Mengenal Sindrom Puting Sedih dan Pengaruhnya saat Menyusui Bayi

3 weeks ago 26

Jakarta -

Menyusui adalah perjalanan yang indah namun sering kali rumit dengan segala hitam putihnya. Termasuk adanya sindrom puting sedih atau sad nipple syndrome. Yuk, mengenal sindrom puting sedih dan pengaruhnya saat menyusui bayi.

Meskipun baru ada sedikit penelitian terhadap kondisi ini, ternyata banyak perempuan mengakui merasa sedih saat putingnya disentuh, Bunda. Kesedihan ini pun pada akhirnya bisa memberikan pengaruh pada menyusui.

Memuncak dan mengerut, kemerahan dan berkerut, sensitif dan nyeri. Ini adalah kata-kata yang paling umum digunakan untuk menggambarkan sensasi puting yang berbeda. Namun selama beberapa tahun terakhir, banyak perempuan yang curhat menggambarkan perasaan sedih mereka saat puting mereka disentuh

Memang, orang-orang dari segala usia menyuarakan kesedihan payudara secara daring, berbagi bagaimana payudara lecet, belaian, dan ciuman puting di mana terkadang dapat membangkitkan perasaan putus asa yang mendalam. Ternyata, ada nama untuk ini lho, Bunda, yakni sindrom puting sedih.

Sindrom puting sedih (sad nipple sydrome)

Jesse Kahnqueer dan Michelle Forcier dari The Warren Alpert Medical School of Brown University mengatakan bahwa sindrom puting sedih menggambarkan saat seseorang mengalami emosi yang intens, biasanya negatif saat puting payudaranya disentuh.

Emosi yang terkait dengan sindrom puting susu sedih dapat berkisar dari kesedihan hingga depresi, kejengkelan hingga kemarahan, hingga rasa malu, kata mereka. Dan hampir semua jenis sentuhan dapat memicu luapan emosi. 

“Hal ini dapat terjadi akibat sentuhan fisik dari pasangan atau diri sendiri, selama menyusui, atau sebagai respons terhadap perubahan suhu, atau bahkan dari angin yang bertiup atau pakaian yang menyentuh puting susu.”

Sindrom puting susu sedih atau sad nipple syndrome adalah fenomena yang terjadi saat seseorang merasakan nyeri emosi negatif yang intens saat atau setelah putingnya disentuh, kata Khan.

Emosi negatif yang terkait dengan permainan puting susu atau sentuhan lainnya berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa orang, termasuk insinyur perangkat lunak dan influencer gaya hidup Thaovy Van, menggambarkan perasaan sedih yang tak terkendali. Yang lain melaporkan perasaan bersalah atau malu, sementara yang lain mengungkapkan perasaan kesepian, rindu rumah, atau nostalgia.

Sementara itu, mantan editor dan penulis Well+Good Amelia McBride berbagi, "Sejak saya ingat, saya mengalami serangan kesedihan, kecemasan, dan rasa malu yang aneh dan acak saat menyentuhnya," katanya. 

Memang pada realitanya, tidak semua orang mengalami sindrom puting susu sedih sebagai respons terhadap rangsangan yang sama. Bagi sebagian orang, perasaan itu muncul secara acak dan tiba-tiba dan dapat disebabkan oleh kontak puting susu nonseksual, kata Kahn. Bagi yang lain, yang memicu perasaan tidak nyaman terutama adalah permainan puting dalam suasana seksual.

Penyebab sindrom puting sedih

Belum ada penelitian medis yang dilakukan tentang mengapa dan kapan sindrom puting sedih terjadi, kata Michelle Forcier MD, MPH, FAAP, seorang dokter di FOLX, penyedia layanan kesehatan daring. Sayangnya, hal itu terjadi karena penelitian seputar kesejahteraan seksual dan reproduksi perempuan sangat kurang diteliti dan kurang didanai karena seksisme. 

Tahukah Bunda bahwa The National Institutes of Health tidak mulai mendorong para ilmuwan untuk mengikutsertakan perempuan dalam penelitian mereka hingga tahun 1986. Namun, para ahli memiliki beberapa hipotesis tentang apa yang dapat memicu kondisi misterius ini. Berikut ini beberapa penyebab potensial sindrom puting sedih:

1. Dysphoric milk ejection reflex (D-MER)

Saat masa menyusui Si Kecil, Bunda mungkin mengalami dysphoric milk ejection reflex (D-MER), menurut Monte R. Swarup, MD, seorang dokter kandungan dan ginekologi bersertifikat dan pendiri HPD Rx.

Kondisi medis ini memengaruhi sekitar sembilan persen perempuan saat menyusui. Busui dengan D-MER melaporkan perasaan sedih serupa yang dialami oleh orang yang tidak menyusui dengan sindrom puting susu sedih, katanya.

Bagi mereka yang mengalami D-EMR, penurunan emosi biasanya terjadi tepat sebelum ASI dikeluarkan, biasanya saat menyusui atau memompa, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Breastfeeding Journal.

2. Sensitivitas puting secara umum

Keluarnya ASI bukanlah satu-satunya hal yang dapat menyebabkan perubahan kimiawi. "Puting yang sangat sensitif memiliki endorfin yang dilepaskan saat disentuh," yang dapat menyebabkan sensasi tidak enak pada individu yang melaporkan sindrom puting sedih, menurut Dr. Swarup seperti dikutip dari laman Wellandgood.

3. Siklus menstruasi

Puting susu yang sakit dan nyeri merupakan gejala pramenstruasi yang umum. Fluktuasi estrogen dianggap merangsang jaringan payudara sedemikian rupa sehingga puting susu menjadi sensitif terhadap sentuhan.

Nah, di sinilah kesedihan muncul. Ketika suasana hati yang buruk juga merupakan bagian umum dari PMS. Dengan demikian, mungkin saja seseorang yang mengalami pramenstruasi tidak mengalami sindrom puting susu sedih, tetapi mereka sedih dan puting susu mereka kebetulan disentuh. 

Saat ini, tidak ada protokol pengobatan resmi untuk sindrom puting susu sedih. Terutama, hal itu karena lebih banyak bukti ilmiah perlu dikumpulkan untuk menentukan apakah sindrom puting susu sedih bersifat hormonal, psikologis, fisiologis, atau mungkin, campuran dari ketiganya, kata Dr. Swarup. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online