- Bunda akan diberikan 2-3 obat hormon yang disuntikkan sendiri setiap hari selama 10-12 hari. Cara ini dilakukan untuk mendorong sel telur berkembang pada saat yang sama.
- Untuk melacak perkembangan sel telur selama periode ini, Bunda juga akan menjalani empat hingga enam kali USG panggul dan pemeriksaan darah rutin.
- Setelah sel telur tersebut matang, Bunda akan menjalani prosedur pembedahan yang dipandu dengan USG untuk mengambilnya. Prosedur rawat jalan ini memakan waktu 20-30 menit dengan anestesi.
- Seorang embriolog akan memverifikasi bahwa sel telur tersebut matang, yang berarti sel telur tersebut berpotensi untuk dibuahi.
- Sel telur yang telah melalui proses verifikasi lalu disimpan dengan cepat ke dalam freezer, atau di dalam tangki nitrogen cair di laboratorium embriologi.
Efek samping egg freezing
Efek samping egg freezing biasanya tidak parah dan merupakan hasil dari peningkatan kadar hormon alami yang terjadi akibat stimulasi ovarium. Efek samping tersebut dapat meliputi:
- Perubahan suasana hati
- Hot flashes
- Sakit kepala
- Mual
Setelah prosedur pengambilan sel telur, beberapa wanita mungkin mengalami perut kembung, kram, dan nyeri ringan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, pasien dapat mengalami sindrom hiperstimulasi ovarium. Kondisi tersebut dapat terjadi ketika obat-obatan yang digunakan untuk merangsang ovarium membuat kadar hormon menjadi sangat tinggi, hingga menyebabkan pembesaran ovarium, kebocoran cairan ke dalam perut, dan menyebabkan kelainan elektrolit.
Menurut penelitian, perempuan yang berusia di bawah 35 tahun lebih mungkin mengalami efek samping ini. Demikian pula, perempuan dengan kondisi yang mendasari seperti PCOS atau indeks massa tubuh (IMT).
Demikian cerita Selvi Kitty yang memutuskan untuk menjalani egg freezing, serta serba-serbi terkait pembekuan sel telur. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)