TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan pihaknya belum mewacanakan adanya kuota tambahan bagi jemaah haji 2025. Menurut dia, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan secara matang jika ingin mendapat tambahan kuota haji.
“Kami harus hati-hati di sini (penambahan kuota haji). Berdasarkan pengamatan kami di Mina itu sudah finish (penuh) ya,” kata Nasaruddin dalam rapat bersama Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan pada Rabu, 12 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Nasaruddin, meski ada potensi penambahan kuota namun belum tentu pemerintah siap. Sebab, ada potensi kenyamanan bagi jemaah haji yang dikorbankan. “Siapkah kita dengan fasilitas tambahan itu? Tanpa mengurangi kenyamanan kuota yang sudah ada,” ujar dia.
Nasaruddin mengatakan penambahan kuota secara mendadak bisa menimbulkan kebingungan. Terutama terkait penempatan jemaah saat menetap di Mina dan Arafah.
Di sisi lain, Menag menyatakan tetap mengupayakan adanya penambahan kuota untuk petugas haji. Menurut dia, petugas haji penting untuk memastikan kelancaran jemaah Indonesia selama beribadah di Tanah Suci.
Pemerintah Arab Saudi sebelumnya memutuskan untuk mengurangi kuota pendamping haji hingga 50 persen pada musim haji 1446 Hijriyah/2025 Masehi. Pada 2024, jumlah petugas haji Indonesia mencapai 4.200 orang. Dengan pengurangan tersebut, hanya sekitar 2.100 petugas yang akan mendampingi jemaah pada 2025.
Terdapat 221.000 jemaah haji Indonesia yang akan diberangkatkan pada pelaksanaan ibadah haji 2025. Jika petugas haji dikurangi menjadi 50 persen artinya rasio pendampingan menjadi 1 petugas untuk 100 jemaah. Sementara, pada kuota normal dengan 4.200 petugas, rasionya adalah 1 petugas dapat melayani 50 jemaah.