Panduan Berpuasa Selama Ramadhan untuk Penderita Diabetes

1 month ago 27

Ramadhan 2025 sudah tiba. Wahai Bunda penderita diabetes, mari pahami panduan berpuasa yang aman agar tidak mempengaruhi kadar gula darah dalam tubuh. 

Puasa Ramadhan menjadi salah satu ibadah wajib yang dilakukan umat Muslim (ketika sudah baligh). Namun terkadang hal ini bisa menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi penderita diabetes.

Jika Bunda merasa tidak sehat memang tidak anjurkan berpuasa dan bisa menggantinya setelah Ramadhan usai. Untuk itu, penting bagi penderita diabetes mengetahui beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan ibadah puasa selama Ramadhan.

Berpuasa untuk penderita tetap dapat dilakukan tapi sangat bergantung pada kondisi kesehatan masing-masing. Keputusan untuk berpuasa merupakan pilihan pribadi, namun sangat penting berkonsultasi dengan dokter atau tim medis sebelum memulai.

Dengan pemantauan yang tepat, puasa Ramadhan bisa dilakukan dengan aman. Ingat, ada risiko seperti gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) atau tinggi (hiperglikemia) yang berpotensi menyebabkan komplikasi serius saat menjalankan ibadah puasa.

Kelompok orang berisiko tinggi, seperti penderita diabetes yang menggunakan insulin atau memiliki komplikasi seperti kerusakan pada mata, ginjal, hingga saraf, biasanya dibebaskan dari kewajiban berpuasa. Kelompok lain yang juga dikecualikan termasuk anak-anak, orang lanjut usia, ibu hamil, dan mereka yang sedang sakit.

Untuk itu, konsultasi dengan dokter dan pemuka agama sangat dianjurkan untuk menentukan apakah puasa dapat dilakukan atau tidak. Mengutip dari situs Diabetes dan WebMD, mari memahami panduan berpuasa selama Ramadhan untuk Bunda penderita diabetes.

Bolehkah penderita diabetes berpuasa?

Penderita diabetes masih bisa menjalankan puasa tapi harus memperhatikan beberapa faktor penting. Jika Bunda memiliki diabetes tipe 1, riwayat hipoglikemia berat, atau komplikasi lain, dokter mungkin akan menyarankan untuk tidak berpuasa.

Berbeda ketika dokter mengizinkan, pastikan untuk memantau kadar gula darah secara teratur dan menyesuaikan konsumsi obat serta pola makan selama berpuasa. Lain hal ketika kadar gula darah terlalu rendah dan Bunda mengalami gejala seperti gemetar, berkeringat, atau kebingungan, sebaiknya segera membatalkan puasa dan mengonsumsi makanan dan minuman manis untuk menormalkan kadar gula darah.

Sebaliknya, jika kadar gula terlalu tinggi dan menyebabkan dehidrasi atau ketoasidosis diabetik (DKA), segera konsultasikan dengan dokter. Selain itu, penting untuk memahami tanda-tanda awal dari komplikasi diabetes yang dapat muncul selama puasa, seperti kelelahan yang berlebihan, pusing, mual, atau muntah.

Kalau gejala tersebut muncul, jangan ragu untuk segera membatalkan puasa demi kesehatan Bunda.

Syarat dan aturan berpuasa bagi penderita diabetes

Dalam Islam, puasa Ramadan berlangsung dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Jika Bunda memiliki diabetes dan ingin berpuasa, ada beberapa syarat dan aturan yang perlu dipenuhi, antara lain.

1. Konsultasi dengan dokter

Pastikan kondisi diabetes stabil dan memungkinkan untuk berpuasa. Dokter akan membantu menyesuaikan dosis obat atau insulin agar tetap aman selama berpuasa. Pemeriksaan awal sangat penting untuk menilai risiko yang mungkin terjadi, terutama jika memiliki riwayat komplikasi diabetes.

2. Pantau gula darah secara rutin

Periksa kadar gula darah lebih sering untuk menghindari risiko hipoglikemia atau hiperglikemia. Idealnya, lakukan pengecekan sebelum sahur, beberapa jam setelah sahur, sebelum berbuka, dan dua jam usai berbuka puasa untuk memastikan kadar gula darah tetap dalam batas aman.

Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan RI, kalau hasil pemeriksaan kadar glukosa darah 300 mg/dL puasa dapat dibatalkan.

4. Perhatikan gejala hipoglikemia

Jika merasa lemas, berkeringat, atau bingung, segera batalkan puasa dan konsumsi makanan manis. Hipoglikemia dapat menyebabkan kehilangan kesadaran jika tidak segera ditangani.

Untuk itu, selalu siapkan makanan darurat seperti kurma atau larutan gula jika sewaktu-waktu diperlukan. Bunda juga perlu menyegerakan berbuka dan usahakan makan sahur menjelang waktu imsak, saat puasa akan dimulai.

4. Sesuaikan dosis obat dan insulin

Dokter mungkin menyarankan perubahan dosis atau jenis obat agar lebih sesuai dengan pola makan saat berpuasa. Misalnya saja, beberapa jenis insulin kerja panjang dapat diberikan pada waktu sahur untuk menjaga kadar gula tetap stabil sepanjang hari.

5. Diskusikan dengan pemuka agama

Jika Bunda tidak dapat berpuasa karena alasan kesehatan, ada alternatif lain seperti membayar fidyah atau mengganti puasa di lain waktu. Jangan memaksakan diri untuk berpuasa jika kondisi medis tidak memungkinkan karena menjaga kesehatan juga merupakan bagian dari ibadah.

Tips berpuasa bagi penderita diabetes

Berikut tips berpuasa bagi Bunda penderita diabetes.

1. Mengubah pola makan

Pilih makanan dengan indeks glikemik rendah untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil selama puasa. Hindari makanan tinggi gula dan lemak saat berbuka.

Hindari makanan berbuka yang terlalu manis atau yang mengandung karbohidrat berlebih. Konsumsi karbohidrat kompleks seperti gandum, quinoa, dan nasi merah yang dicerna lebih lambat dan memberikan energi yang lebih tahan lama.

Makanan berbuka puasa dapat berupa buah-buahan, seperti kurma, pisang, melon, hingga pepaya.

2. Pantau kesehatan dengan cermat

Cek kadar gula darah lebih sering dan perhatikan gejala hipoglikemia atau hiperglikemia. Selain itu, catat perubahan kondisi tubuh setiap hari selama berpuasa agar lebih mudah mengenali pola yang berisiko bagi kesehatan.

3. Tetap terhidrasi

Konsumsi cukup air dan hindari minuman berkafein atau bergula tinggi saat sahur maupun berbuka puasa yang dapat menyebabkan dehidrasi. Minumlah air putih minimal delapan gelas per hari dan pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik selama sahur dan berbuka.

4. Sesuaikan aktivitas fisik

Hindari aktivitas fisik berat yang dapat menyebabkan kelelahan atau hipoglikemia. Jika ingin berolahraga, pilih waktu yang lebih aman seperti setelah berbuka puasa atau sebelum sahur dengan intensitas ringan hingga sedang.

5. Rencanakan dengan dokter

Buat rencana puasa yang aman bersama dokter agar Bunda dapat menjalankan ibadah dengan sehat dan nyaman. Jangan ragu untuk menyesuaikan pola makan, obat, dan aktivitas harian sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Itulah panduan berpuasa untuk penderita diabetes. Pentingnya konsultasi dengan dokter, mengikuti aturan yang tepat, dan memperhatikan kondisi tubuh, puasa Ramadhan tetap aman dilakukan bagi penderita diabetes.

Kesehatan menjadi prioritas utama sehingga jangan ragu untuk membatalkan puasa jika kondisi tubuh tidak memungkinkan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online