Niat Puasa Rajab dan Qadha Ramadhan Beserta Hukumnya

Jakarta -

Rajab adalah bulan ketujuh dalam kalender Hijriah dan termasuk salah satu dari empat bulan yang paling dimuliakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, seluruh umat Muslim dianjurkan untuk menjalani amal kebaikan sebanyak mungkin di bulan Rajab.

Salah satu cara menunjukkan cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW pada bulan Rajab adalah dengan melakukan puasa sunnah.

Keutamaan puasa Rajab

Dalam hadis Rasulullah disebutkan sunnah hukumnya melaksanakan puasa di bulan mulia. Rajab termasuk dari salah satu empat bulan mulia atau asyhurul hurum. Adapun empat bulan tersebut selain Rajab, yakni Muharram, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah.

Jumlah hari puasa Rajab yang dianjurkan

Dilansir dari laman detikcom, tidak ada aturan yang mengharuskan puasa Rajab dilakukan pada hari-hari tertentu, sehingga umat Muslim bebas memilih hari sesuai kemampuannya masing-masing.

Puasa ini juga dapat dilakukan seperti puasa sunnah lainnya, misalnya puasa Senin dan Kamis, puasa tiga hari di pertengahan bulan atau puasa Ayyamul Bidh, atau puasa Daud yang dilakukan secara bergantian setiap dua hari.

Hukum menggabungkan niat puasa Rajab sekaligus Qadha Ramadhan

Menggabungkan puasa Rajab sekaligus Qadha Ramadhan sering menjadi perdebatan para ulama. Namun, perlu diketahui juga bahwa membayar Qadha Ramadhan tidak diisyaratkan harus di bulan Syawal. Diriwayatkan dari Aisyah RA dalam riwayat Bukhari dan Muslim,

كانَ يَكونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِن رَمَضَانَ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلَّا فِي شَعْبَانَ

"Saya memiliki hutang puasa Ramadhan, dan saya tidak sanggup membayarnya kecuali di bulan Sya'ban". (HR. Bukhari dan Muslim)

Riwayat tersebut menunjukkan bahwa Qadha Ramadhan dapat dilakukan di luar bulan Syawal, bahkan bisa dilaksanakan hingga bulan Sya’ban, Bunda.

Namun, masih banyak perdebatan terkait menggabungkan puasa Rajab dan Qadha Ramadhan. Pendapat pertama menyatakan boleh menggabungkan dua puasa. Pendapat ini dianut oleh sebagian ulama Syafi’iyah dan juga difatwakan oleh Lembaga Fatwa Mesir.

Imam as-Suyuti dalam karyanya al-asybah wa an-nadzair menyatakan bahwa, “Jika seseorang melakukan qadha puasa, puasa nazar, atau puasa kaffarah, kemudian ia berniat untuk berpuasa pada hari Arafah, maka puasanya sah dan ia akan memperoleh dua pahala, yaitu pahala wajib dan pahala sunnah.”

Sementara itu, pendapat kedua tidak memperbolehkan puasa tersebut digabung. Pendapat ini dianut oleh Syaikh bin Baz, Syaikh Dr. Abdurrahman Ali Al-Askar, dan syaikh Dr. Muhammad bin Hasan.

Mereka mengatakan tidak boleh menggabungkan niat Qadha Ramadhan dengan niat puasa sunnah. Jika digabungkan, hilang niat puasa sunnah yang dibaca, dan yang sah adalah niat puasa Qadha. Pendapat ini didasarkan pada kaidah fiqhiyah yang berbunyi:

إن النية إذا تزاحمت غلبت الكبرى الصغرى

"Sesungguhnya niat apabila digabungkan, maka yang besar akan mengalahkan yang kecil".

Bacaan niat Qadha Ramadhan: Arab, latin, dan artinya

Berikut bacaan niat puasa Qadha Ramadhan sekaligus puasa Rajab yang dapat Bunda ketahui:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى.

Nawaitu shauma ghadin 'an qadha-i fardhi ramadhaana lillaahi ta'aalaa

Artinya:

"Saya niat berpuasa untuk mengganti puasa Ramadhan karena Allah Ta'ala."

Bacaan niat puasa Rajab: Arab, latin, dan artinya

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma syahti rajaba sunnata lillaahi ta'aala

Artinya:

"Saya niat puasa bulan Rajab, sunnah karena Allah Ta'ala."

Nah, itulah keutamaan puasa Rajab dan bacaan niatnya yang dapat Bunda ketahui. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)